DPR Nilai Kepuasan Terhadap Kinerja Jokowi Turun Karena Pandemi Covid-19
Daniel mendorong pemerintah lebih giat dalam bekerja. Semua elemen pemerintahan juga harus kompak menangani masa sulit.
Survei Indikator Politik Indonesia mencatat tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo terendah sejak selesai Pemilu 2019. Meski, tingkat kepuasan itu masih berada di angka 60 persen.
Anggota DPR RI Fraksi PKB, Daniel Johan menilai wajar tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi turun. Pasalnya, saat ini Indonesia mengalami pandemi Covid-19.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa saja yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Sejumlah petinggi PT Vale Indonesia Tbk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/8) pagi. Petinggi PT Vale yang datang ke Istana di antaranya Direktur PT Vale Indonesia Febriany Eddy, Chairman Vale Base Metal Global Mark Cutifani, dan Chief Sustainable and Corp Affair Vale Base Metal Emily Olson.
-
Apa tujuan utama dari sambutan Presiden Jokowi? Kepala Negara berharap para tamu menikmati jamuan hidangan dan pertunjukkan khas Indonesia yang telah disediakan. “Terima kasih atas partisipasinya. Saya berharap semangat malam ini dapat membawa kita untuk bekerja bersama berbagi akses air bersih dan sanitasi untuk semua orang,” kata Joko Widodo.
"Situasi pandemi yang memberi dampak begitu dalam terhadap penghidupan sosial dan ekonomi masyarakat tentu berpengaruh dan sangat wajar (survei turun)," katanya, Selasa (9/2).
Daniel mendorong pemerintah lebih giat dalam bekerja. Semua elemen pemerintahan juga harus kompak menangani masa sulit.
"Yang penting semua elemen pemerintah bergerak kompak dan fokus agar bisa melalui masa-masa sulit ini dengan baik," ucapnya.
Dari survei itu juga ditemukan puas tidak puasnya masyarakat terhadap kinerja presiden disebabkan oleh pilihan politik di 2019. Pendukung Jokowi cenderung puas dengan kerja presiden. Tetapi, pendukung Prabowo Subianto tetap tidak puas meski sudah menjadi bagian dari pemerintah.
Daniel berpandangan bahwa memang ada wujud protes karena perbedaan pilihan politik. Tapi angka survei bisa berubah dan dinamis.
"Mungkin wujud protes tapi survei jangan dianggap serius banget, bisa berubah terus," tandasnya.
Survei Indikator Politik Indonesia mencatat tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo terendah sejak selesai Pemilu 2019. Meski, tingkat kepuasan itu masih berada di angka 60 persen.
Pada survei Indikator Februari 2021 ini, Jokowi mendapatkan kepuasan publik sebesar 62,9 persen. Namun, hal ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai 69,5 persen.
"Tingkat kepuasan tersebut lebih rendah, atau terendah sejak selesai pemilihan umum 2019," jelas Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara daring, Senin (8/2).
Burhanuddin mengatakan, terjadi peningkatan masyarakat yang tidak puas terhadap kinerja Jokowi. Dari 28 persen menjadi 35,6 persen dalam waktu satu tahun terakhir.
"Kalau kita cek meskipun relatif cukup lumayan thdp kinerja presiden tapi tingkat ketidakpuasan mengalami kenaikan dari 28 persen jadi 35,6 persen dalam setahun terakhir," jelasnya.
Ia pun menjelaskan, puas tidak puasnya masyarakat terhadap kinerja presiden disebabkan oleh pilihan politik di 2019. Pendukung Jokowi cenderung puas dengan kerja presiden. Tetapi, pendukung Prabowo Subianto tetap tidak puas meski sudah menjadi bagian dari pemerintah.
Burhanuddin menilai, hasil survei ini bisa menjadi alarm pengingat Presiden Jokowi supaya bisa mengantisipasi. Karena ada pergeseran dari pendukung loyalnya.
"Tren ini kalau tidak diantisipasi oleh presiden itu bisa alarm karena sebagian dari pendukung loyalnya sudah mulai bergeser," tegasnya.
Survei Indikator Politik Indonesia digelar pada 1-3 Februari 2021. Survei dilakukan melalui sambungan telepon dengan responden. Sebanyak 1200 responden dipilih secara acak. Margin of error survei kurang lebih sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/ray)