Megawati Tegaskan Orang Luar Tak Bisa Langsung Jadi Ketum di PDIP, Kritik Kaesang?
Megawati menilai, saat ini politik hanya digunakan untuk penggalangan kekuatan untuk kekuasaan belaka.
Megawati menilai, saat ini politik hanya digunakan untuk penggalangan kekuatan untuk kekuasaan belaka.
Megawati Tegaskan Orang Luar Tak Bisa Langsung Jadi Ketum di PDIP, Kritik Kaesang?
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menuturkan, di PDI Perjuangan tidak bisa orang dari luar partai tiba-tiba masuk menjadi ketua umum partai. Karena ada aturan di PDI Perjuangan.
Megawati mengaku tidak langsung menjadi ketua umum. Ia memulainya sebagai kader lebih dahulu.
Megawati pun mengaku merupakan petugas partai di PDIP. Ia ditugasi oleh Kongres untuk menjadi ketua umum partai.
Maka itu juga, Megawati heran dianggap sombong ketika mengatakan Joko Widodo sebagai petugas partai.
"Saya sampai bingung, lha kok saya bilang Pak Jokowi itu petugas partai, kader, lho kok saya diomongkan yang namanya katanya terlalu sombong. Itu adalah AD/ART di partai kita. Saya pun petugas partai lho," kata Megawati
"Ditugasi oleh Kongres partai untuk menjadi, dipilih kalian untuk bertanggung jawab sebagai ketua umum," kata Megawati.
Megawati tidak secara langsung menyindir seseorang. Tetapi, dalam dinamika politik belakangan, ada sosok putra bungsu Joko Widodo Kaesang Pangarep yang menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Padahal Kaesang baru tiga hari resmi menjadi kader PSI.
Melanggengkan Kekuasaan
Megawati menilai, saat ini politik hanya digunakan untuk penggalangan kekuatan. Tujuannya mendapatkan kekuasaan politik belaka.
"Poltik itu seringkali hanya dilihat sebagai penggalangan kekuatan untuk mendapatkan kekuasaan politik belaka. Berbagai cara pun dilakukan," jelas Megawati.Megawati menyoroti berbagai cara dilakukan untuk menggapai kekuasaan. Seperti menawarkan jabatan strategis, memberikan privilege kebijakan untuk menguntungkan diri sendiri dan kelompoknya, sampai menjanjikan hal yang tidak rasional.
"Kalau kita melihat ada yang dengan menawar-nawarkan jabatan strategis tertentu, ada pula yang memberikan privilege kebijakan yang menguntungkan diri sendiri atau kelompoknya, ada yang menawarkan hal-hal yang sebenarnya tidak rasional namun dianggap wajar demi meraih kekuasaan," ujar Megawati.
Megawati mengingatkan kepada kadernya bahwa PDIP merupakan partai ideologis. Sebagai organisasi politik harus mengabdi kepada bangsa dan negara.
"Kita ini partai ideologis artinya adalah tujuannya ada. Jadi kita ini harusnya sudah semua mengerti bahwa kewajiban kita sebagai organisasi politik adalah mengabdi kepada bangsa dan negara," ujarnya.
"Dalam aplikasinya adalah yang tidak bosan saya katakan turun ke bawah bertemu dengan akar rumput," sambungnya.
Megawati mengatakan, saat ini sudah banyak dianggap lumrah cara-cara melanggengkan kekuasaan. Sering kali didengar ujaran 'tidak ada makan siang gratis'.
"Tetapi kalau yang dilihat sekarang apa yang terjadi saat ini barangkali sudah dianggap lumrah dengan berbagai pembenaran seperti yang saya suka dengar itu 'tidak ada makan siang gratis'," terangnya.
Apalagi perilaku politik hari ini terus dilanjutkan maka akan melahirkan ketidakpercayaan.
"Sekiranya hal ini menjadi kultur, maka politik akan melahirkan distrust, distrust itu krisis kepercayaan. Nah ini bagaimana kita apakah juga mau menjadi sebuah organisasi politik yang demikian," tutup Megawati.