Mahfud MD Cerita Selalu Diikuti Intel: Enggak Apa-Apa, Itu Tugas Negara
Mahfud Md mengaku tidak ambil pusing jika diikuti agen intelijen dalam setiap kegiatannya.
Mahfud mengatakan malah suka diikuti oleh intelijen.
Mahfud MD Cerita Selalu Diikuti Intel: Enggak Apa-Apa, Itu Tugas Negara
Mahfud Md mengaku tidak ambil pusing jika diikuti agen intelijen dalam setiap kegiatannya. Mahfud meyakini saat dia berbicara di depan para pegawai Kemenko Polhukam saja, ada agen intelijen yang ikut mengawasi.
- VIDEO: Pesan Tegas Mahfud Tagih Janji Prabowo saat Berkuasa "Aspirasi Jangan Ditutup Intel!"
- Pesan Terakhir Mahfud untuk Pegawai Kemenko Polhukam: Jangan Ikut Urusan Politik, Intel Ada di Berbagai Lini
- Mahfud MD Ingin Bertemu Presiden Jokowi, TPN: Sedang Diatur Bersama Mensesneg
- Mahfud MD: Tidak Ada Pertentangan Antara Melanjutkan dan Perubahan
"Saya tahu di berbagai lini itu sudah ada intel (agen intelijen) pasti, dan mereka tahu bahwa di sini (Kemenko Polhukam) semuanya netral sehingga tidak ada sorotan atau intervensi ke sini, dan sekarang pun saya yakin di antara ini ada intel juga. Enggak apa-apa, itu tugas negara," kata Mahfud saat apel pagi bersama pegawai Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (2/2).
Apel pagi itu, yang digelar di pelataran Kantor Kemenko Polhukam, merupakan momen terakhir Mahfud selaku menteri koordinator bidang politik, hukum dan keamanan memberi arahan kepada jajaran pegawai dan pejabat kementerian.
"Waktu saya jadi Menhan (menteri pertahanan) dulu, intel itu adalah keperluan negara untuk melindungi negara. Oleh sebab itu, saya suka ke mana-mana kalau diikuti intel itu, saya suka, dan saya merasa perlu diikuti oleh intel agar yang saya sampaikan itu terekam dengan benar," kata Mahfud Md.
Mahfud juga meminta pegawai Kemenko Polhukam, termasuk yang berstatus aparatur sipil negara (ASN) harus dapat menjaga netralitasnya selama Pemilu 2024.
"Bekerjalah baik-baik. Tidak usah mendukung saya, profesional saja. Saya tahu banyak yang merasa terikat hatinya karena dulu bersama saya lalu sekarang di suatu tempat. Lalu saya bilang, kalau saya ke sana anda tidak usah menemui, karena anda pejabat pemerintah, aparat, sedangkan saya datang sebagai politikus dan cawapres sehingga saya bilang, tidak usah ketemu saya. Bekerja saja secara baik-baik. Jaga Indonesia ini dengan sebaik-baiknya,” kata Mahfud Md.
Di hadapan para pegawainya, Mahfud membeberkan alasan dia memutuskan mundur, meskipun aturan undang-undang memperbolehkan seorang menteri maju sebagai peserta pemilu.
Mahfud mengakui dia kesulitan menghindari konflik kepentingan yang kerap muncul saat dia menjalankan tugasnya sebagai Menko Polhukam.
“Ternyata sesudah menjalani, saya sibuk, terkadang terasa ada konflik kepentingan ketika saya berkunjung ke daerah sebagai menko tidak sebagai cawapres, terkadang ada saja orang berteriak bapak cawapres. Jadi, (saya) menjadi tidak enak sehingga saya ya harus berhenti berjalan-jalan atau berkunjung ke mana-mana sebagai Menko Polhukam,” kata Mahfud.
Sebelumnya, Mahfud menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagai Menko Polhukam kepada Presiden RI Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Dalam surat itu, Mahfud menjelaskan kepada Presiden alasan mundur utamanya karena dia maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo di Pemilu 2024.