Kebohongan Ratna Sarumpaet dinilai sebagai dagelan politik murahan
Menurut dia, kebohongan itu juga semakin diperparah dengan para petinggi partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi. Mereka, kata pria, yang akrab disapa Awiek itu menggelar konferensi pers tanpa ada pengencekan terlebih dahulu.
Aktivis Ratna Sarumpaet mengakui kebohongannya terkait penyebab munculnya memar dan lebam di wajahnya. Menurutnya hal itu terjadi karena dia baru saja melakukan operasi plastik.
Mendengar ucapan Ratna, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achamd Baidowi merasa seperti baru saja disuguhi dagelan politik. Mengingat, Ratna sempat mendapat pembelaan dari Calon Presiden 2019 Prabowo Subianto beserta petinggi partai lainnya.
-
Bagaimana Ratna Sarumpaet menunjukkan keaktifannya di masa Orde Baru? Di masa orde baru 1998, Ratna Sarumpaet juga aktif menyuarakan keadilan. Ia bahkan berorasi saat menduduki gedung DPR RI di tahun 1998.
-
Apa yang dilakukan Ratna Sarumpaet saat melakukan kunjungan sosial di Sintang, Kalimantan Barat? Pada 1992 ia juga berkunjung ke Sintang, Kalimantan Barat dan menjalankan misi sosial. Ia juga berfoto di dalam rumah adat Dayak bersama anak-anak di sana.
-
Apa yang dilakukan Ratna Kaidah? Ratna Kaidah kini menjadi seorang selebgram Bahkan, akun instagram pribadinya sudah punya banyak follower. Media sosialnya selalu ramai dengan banyak komentar Setidaknya, ada 225 ribu orang yang mengikuti akun instagram Ratna Kaidah saat ini.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Mengapa Ratna Sarumpaet ditangkap di tahun 1998? Sebelumnya, ia bahkan sempat ditangkap pada 11 Maret 1998 di Ancol dan ditahan selama beberapa bulan karena tuduhan makar.
"Kita baru saja disuguhi dagelan politik murahan ala Ratna Sarumpaet. Ditengah kita berupaya membangun sistem politik yang beradab justru dinodai oleh perilaku tidak terpuji," kata Baidowi pada merdeka.com, Rabu (3/10).
Menurut dia, kebohongan itu juga semakin diperparah dengan para petinggi partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi. Mereka, kata pria, yang akrab disapa Awiek itu menggelar konferensi pers tanpa ada pengencekan terlebih dahulu.
"Parahnya lagi, situasi ini ditangkap dan dipercaya begitu saja oleh kawan-kawan sebelah (termasuk elitenya) tanpa konfirmasi secara mendalam dan tanpa cek and ricek," ungkapnya.
"Kasihan masyarakat dibuat suasana oleh sandiwara politik. Sedari awal memang isu penganiayaan ini memang mencurigakan," sambungnya.
Anggota Komisi II DPR ini menilai isu semacam ini tidak layak untuk digulirkan. Sebab, saat ini Indonesia tengah dirundung musibah bencana.
"Dan membantu korban bencana Palu-Donggala, malah di sisi lain ada oknum yang membuat skenario politik murahan bahkan diblow up media," ucapnya.
Diketahui, aktivis Ratna Sarumpaet mengakui dirinya membuat kebohongan soal penganiayaan oleh orang tak dikenal di Bandung. Dia meminta maaf kepada Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto telah menemui dan membelanya. Setelah menyadari kebohongan soal penganiayaan itu salah, Ratna menyesal.
Ratna mengungkapkan, wajah lebamnya itu bukan karena dianiaya, tetapi akibat operasi sedot lemak yang dilakukan di bagian pipi kiri. Operasi itu dilakukan di RS Bina Estetika Jakarta tanggal 21 September lalu.
"Saya memohon maaf kepada Pak Prabowo Subianto yang kemarin tulus membela kebohongan yang saya buat," kata Ratna di rumahnya, kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (3/10).
Baca juga:
Belajar dari hoaks Ratna Sarumpaet, politisi diminta tak mudah sebar informasi
Mabes Polri: Ratna Sarumpaet bisa jadi tersangka, tapi tidak dijerat UU ITE
Penyebaran hoaks Ratna Sarumpaet, Polri tegas 'Tidak ada minta maaf, proses dulu'
Tim Jokowi: Prabowo, Sandiaga, Amien Rais lakukan bunuh diri politik
Emil sarankan Ratna Sarumpaet minta maaf ke warga Bandung & Cimahi yang sempat resah
Cerita dokter Tompi 'ungkap' kasus-kasus janggal