Cerita Arsul Sani Tolong Warga di NTT yang Didzalimi Hukum: Kini Beliau sudah Jadi Pimpinan PPP
Merasa terbantu, ternyata membuat orang yang tak disebutkan namanya oleh Arsul itu saat ini menjadi Ketua PPP di Kabupaten Belu.
Arsul sebut orang tersebut sampai menangis meminta bantuan kepadanya.
Cerita Arsul Sani Tolong Warga di NTT yang Didzalimi Hukum: Kini Beliau sudah Jadi Pimpinan PPP
Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani melakukan pertemuan dengan Badan Musyawarah Antar Gereja dan Lembaga Keagamaan Kristen Indonesia (BAMAG-LKKI). Pertemuan ini dilakukan, sebelum dirinya berpindah tugas ke Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi hakim konstitusi.
Saat itu, ia sempat menceritakan pengalamannya selama menjadi anggota dewan di DPR. Hal ini ia ceritakan di hadapan Ketua Umum BAMAG-LKKI Agus Susanto dan anggotanya.
Ketika itu, atau enam bulan yang lalu ada seorang pengusaha yang merupakan adik dari seorang Uskup di Keuskupan Belu, NTT yang disebutnya didzalimi oleh penegak hukum. Bahkan, diancam untuk ditersangkakan dalam dugaan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
"Sudah minta tolong ini, itu, sudah keluar duit miliaran, enggak usah saya sebut lah termasuk yang ada di sini, nangis-nangis datang ke saya itu, kebetulan diantar oleh Ketua PPP di NTT," kata Asrul di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (11/1).
"Saya enggak tahu, diajarin wirid apa sama Pak Agus itu loh, pokoknya terus enggak jadi ditersangkakan. Saya bilang sudah pak, dia tidak ada niat korupsi lah, sudah kalau ada dianggap kerugian, sudah dihitung suruh kembaliin saja lah," sambungnya.
Merasa terbantu, ternyata membuat orang yang tak disebutkan namanya oleh Arsul itu saat ini menjadi Ketua PPP di Kabupaten Belu. Tak hanya itu, dalam Pemilu juga ikut maju menjadi Calon Anggota Legislatif (Caleg).
Bahkan, Arsul berkelakar jika orang tersebut telah membuka atau menjadikan PPP cabang Katolik.
"Pak, puji Tuhan saya tidak jadi tersangka ini pak, sudah selesai semua. Datang ke sini bawa apaan ini, enggak. Saya kalau ini nanti sama Pak Christian malah disidok gitu loh, terima ini saya salah gitu loh. Kamu bantu saja PPP di sana lah, iya saya janji itu, duitnya saya pakai buat tambah kursi," ungkapnya.
"Saya bilang, cari saja kursi, pokoknya enggak harus Islam untuk DPRD sama DPRD Provinsi, wong sana berapa sih katanya Islam-nya cuma 10 persen di Kabupaten Belu itu," sambungnya.
Dengan bergabungnya ke PPP, membuat partainya merasa terdukung dengan Keuskupan tersebut. Apalagi, kakak dari orang tersebut yang juga menjadi Uskup ikut bersemangat untuk mendukung.
"Paling enggak nambah kursi kita di DPRD, PPP baru punya satu, nambah satu atau dua lagi di DPRD NTT gitu. Yang satu pun non muslim itu, anggota DPRD kita itu yang di NTT yang di Papua itu juga non-muslim," ucapnya.
"Jadi ya itu, itu artinya hal-hal yang saya seneng lah kalau bisa membantu seperti itu, sehingga kan soalnya orang itu setiap tahulah, kalau sudah disebut Tipikor gitu itu, sudah kaya orang itu bersalah ya," pungkasnya.