KPU Jateng Targetkan Angka Partisipasi di Pilkada 2020 Capai 77,75 Persen
Target 77,75 hampir sama dengan target nasional. Target tersebut ditetapkan mengingat kondisi saat ini masih pandemi covid-19.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah menargetkan partisipasi masyarakat dalam Pilkada Serentak di 21 kabupaten/kota pada 2020 mencapai 77,75 persen. Target tersebut ditetapkan mengingat kondisi saat ini masih pandemi covid-19.
"77,75 itu jumlahnya hampir sama dengan target nasional. Jadi kita realistis saja, pelaksanaan Pilkada serentak masih banyak warga yang ragu datang ke TPS takut ketularan covid-19," kata Komisioner Divisi Data dan Informasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah, Paulus Widiyantoro, Rabu (14/10).
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
Meski demikian pihaknya terus berupaya melakukan sosialisasi dan meyakinkan masyarakat bahwa Pilkada 2020 aman dari penularan covid-19. Petugas di lapangan sedang mengantisipasi risiko penularan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Hingga menyiapkan teknis pencoblosan di lokasi tempat pemungutan suara (TPS).
"Seperti peserta partisipasi kita jadwalkan agar tidak berkerumun saat di TPS. Sebelum mencoblos peserta wajib menjalani screaning suhu badan, cuci tangan, pakai masker. Selain itu peserta yang akan mencoblos kita siapkan sarung tangan sekali pakai, ruang bilik pencoblosan wajib di ruang terbuka," ungkapnya.
Terkait jumlah TPS, ada sekitar 44.077. Penambahan jumlah TPS juga diikuti dengan bertambahnya jumlah tenaga Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Nantinya, setiap TPS akan diisi dengan tujuh anggota KPPS ditambah dengan petugas keamanan dan ketertiban.
Jumlah petugas KPPS terdapat 538.539 orang. Dua petugas linmas wajib ikut rapid tes sesuai instruksi KPU RI. Saat bertugas, diwajibkan memakai masker, face shield sampai rutin cuci tangan.
"Petugas Dinkes setiap pergantian warga yang mencoblos juga akan rutin menyemprotkan cairan disinfektan," jelasnya.
Peraturan KPU (PKPU) Nomor 13 Tahun 2020 sudah cukup tegas dalam mengatur protokol kesehatan pencegahan Covid-19 pada Pilkada. Jika seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Pilkada mematuhi aturan ini, ia yakin Pilkada tidak akan menciptakan kerumunan massa atau menjadi klaster penyebaran Covid-19.
"PKPU ini sebetulnya menurut saya sudah cukup tegas. Nantinya pelaksanaan coblosan dipastikan aman untuk kesehatan kita semua. Sebab semua aturan pelaksanaannya sudah sesuai standar protokol kesehatan covid-19," ungkap Paulus Widiyantoro.
(mdk/noe)