Iklan parpol tak signifikan pengaruhi pemilih
Belanja iklan TV Hanura mencapai Rp 70 M, sementara perolehan suaranya cuma 5%. Sementara Jokowi hanya muncul 13% di TV.
Perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2014 telah dilangsungkan 9 April 2014, kemarin. Walaupun hasil resmi perhitungan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum diketahui, namun aktivitas hitung cepat yang diadakan oleh lembaga-lembaga survei membuat publik bisa mengira-ngira berapa perolehan suara atau kursi yang diraih oleh masing-masing parpol.
Hasil hitung cepat dari berbagai lembaga survei menunjukkan PDIP menjadi yang pertama, dengan perolehan suara berkisar 18%-19%, disusul Golkar 14%-15%, Gerindra 11%-12%, Demokrat 9%-10%, PKB 9%-10%, PAN 7%-8%, Nasdem 6%-7%, PPP 6%-7%, PKS 6%-7%, Hanura 5%-6%, PBB 1%-2%, dan PKPI 0,5%-1%.
Menariknya, apakah perolehan tersebut berbanding lurus dengan aktivitas parpol saat beriklan di televisi? Apakah benar ketidakberhasilan PDIP meraih suara lebih dari 25% karena keterlambatan mereka melakukan ekspos sosok Jokowi dalam iklan teve-nya? Apa yang kami paparkan, mungkin bisa membantu memahaminya.
Sigi Kaca Pariwara, sebuah perusahaan data mining yang mengelola brand Adstensity.com, telah melakukan monitoring dan riset terhadap kemunculan iklan tayangan TV (television commercial/TVC) dalam jenis iklan kampanye politik, selama periode kampanye terbuka yakni; mulai 16 Maret 2014 pukul 00 WIB sampai dengan 5 April 2014 pukul 24.00 WIB.
Sigi menghitung frekuensi tayang setiap iklan dan mengkombinasikannya dengan harga komersial tayangan iklan per-stasiun TV berdasarkan data published rate yang tertera berikut open discount yang disertakan masing-masing Stasiun TV. Ada 10 stasiun TV yang kami monitor selama 24 jam sehari.
Hasilnya, selama periode masa kampanye terbuka tersebut ada 107 variasi tema TVC kampanye yang dilansir oleh 12 parpol peserta pemilu. Partai Gerindra menjadi partai yang paling banyak membuat variasi iklan TVC, dengan 19 tema TVC, disusul Demokrat dengan 14 tema TVC dan kemudian Golkar dengan 13 tema TVC. Sementara PBB menjadi parpol yang paling sedikit membuat variasi tema, hanya 1 tema TVC.
Sementara itu , dari jumlah frekuensi tayang, iklan-iklan kampanye milik Partai Hanura menjadi yang paling aktif, dengan total jumlah tayangan iklan mencapai 2.489 kali tayang. Sementara PBB menjadi partai yang paling sedikit beriklan di televisi. Tercatat hanya 5 kali TVC PBB tayang di televisi. Berikut
Banyaknya tayangan iklan-iklan kampanye parpol di televisi ini, berbanding lurus dengan besar dana yang dikeluarkan untuk mengongkosi iklan-iklan tersebut. Namun perhitungan tidak memasukkan unsur non-teknis.
"Di sini, kami mengabaikan adanya afiliasi beberapa parpol terhadap beberapa stasiun televisi," kata Direktur Sigi Kaca Pariwara, Sapto Anggoro dalam rilis yang diterima merdeka.com, Jumat (11/4).
Hasilnya, valuasi yang diperoleh berdasarkan perhitungan iklan-iklan tersebut per-parpol; Hanura menjadi partai yang paling royal membelanjakan uang, senilai total Rp 70,501,000,000.00. Sementara partai yang paling irit mengeluarkan uang adalah PBB dengan pengeluaran hanya Rp 400,000,000.
Yang menarik, tiga parpol yang secara kasat mata aktif mengeluarkan iklan 'berbau' politik jauh-jauh hari, yakni Golkar dan Gerindra, nampaknya tidak terlalu ngotot untuk membanjiri masa kampanye terbuka dengan tayangan iklan kampanye. Total pengeluaran mereka hanya; Golkar sebanyak Rp 39,884,500,000.00 dan Gerindra sebanyak Rp 26,490,900,000.00.
Tak urung, masa kampanye terbuka kemarin juga memberi penghasilan lumayan bagi para stasiun TV. "Jika semua belanja iklan dikalkulasi, total ada sekitar Rp 340 miliar lebih yang dibelanjakan parpol untuk industri televisi. Itu belum termasuk nilai produksi dari pembuatan iklan masing-masing," ujar Sapto.
Sosok Jokowi dan Kampanye Hitam
Namun, dalam masa kampanye terbuka kemarin juga ada kejadian menarik. Muncul sebuah tayangan iklan dengan tema ‘Menagih Janji Jokowi untuk Tetap Memimpin Jakarta 5 Tahun.’ Menariknya, siapa pemasang iklan ini tak pernah diketahui. Karena isinya, iklan ini sempat dikritisi publik sebagai bentuk iklan ini dalam catatan kami, sempat muncul di 3 stasiun TV yakni RCTI (31 kali tayang), MNC TV (21 kali tayang) dan Metro TV (3 kali tayang). Iklan ini muncul perdana pada tanggal 22 Maret 2014 dan terakhir Jokowi yang menjadi sasaran dalam kampanye tersebut adalah calon presiden dari PDIP.
Menariknya, meski telah ditasbihkan sebagai capres, PDIP tidak sedari awal mengusung sosok Jokowi dalam materi iklan kampanyenya. Justru yang dimunculkan PDIP di awal masa kampanye adalah tema 'Indonesia Sosok Jokowi dalam iklan kampanye PDIP baru dimunculkan pada 2 hari terakhir menjelang penutupan masa kampanye terbuka, yakni tanggal 3 Maret 2014. Ada 3 tema yang dilansir PDIP yakni; Mandat Megawati, Jokowi Maju - Indonesia Hebat, Membangun Indonesia Hebat. Ketiganya hanya tayang 178 kali.
"Ini hanya 13,6% dari seluruh tayangan iklan PDIP di televisi pada masa kampanye lalu," tutup Sapto.
Baca juga:
Abah Anom: Banyak caleg stres karena modalnya pas-pasan
Prediksi perolehan kursi DPR: PDIP 109 kursi, Hanura 31
Suara anak jeblok, ayah caleg ngamuk blokir jalan & pukuli warga
Ini 5 kriteria cawapres ideal versi Seknas Jokowi
5 Momen kebersamaan NasDem-PDIP
-
Dari mana rombongan Partai Hanura tersebut berasal? Bus membawa rombongan kader Hanura berjumlah 18 orang, yang hendak pulang dari acara kampanye Ganjar-Mahfud MD di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, pada Sabtu (3/2) kemarin.
-
Mengapa perolehan suara Partai Demokrat merosot di Pemilu 2014? Merosotnya perolehan suara ditengarai karena konflik internal dan beberapa tokoh partai yang terciduk kasus korupsi.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Bagaimana perolehan suara Gerindra di Pemilu 2014? Pemilu 2014, Perolehan Suara Meroket
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Prabowo saat menyapa ketua umum partai politik? Ketua umum partai politik pengusung Prabowo-Gibran terlihat hadir dalam acara tersebut. Saat Prabowo ingin menyapa para ketua umum yang hadir, dia pun berkelakar tengah mempersiapkan nama-nama yang hadir. Sebab, dirinya takut nama tersebut terlewat dapat menyebabkan koalisi tak terbentuk."Ini daftar tamunya panjang banget, jadi harus saya sebut satu-persatu. Kalau enggak disebut koalisi tak terbentuk," kata Prabowo, disambut tawa oleh para tamu yang hadir.