Gerindra: Presiden Jokowi adalah Sosok yang Ingin Pertemuan Prabowo-Megawati Terwujud
Ahmad Muzani mengungkapkan, komunikasi antara Presiden RI terpilih Prabowo Subianto dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sangat baik dan produktif.
Hal itu disampaikan oleh Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.
Gerindra: Presiden Jokowi adalah Sosok yang Ingin Pertemuan Prabowo-Megawati Terwujud
Ahmad Muzani mengungkapkan, komunikasi antara Presiden RI terpilih Prabowo Subianto dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sangat baik dan produktif. Hal ini menanggapi wacana pertemuan keduanya yang masih belum ada kepastian.
"Sangat baik dan produktif (komunikasi)," kata Muzani kepada di kawasan Kemayoran, Jakarta, Sabtu (4/5).
Menurutnya, keduanya punya cara untuk berkomunikasi dan punya momen yang tepat kapan harus bertemu.
"Sehingga karena keduanya adalah sahabat dan kawan lama, keduanya juga sama-sama mengaku tak punya masalah," katanya.
Muzani juga bicara terkait peran Presiden Jokowi terkait wacana pertemuan Prabowo-Megawati. Menurutnya, Jokowi justru menjadi pendorong pertemuan itu terlaksana, bukan penghambat.
"Enggak, Pak Jokowi justru yang mendorong dan mengingatkan," ujarnya.
Menurutnya, tidak ada masalah secara internal antara Megawati, PDIP dengan Gerindra dan Prabowo. Dia menjelaskan, pertemuan tu masih harus menunggu momentum yang tepat.
"Mereka mengatakan tidak punya masalah dengan Prabowo, bahkan baik-baik saja hubungannya dengan Prabowo. Demikian juga kami Pak Prabowo sudah mengatakan hal yang sama tidak ada masalah. Jangankan dengan Bu Mega, dengan semuanya pun tak ada masalah," kata Muzani.
"Dan bisa bekerja sama dengan partai manapun sehingga soal pertemuan, soal waktu, soal momentum, dan saya kira tunggulah karena keduanya kedua pemimpin itu mengerti kapan harus bertemu," pungkasnya.
Terinspirasi dari Amerika Serikat
Sementara itu, Juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan ada ide untuk membentuk presidential club atau klub presiden. Menurut Dahnil, ide Prabowo hadir dengan berkaca dari Amerika Serikat (AS) yang dinilai sudah lebih matang dalam hal berdemokrasi.
“Presidential club ini istilah saja untuk menggambarkan silaturahmi yang rutin dilakukan oleh para mantan presiden dan presiden yang sedang memerintah. Itu merujuk dengan apa yang ada di Amerika Serikat misalnya ada presidential club secara informal,” kata Dahnil, Sabtu (4/5/2025).
Dahnil memastikan, presiden klub bukan menjadi sebuah institusi baru. Hanya saja, kehadirannya diharapkan dapat mewadahi para presiden pendahulu seperti Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jokowi saat Prabowo sudah dilantik dan resmi menjabat sebagai presiden ke delapan Republik Indonesia.
"Presidensial club yang saya masukan bukan mendirikan institusi baru atau Pak Prabowo mendirikan lembaga baru, bukan sama sekali. Presidential club ini merupakan wadah perkumpulan presiden yang akan diisi oleh mantan presiden RI,” jelas Dahnil.
Dahnil memastikan, semangat Prabowo adalah keberlanjutan dengan watak politik yang mempersatukan. Maka dari itu, api semangat harus terus dinyalakan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
“Semangat keberlanjutan, persatuan itu disimbolisasi dengan bentuk silaturahmi dengan sharing secara terus menerus, nantinya Pak Prabowo perlu berdiskusi dengan presiden Jokowi terus menerus, pun demikian perlu berdiskusi dengan Pak SBY, Ibu Megawati," dia menandasi.
Didukung Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi keinginan Prabowo Subianto untuk membentuk Klub Presiden atau Presidential Club saat pemerintahannya nanti. Jokowi pun menyambut positif keinginan Prabowo itu. Jokowi bahkan menyebut usulan itu bagus.
"Bagus, bagus, bagus," jawab Jokowi, Jumat (3/5/2024).
Bahkan, Jokowi sendiri siap menghadiri pertemuan dalam forum Klub Presiden, jika jadi dibentuk oleh Prabowo. Jokowi mengaku kapan saja siap menghadiri pertemuan yang dijadwalkan Klub Presiden.
"Ya dua hari sekali ya enggak apa-apa," kata Jokowi.