Begini Strategi PDIP Antisipasi Suara Pendukung Ganjar di Jateng Terpecah Karena Gibran
PDIP yakin sikap Gibran yang berseberangan dengan partai tidak berpengaruh terhadap suara Ganjar.
Energi tim Pemenangan hanya akan dihabiskan untuk memenangkan kandidat Ganjar-Mahfud.
Begini Strategi PDIP Antisipasi Suara Pendukung Ganjar di Jateng Terpecah Karena Gibran
DPD PDIP Jawa Tengah tidak khawatir bila suara pendukung calon presiden Ganjar Pranowo di Jateng bakal pecah usai Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres Prabowo Subianto.
Ketua Tim Pemenangan Daerah Ganjar-Mahfud Jawa Tengah, Agustina Wilujeng yakin sikap Gibran yang berseberangan dengan partai tidak berpengaruh terhadap suara Ganjar. Sebab, Ganjar pernah menjabat sebagai Gubernur Jateng selama 10 tahun.
"Kalau PDI Perjuangan solid. Sama sekali tidak ada kekhawatiran karena kekhawatiran itu energi negatif,"
kata Bendahara DPD PDIP Jateng, Agustina Wilujeng di Panti Marhaen, Kamis (2/11).
merdeka.com
PDIP fokus pada pergerakan internal. Tidak terlalu memikirkan soal Gibran. Menurut dia, energi tim Pemenangan hanya akan dihabiskan untuk memenangkan kandidat Ganjar-Mahfud.
"Kalau kita kapasitasnya itu kayak air dalam satu botol. Kalau energi dalam satu botol dipakai untuk memikirkan kompetitor kita bekerja ya tentu akan berkurang energi kita untuk menyemangati teman-teman memenangkan capres kita," ungkapnya.
Dari survei internal, Ganjar mendapat suara 70 persen energi tambahan karena Mahfud MD. Mahfud MD punya basis suara dari kalangan NU dan akademisi. PDIP optimis bisa meraih 70 persen suara untuk Ganjar-Mahfud di Jateng pada Pilpres 2024.
"Siapa kompetitif kita tentu apapun yang mereka lakukan menjadi penyemangat bagi kita untuk semakin solid semakin kuat untuk bekerja lebih ekstrem lagi," imbuh Agustina Wilujeng.
Dia menambahkan, tim pemenangan telah dibentuk hingga seluruh kecamatan di Jateng. Tim akan bekerja menggalang suara dengan target minimal 70 persen.
"Kita memiliki kewajiban untuk mengikat semua orang berada pada keinginan yang sama, Ganjar-Mahfud memimpin Indonesia 2024. Itu kewajiban yang harus kita jalankan,"
tandasnya.
merdeka.com