Paripurna bahas revisi UU KPK dan UU Pengampunan Pajak berjalan alot
Karena perdebatan yang tak menemukan titik terang, rapat paripurna ditunda 15 menit.
Rapat Paripurna ke-13 kembali digelar di gedung Nusantara 2 DPR. Dalam rapat paripurna ini ada dua rancangan undang-undang yang diusulkan masuk prolegnas 2015.
Dalam usulannya, DPR kembali memperdebatkan soal usulan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan menggulirkan Rancangan Undang-Undang Pengampunan Pajak Nasional.
RUU Pengampunan Pajak Nasional disusun terkait penghapusan pajak terutang, penghapusan sanksi administrasi perpajakan, penghapusan sanksi pidana di bidang perpajakan, serta sanksi pidana tertentu dengan membayar uang tebusan. Meski demikian, dalam rapat paripurna ini, anggota DPR Ekky menolak adanya rancangan Undang-Undang Pengampunan Pajak dan revisi Undang-Undang KPK menjadi prolegnas 2015.
Menanggapi penolakan pengampunan pajak, Anggota Komisi XI DPR Misbakhun mengatakan, RUU Pengampunan Pajak bakal menyangkut repatriasi modal yang berbuntut uang warga Indonesia di luar negeri bisa masuk kembali ke dalam sistem perbankan Indonesia. Hal ini dibeberkan sudah selesai dibahas dalam Badan Legislasi. Namun karena permainan politik di dalam rapat paripurna ini masih ada perbedaan pendapat.
"Pajak dan RUU KPK ini sudah melalui proses yang panjang di Badan Legislasi dan sudah melalui kesepakatan semua fraksi saat bahas itu. Kesepakatan itu tidak lahir begitu saja, tapi lahir dengan pembicaraan sebelumnya," kata Misbakhun dalam rapat paripurna, di Gedung Nusantara 2, Senayan, Jakarta, Selasa (15/12).
Menurut Misbakhun, 2 rancangan undang-undang yang dijadikan agenda pembahasan hari ini tidak perlu menjadi perdebatan lagi. Semestinya, lanjut dia, 2 hal tersebut tinggal disahkan saja.
"Ini hanya bersifat pengesahan dan dukungan tidak boleh berkurang seperti di badan legislasi. Perdebatan itu sudah di badan legislasi. Sekarang hanya pengesahan," tutup Misbakhun.
Karena perdebatan yang tak menemukan titik terang, rapat paripurna yang dipimpin langsung oleh Taufiq Kurniawan langsung menunda rapat hingga 15 menit kemudian.
Baca juga:
Fit & proper test digelar hari ini, Capim bakal dicecar soal isu KPK
Mau dicoret DPR karena bukan lulusan hukum, ini pembelaan Johan Budi
Tuntut Setya Novanto mundur, anggota DPR pakai pita hitam 'Save DPR'
Bareskrim bakal jerat pejabat atau anggota DPR penikmat artis
Usai sidang di MKD, Luhut ogah ditanya lagi kasus 'Papa Minta Saham'
-
Apa harapan DPR terkait kasus dugaan korupsi tol MBZ? “Saya minta Kejagung tidak menutup peluang adanya tersangka-tersangka baru,” kata Sahroni. Selain itu, politikus Partai Nasdem ini juga mengimbau agar Kejagung terus konsisten dalam mengawal dan mengamankan Proyek Strategis Nasional (PSN).
-
Apa yang didorong oleh DPR RI kepada pihak kepolisian? Komisi III Dukung Polisi Tindak Tegas Pengguna Nopol Palsu Polda Metro Jaya terus melakukan penindakan terhadap pengendara yang kedapatan menggunakan nomor polisi (nopol) palsu. Penertiban pelat nomor rahasia palsu ini lantas mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Kata dia, pemakaian pelat palsu erat kaitannya dengan aksi sewenang-wenang di jalan yang merugikan masyarakat.
-
Apa yang dilakukan anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta saat rapat paripurna? Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Cinta Mega kedapatan tengah bermain game slot saat rapat paripurna penyampaian pidato Penjabat (Pj) Gubernur terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).
-
Apa saja yang dipuji DPR tentang kinerja Ditjen Imigrasi? “Selaku mitra kerja Kemenkumham sekaligus Ditjen Imigrasi, saya mengucapkan selamat Hari Bhakti Imigrasi ke-74. Dalam kesempatan ini, saya ingin mengapresiasi berbagai pencapaian dari Ditjen Imigrasi yang sangat inovatif,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Jumat (26/1).
-
Apa saja kasus korupsi yang berhasil diungkap Kejaksaan Agung yang mendapat apresiasi dari DPR? Kasus kakap yang telah diungkap pun nggak main-main, luar biasa, berani tangkap sana-sini. Mulai dari Asabri, Duta Palma, hingga yang baru-baru ini soal korupsi timah.
-
Bagaimana cara DPR mendukung kinerja Kejagung? Lebih lanjut, selaku mitra kerja yang terus memantau dan mendukung Kejagung, Sahroni menyebut Komisi III mengapresiasi setiap peran insan Adhyaksa.