Mahfud MD di Lumajang: Ada yang Mengatasnamakan Bansos atas Namanya Sendiri
Mahfud disambut antusias oleh kerumunan masa yang memadati lapangan Senduro, Kecamatan Senduro.
Mahfud disambut antusias oleh kerumunan masa yang memadati lapangan Senduro, Kecamatan Senduro.
- Mahfud MD ke Warga Sukabumi: Memilih Pemimpin Baik, Cari yang Tegakkan Keadilan Tanpa Pandang Bulu
- Ini Jawaban Mahfud MD saat Ditantang Ajak Menteri di Kubu Prabowo-Gibran Mundur
- Mahfud Diadukan ke Bawaslu atas Dugaan Hina Gibran, Ganjar: Jangan-Jangan Saya Sebentar Lagi Dilaporkan
- Mahfud Dilaporkan ke Bawaslu gara-gara Bilang Jawaban Gibran Ngawur
Mahfud MD di Lumajang: Ada yang Mengatasnamakan Bansos atas Namanya Sendiri
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 03, Mahfud MD menyinggung masalah bantuan sosial (Bansos) saat kunjungan di Kabupaten Lumajang, Rabu (7/2/2024).
Mahfud disambut antusias oleh kerumunan masa yang memadati lapangan Senduro, Kecamatan Senduro.
Beragam permasalahan yang menghimpit masyarakat ikut disinggung dalam sambutan pasangan Ganjar Pranowo itu. Salah satunya terkait penyaluran bantuan sosial (Bansos).
Polemik soal penyaluran bansos menjadi titik fokus yang disinggung pasangan Ganjar Pranowo itu, menurutnya bansos selama ini kerap kali disalahgunakan untuk kepentingan pribadi.
"Seperti beberapa waktu lalu misalnya, ada yang mengatasnamakan bansos atas namanya sendiri. Padahal, bansos itu asalnya dari rakyat yang disalurkan oleh pemerintah kembali kepada masyarakat. Jadi, tidak boleh kalau digunakan atas nama pribadi," kata Mahfud dalam pidatonya.
Selain itu, bantuan yang diperuntukan bagi orang tidak mampu itu seringkali salah sasaran, pembagiannya pun disebut tak mengenal tempat.
Mahfud menilai, cara penyaluran yang tepat harusnya mendatangi daftar penduduk tertentu yang namanya memang terdata sebagai rakyat tidak mampu atau dikategorikan miskin.
"Orang-orang dikumpulkan untuk mendapatkan bansos, tetapi yang datang dan menerima bantuan itu justru menggunakan sepeda motor dan naik mobil, isinya kan kaum menengah yang mampu semua," ucapnya dengan lantang.
Masalah kelangkaan pupuk juga ikut disorotnya, di mana menjadi sesuatu yang sering dikeluhkan kalangan petani.
"Permasalahan sulitnya pupuk ini, justru membuat para petani memiliki banyak hutang kepada negara. Jumlahnya hingga kini bahkan menyentuh angka 678 miliar, dan ini harusnya diatasi agar petani dapat berkembang," pungkasnya.