Nurdin Halid sebut Setya Novanto segera ditarik dari jabatan Ketua DPR
"Mudah-mudah teman-teman ini menyetujui untuk menarik dari Setya Novanto dari ketua DPR," tambah Nurdin.
DPP Partai Golkar menggelar rapat pleno untuk membahas pergantian posisi Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR RI Setya Novanto. Rapat pleno yang berlangsung tertutup tersebut dimulai sejak pukul 13.30 WIB tadi.
"Hari ini pasti kita putuskan, untuk menarik Setya Novanto dari jabatan Ketua DPR. Karena jabatan ketua DPR ini jabatan politis yang sangat strategis, berkaitan dengan budgeting, pengawasan dan legislasi," kata Ketua Harian Nurdin Halid di DPP Golkar, Kemanggisan, Jakarta Barat, Selasa, (21/11).
Nurdin menjelaskan, walau ada mekanisme posisi ketua DPR diisi oleh wakil ketua yang bisa melaksanakan, Golkar tetap tak ingin menyandera DPR. Sebab sudah tertuang dalam undang-undang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3) yang merupakan kewenangan dari partai Golkar untuk menunjuk ketua DPR baru asal partai beringin itu.
"Karena ini adalah kader Golkar, tentu kewenangan kader Golkar. Karena kalau kita berdasarkan hukum kita harus menunggu keputusan yang bersifat inkrah. Tetapi kita juga harus menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah tetapi asa praduga tak bersalah itu tak boleh menyandera dari kepentingan yang lebih besar," papar Nurdin.
"Mudah-mudah teman-teman ini menyetujui untuk menarik dari Setya Novanto dari ketua DPR," tambahnya.
Sementara, untuk kriteria ketua DPR, Nurdin mengatakan partainya memiliki banyak kader yang memiliki kompetensi untuk mengisi kursi pemimpin wakil rakyat tersebut.
"Nanti kita bicarakan, di Golkar banyak kader potensial. Karena di Golkar antrian panjang, begitu banyaknya kader. Jadi tidak usah khawatirkan ada figur yang potensi dan kredibel untuk menjadi ketua DPR dan Ketum Golkar," pungkas Nurdin.