Komisi III bakal panggil Muhammadiyah dan Densus 88 soal Siyono
"Kita mau proporsional. Kita dengar dari pihak-pihak ini. Tentu Densus 88 dievaluasi dan harap mereka koperatif."
Kematian terduga teroris Siyono dinilai tidak wajar setelah ditangkap Densus 88. Setidaknya ditemukan luka akibat benda tumpul di tubuhnya. Hal ini diketahui usai tim forensik Muhammadiyah melakukan autopsi pekan lalu.
Anggota Komisi III DPR Asrul Sani mengatakan, pihaknya akan memanggil Muhammadiyah, Komnas HAM dan KontraS dalam rapat dengar pendapat (RDP) pada Selasa (12/4) pekan depan terkait hasil autopsi terduga teroris Siyono.
"Kita berencana akan memanggil mereka pekan depan dalam RDP. Agendanya kita mau dengar apa hasil autopsi dan pendapat Kontras dan Komnas HAM," kata Asrul di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/4).
Setelahnya, kata Asrul, Komisi III juga akan mengadakan RDP dengan kepolisian. DPR berkeinginan untuk mempunyai informasi yang proporsional terkait kinerja Densus 88 tidak semata-mata karena desakan masyarakat untuk dibubarkan belakangan ini.
"Kita mau proporsional. Kita dengar dari pihak-pihak ini. Tentu Densus 88 dievaluasi dan harap mereka koperatif," jelas dia.
Asrul mengatakan tidak semata-mata membubarkan Densus 88 begitu saja sebab dibutuhkan oleh negara untuk menanggulangi terorisme. Namun DPR sebagai mitra kerja perlu mengevaluasi kinerja selama ini.
"Kalau ada anggotanya yang demikian kita jangan emosional. Kita juga butuh Densus 88. Ini kan negara hukum, kalau ada yang salah ya kita kasih tahu," pungkas dia.
Baca juga:
Komisi III akan panggil Kapolri terkait kematian Siyono
Komisi III akan cecar Kapolri soal kematian terduga teroris Siyono
Luhut yakin Densus 88 tidak bersalah terkait kematian Siyono
Siyono mati di tangan Densus, Fadli sebut nyawa di Indonesia murah
Tepis tudingan, Polri beberkan bukti Siyono terlibat terorisme
DPR curiga masih ada yang ditutupi polisi soal kasus kematian Siyono
Muhammadiyah tunggu hasil otopsi Siyono sebelum tentukan sikap
-
Apa yang dikerjakan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mendapat pujian dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni? “Sebagai mitra kerja kepolisian, Komisi III bangga sekali dengan kinerja Polri di bawah kepemimpinan Pak Kapolri Listyo Sigit. Polri tak hanya menjadi lebih humanis, tapi juga jadi jauh lebih inklusif. Kita bisa sebut semuanya, mulai dari kesetaraan gender, kesetaraan akses masuk tanpa pungli, dan kini pemberian kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengabdi. Terobosan yang luar biasa,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Selasa (27/2).
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Siapa Aipda Purnomo? Purnomo tercatat sebagai anggota kepolisian Polres Lamongan.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Bagaimana Sri Mulyani mengenalkan Thomas Djiwandono? "Namanya Pak Tommy Djiwandono, aku manggilnya mas sih sebetulnya, tapi Pak terlalu tua. Mas Tommy Djiwandono untuk yang belum kenal atau sebagian sudah mengenal beliau," ujar Sri Mulyani.
-
Siapa Muhammad Fajri? Pasien 26 tahun bernama Muhammad Fajri itu sebelumnya ditangani tim medis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).