Kiai sepuh & kader PPP Jateng tolak koalisi dengan PDIP
Kalangan kiai memandang PDIP tak menampung aspirasi umat Islam.
Mayoritas kader Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) Jawa Tengah tak setuju jika partainya berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Kalangan kiai dan arus bawah partai berlambang kabah menilai PDIP kurang memperjuangkan aspirasi umat Islam.
Sekretaris DPW PPP Jateng, Suryanto mengatakan, peta aspirasi warga konstituen PPP dan para kiai sepuh panutan di wilayahnya tidak menginginkan partainya bergabung dengan PDIP dalam Pilpres mendatang.
"Saya kan sering mengikuti perbincangan internal menyikapi dinamika politik menjelang Pilpres, arahnya memang ke sana," ujar Suryanto kepada wartawan, Jumat (2/5).
Menurut Suryanto dari tingkat akar rumput hingga para pengurus struktural tingkat paling bawah, hingga di pimpinan cabang maupun wilayah, tidak menginginkan PPP berkoalisi dengan PDIP .
Suryanto menjelaskan ada beberapa alasan, mengapa tak mau berkoalisi dengan PDIP , di antaranya, PDIP kurang memperjuangkan aspirasi umat Islam. Terutama dalam keputusan-keputusan politik yang diambil di parlemen.
"PDIP dinilai banyak mementahkan UU yang mengatur kemaslahatan umat. Mereka juga sering bertentangan dengan PPP dalam hal pengesahan regulasi bagi kemaslahatan umat," katanya.
Arus bawah, lanjut Suryanto selalu mencatat hal-hal seperti itu. Mereka selalu mengingat dan dijadikan pertimbangan menentukan arah pilihan dalam dukungannya terhadap bakal capres.
Sementara itu para kiai sepuh PPP , juga memperlihatkan kecenderungan untuk tidak mendukung koalisi dengan PDIP . Sebagai partai berbasis Islam, kata Suryanto, pandangan politik para kiai sepuh selalu dijadikan rujukan penting oleh konstituen untuk mengambil keputusan politik.
Karena ada pertimbangan-pertimbangan yang mendalam sesuai syar'i dalam pandangan politik para ulama sepuh.
Beberapa kiai sepuh yang mempunyai pengaruh kuat di kalangan PPP terutama mengenai fatwanya, yaitu KH Kharis Shodaqoh, KH Ubab Maimun, dan KH Maimun Zubair.
"Kami menangkap sinyalemen yang beliau-beliau sampaikan sudah cukup jelas seiring dengan aspirasi mayoritas konstituen kami. Aspirasi seperti ini harus dijadikan pertimbangan penting para pimpinan partai, saat memutuskan arah koalisi di Rapimnas mendatang," pungkas Suryanto.
Baca juga:
Koalisi dengan PKS semakin dekat, Gerindra masih berharap PPP
SDA klaim aspirasi seluruh DPW PPP dukung Prabowo
SDA: PPP pemegang sahamnya banyak
Mantapkan koalisi, Gerindra coba gaet partai islam
Kumpulkan pengurus PPP di hotel, SDA berkelit serap aspirasi
-
Siapa yang mengapresiasi kolaborasi KPK dan Polri? Terkait kegiatan ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni turut mengapresiasi upaya meningkatkan sinergitas KPK dan Polri.
-
Apa yang diharapkan dari kolaborasi KPK dan Polri ini? Lebih lanjut, Sahroni tidak mau kerja sama ini tidak hanya sebatas formalitas belaka. Justru dirinya ingin segera ada tindakan konkret terkait pemberantasan korupsi “Tapi jangan sampai ini jadi sekedar formalitas belaka, ya. Dari kolaborasi ini, harus segera ada agenda besar pemberantasan korupsi. Harus ada tindakan konkret. Tunjukkan bahwa KPK-Polri benar-benar bersinergi berantas korupsi,” tambah Sahroni.
-
Kenapa PPP yakin bahwa Ridwan Kamil akan didiskusikan dalam koalisi? Partai berlambang Kakbah yakin nama yang muncul akan lebih dulu dimusyawarahkan dalam koalisi.
-
Apa yang dikatakan Sekjen Golkar tentang arah koalisi di Pilpres 2024? Sekjen Golkar menambahkan, di akhir pertemuan, Airlangga memakaikan jaket kuning loreng kepada seluruh ketua dewan. Jaket kuning loreng ini juga yang dikenakan seluruh Ketua DPD Tingkat I Partai Golkar saat bertemu Airlangga di Bali.
-
Apa yang dilakukan Partai Golkar dalam Pilpres 2024? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Dia menyebut, Partai Golkar telah bekerja keras.
-
Apa sikap politik Muhammadiyah dalam menghadapi Pilpres 2024? Tidak Mudah Percaya Busyro Muqoddas sebagai Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengatakan organisasi itu tidak mudah percaya pada capres tertentu, terutama dengan janji-janjinya. "Kita sudah kenyang dengan janji-janji. Jangan permainkan rakyat dengan janji-janji," ujar Busyro.