Ketua MUI Usul Gelar Silaturahmi Nasional Tokoh Politik Usai Pemilu 2024
Hal tersebut dilakukan saat momentum bulan Ramadan.
Hal tersebut dilakukan saat momentum bulan Ramadan
Ketua MUI Usul Gelar Silaturahmi Nasional Tokoh Politik Usai Pemilu 2024
Ketua Majelis Ulama Indonesia(MUI) Bidang Fatwa Prof KH Asrorun Niam Sholeh mengusulkan, adanya agenda silaturahmi nasional seluruh tokoh politik seusai pemilihan umum tahun 2024.
Hal tersebut dilakukan saat momentum bulan Ramadan.
"Silaturahim seluruh elemen untuk merajut kembali kebersamaan guna membangun bangsa secara bersama dengan semangat persatuan," ujar Asrorun saat dihubungi wartawan, Selasa (12/3).
Kata Asrorun, di bulan Ramadan seperti sekarang ini seluruh pihak tanpa kecuali harus terus menjaga kondusifitas.
Caranya dengan berperilaku jujur, disiplin dan menjaga lisan.
"Perlu menjaga kondusifitas saat Ramadan ini dengan perilaku jujur, disiplin dan kemampuan menjaga lisan," ujar Asrorun.
Guru Besar UIN Jakarta ini juga mengatakan, puasa mengajarkan semua orang untuk mampu mengendalikan diri dari ucapan kotor, saling curiga dan penyebaran hoaks serta ujaran kebencian.
Selain itu, kata dia, puasa juga mengajarkan kejujuran dan kedisiplinan, serta haram melakukan tindak penipuan.
Sebelumnya, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyebut selama bulan Ramadan jangan ada rasa permusuhan, saling menggunjing dan bicara kotor.
Ia pun menyarankan agar selama momen Ramadan dipergunakan untuk memperbaiki hubungan seusai pelaksanaan pemilu tahun 2024.
“Ramadan adalah momentum kita melakukan islah sosial dengan memperbaiki hubungan sosial yang sempat koyak atau rusak, karena perbedaan sikap dan pilihan politik,” ujar Mu'ti.
Serupa seusai mengumumkan awal puasa Ramadan 1445, Menteri Agama Yaqut Chalil Qoumas juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bergandengan tangan usai menjalani kontestasi politik 2024.
Ramadan merupakan bulan penuh rahmat untuk saling menginstrospeksi diri sendiri.
“Memperbanyak ibadah dan kembali bergandengan tangan pascakontestasi politik. Perjuangan politik biarkan berlalu, mari sekarang kita berjuang meraih fitri," jelas Yaqut.