Desmond makin galak, dulu Mega, kini SBY diserang
Dulu, Desmond pernah menyebut Mega sebagai ratu lebah. Kini Desmond menyebut SBY mencla-mencle.
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turun gunung untuk mengamankan Perppu Pilkada yang diterbitkan di penghujung kepemimpinannya lalu. SBY gusar karena Partai Golkar sempat menolak Perppu Pilkada, sesuai rekomendasi para kader di Munas Bali beberapa waktu lalu.
Sejumlah langkah pun dilakukan SBY agar Perppu Pilkada nantinya disetujui oleh DPR. Dua di antaranya adalah menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana dan menginstruksikan elite Demokrat merapat ke PDIP untuk menggolkan Perppu tersebut.
Namun, langkah SBY itu rupanya mendapat kritikan pedas dari Ketua DPP Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa. Sejumlah pernyataan keras di media dilontarkan Desmond untuk SBY.
Bukan kali ini saja Desmond mengritik elite parpol. Sebelumnya, Desmond juga pernah mengritik keras Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Desmond pernah menyebut keangkuhan Mega sebagai biang keladi solidnya Koalisi Merah Putih (KMP) di parlemen.
Tak cuma itu, Desmond bahkan menyebut Mega sebagai ratu lebah. Hal itu sontak membuat geram para elite PDIP.
Kali ini, kritikan pedas Desmond dialamatkan kepada SBY yang tak lain adalah ketua umum Partai Demokrat. Berikut serangan Desmond ke SBY seperti dirangkum merdeka.com;
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Mengapa Gerindra merasa SBY bisa membantu kemenangan Prabowo? Pengalaman SBY bisa menjadi kekuatan bagi Prabowo. Tetapi, Gerindra memahami SBY tidak bisa selalu turun gunung karena juga memiliki kesibukan. "Tentu pengalaman-pengalaman beliau akan menjadi kekuatan bagi kami juga tapi kita mengerti beliau mungkin juga punya kesibukan juga, kita tunggu pada saat yang pasti nanti akan kita umumkan bersama."
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
Desmond: SBY itu politiknya loncat-loncat
Ketua DPP Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa menilai inisiatif Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadap ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla menunjukkan sikap politik bermuka dua dalam meminta dukungan Perppu Pilkada oleh pemerintah. Padahal, Demokrat, menurutnya, tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) jelas-jelas menjadi oposisi pemerintah.
"Namanya SBY kalau tidak loncat-loncat bukan SBY. Kalau politik tidak menguntungkan bukan SBY, SBY itu politiknya loncat-loncat," kata Desmond saat dihubungi wartawan, Rabu (10/12).
Menurutnya alasan dikeluarkannya Perppu Pilkada oleh SBY saat masih menjabat presiden tidak dalam kondisi mendesak. Hal itu hanya akibat respons negatif masyarakat atas disahkan UU Pilkada via DPRD.
Desmond sebut gaya politik SBY pragmatis
Ketua DPP Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa mengritik pertemuan SBY dengan Jokowi terkait Perppu Pilkada. Dia menilai, SBY sesungguhnya tidak punya alasan kuat mengeluarkan Perppu tersebut saat masih menjabat sebagai presiden.
"Tidak ada alasan Perppu itu, tidak ada dasar keluar Perppu (Perppu Pilkada). SBY kan tanpa alasan pun bakal bikin alasan, itulah SBY," kata Desmond saat dihubungi wartawan, Rabu (10/12).
Tak cuma itu, Desmond juga menilai gaya berpolitik SBY pragmatis. Di mana posisi yang menguntungkan akan langsung diambil.
"Bukan (Demokrat ingin gabung KIH). Biasa SBY itu mana yang menguntungkan, gabung KMP karena keuntungan politik, seperti itu politik mencla-mencle," katanya.
Desmond: SBY biang kerok ketatanegaraan Indonesia
Ketua DPP Partai Gerindra, Desmond J Mahesa menilai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai biang kekacauan perpolitikan Indonesia. Menurutnya, dalam persoalan pengesahan RUU Pilkada lalu SBY telah membuat gaduh.
"SBY itu biang kerok ketatanegaraan Indonesia. Dia bikin gaduh, telah main mata dengan alat kelengkapan dewan," kata Desmond di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (11/12).
Menurutnya, Perppu Pilkada hanya berisi 10 pemikiran pribadi SBY. Alasan mengeluarkan Perppu Pilkada pun tak masuk kategori darurat.
"Dia (SBY) memaksa kita untuk menyepakati Perppu Pilkada yang isinya keinginan dia. Dasarnya dipaksakan secara politik, dalam sepuluh tahun pemerintahan mengeluarkan Perppu yang bayak, sejumlah 40 lebih," terang dia.
Desmond: Yang mencla-mencle SBY, Ical lebih baik
Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J Mahesa pasang badan dan membela Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) terkait sikap Perppu Pilkada. Menurut Desmond, SBY lebih mencla-mencle dibandingkan dengan Ical dalam menyikapi Perppu Pilkada.
"Yang mencla-mencle SBY, Bang Ical lebih baik dari pada SBY," kata Desmond kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/12).
Desmond menegaskan, salah jika Ical dianggap tak konsisten soal Perppu Pilkada. Menurutnya, sikap Ical menolak Perppu Pilkada beberapa waktu lalu lantaran para peserta Munas IX Golkar menyuarakan hal tersebut.
Karenanya, kata Desmond, mau tidak mau Ical menyerap aspirasi para kader Partai Golkar itu, meski belakangan Ical berubah sikap dan mendukung Perppu Pilkada.
"Yang saya pahami (Ical) bukan mencla mencle. Pada waktu itu pendapat rekomendasi dari kawan-kawan di daerah yang akan diperjuangkan di Fraksi Partai Golkar," jelasnya.