KLB Demokrat Deli Serdang: Nazaruddin Kasih Rp5 Juta Memang Salah? Orang Butuh Makan
"Jangankan Nazaruddin, Djoko Tjandra pun kalau dia keluar dan mau membantu orang apakah itu salah? Apakah itu tidak boleh diambil? Hayo, sementara orang juga butuh makan," ujar dia.
Peserta Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat Deli Serdang disebut tidak mendapat janji uang 100 juta untuk mengikuti KLB. Mereka hanya mengantongi 5 juta di awal dan tambahan 5 juta dari kader Demokrat pro KLB, Nazaruddin.
Peserta KLB Demokrat, Hencky Luntungan mempertanyakan kesalahan Nazaruddin karena memberi uang tersebut. Kata dia, Nazaruddin dengan tulus memberikan uang kepada peserta KLB agar tidak ribut.
-
Kapan serdadu KNIL menyerang Said Rasad? Serbu Sekolah Tepat pada 27 November 1945, serdadu KNIL mencoba merengsek masuk ke sekolah Teknik Simpang Haru.
-
Kapan basemen Alun-alun Kota Bandung diresmikan? Diresmikan Kamis (21/12) Mengutip bandungkota.go.id, area kuliner di basemen alun-alun sendiri dilakukan pada Kamis, 21 Desember lalu.
-
Bagaimana penataan basemen Alun-alun Kota Bandung? Pemerintah Kota Bandung sebelumnya melakukan penataan agar wilayah perkotaan menjadi lebih rapi dan tertata. Penempatan di area basemen juga memudahkan warga yang berkunjung ke alun-lalu, lalu mencari spot kuliner khas.
-
Kapan Nawawi Pomolango dilantik sebagai Ketua KPK sementara? Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sementara Nawawi Pomolango berpose sesaat sebelum memberi keterangan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (27/11/2023). Sebelumnya Presiden Joko Widodo, melantik Nawawi Pomolango sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sementara.
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Kapan Zulkarnain Lubis meninggal? Pada Jumat, 11 Mei 2018, Zulkarnain meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina Pali, Sumatra Selatan di usia 59 tahun.
"Sekarang kalau siapa pun uang dengan ketulusan apa itu salah? Saya tanya saja. Apa itu salah? Dia memberikan dengan ketulusan supaya tidak terjadi ribut-ribut salahkah itu, dosakah itu," ucapnya, Selasa (9/3).
"Jangankan Nazaruddin, Djoko Tjandra pun kalau dia keluar dan mau membantu orang apakah itu salah? Apakah itu tidak boleh diambil? Hayo, sementara orang juga butuh makan," ujar dia.
Menurutnya, tidak salah peserta KLB menerima uang dari Nazaruddin. Dia geram persoalan ini ditarik ke arah negatif.
"Kalaupun ada Nazaruddin memberikan dengan ketulusan kenapa tidak diterima? Apa salah orang memberi. Cuma kan ini ditarik ke opini yang negatif thinking. Masih bagus Nazaruddin memberikan tanpa komen," ujarnya.
Sebelumnya, Mantan Wakil Ketua DPC Demokrat Kota Kotamobagu, Gerald Piter Runtuthomas memberikan kesaksian selama mengikuti Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara. Dia mengakui tergiur iming-iming uang Rp 100 juta oleh penggerak KLB.
Namun kenyataannya, para peserta KLB hanya mendapatkan uang Rp5 juta saja. Karena tak sesuai janji, para peserta KLB memberontak.
"Yang pertama dari Maluku berontak, karena tak sesuai harapan tidak sesuai iming-iming, tidak sesuai janji," katanya dalam video yang ditayangkan DPP Partai Demokrat, Senin (8/3).
Lantas, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang juga motor KLB, M Nazaruddin turun tangan. Nazaruddin memberikan uang tambahan sebesar Rp 5 juta kepada peserta KLB yang marah.
"Kedua dari Papua mereka lakukan lagi pemberontakan tiba-tiba diamankan oleh Pak Nazaruddin begitu juga daerah lain terakhir Sulawesi Utara salah satunya saya," lanjutnya.
"Kami memberontak karena tidak sesuai harapan tiba-tiba dipanggil dan ditambahin uang Rp5 juta oleh bapak M Nazaruddin," ungkap Gerald.
Dia menjelaskan, awalnya mereka dijanjikan total Rp 100 juta jika mengikuti KLB meski bukan pemilik sah suara Demokrat. Dengan pembayaran awal Rp 25 juta setibanya di lokasi Kongres, kemudian Rp 75 juta dibayar belakangan.
Kenyataannya, kata Gerald, dirinya hanya diberikan Rp5 juta di awal. Total ia hanya mengantongi Rp10 juta dengan tambahan dari Nazaruddin.
"Total kita dapat uang Rp10 juta," tutupnya.
Diketahui, kubu kontra Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono melaksanakan Kongres Luar Biasa di Hotel The Hill di Sibolangit Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat (5/3) lalu. Hasil KLB tersebut memutuskan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjadi Ketua Umum Demokrat.
Baca juga:
Gatot Sebut Penggagas Kudeta AHY Memiliki Niat Baik
Demokrat Ungkap Pengurus Daerah Diancam untuk Pro Hasil KLB
Gatot Mengaku Diajak Kudeta AHY Dua Kali
Pasang Badan Bela AHY, Ketua DPD Demokrat Banten Siap jika Dipolisikan Moeldoko
Tentukan Nasib Demokrat, Menkum HAM Tunggu Kubu KLB Serahkan Berkas
Jamin Profesional, Menkum HAM Minta Kubu SBY-AHY Tak Asal Tuduh Pemerintah