Petuah-Petuah Tokoh Muhammadiyah Buya Syafii pada Tahun Politik
Petuah tokoh Muhammadiyah Buya Syafii ialah meminta dakwah diisi kesejukan.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif memberikan pesan-pesan penting pada tahun politik. Apalagi menjelang Pilpres 2019, tensi politik selalu hangat.
Berikut petuah-petuah Buya Syafii sebagai tokoh Muhammadiyah:
-
Siapakah Mbah Buyut Modjo? Sosok yang dimakamkan di sini dikenal dengan sebutan Mbah Buyut Modjo. Mengutip Instagram @lovesuroboyo, ia adalah sesepuh yang melakukan babat alas di wilayah Kaliasin, Kota Surabaya.
-
Siapa Imam Syafi'i? Imam Syafi’i adalah salah satu mazhab dalam agama Islam yang sekaligus merupakan kontributor pertama dari prinsip-prinsip yurisprudensi Islam.
-
Siapa Syaikh Muhammad Suhaimi? Salah satu karamah yang dipercaya dimiliki oleh sosoknya adalah bisa menghadiri pengajian di banyak tempat dalam satu waktu yang sama. Ini juga yang kemudian menjadikannya sebagai sosok wali yang misterius.
-
Siapa Briptu Mustakim? Briptu Mustakim adalah seorang polisi yang berhasil menarik perhatian banyak orang berkat penampilannya yang menawan. Banyak yang berkata bahwa ia mirip dengan beberapa aktor ternama seperti Ali Syakieb dan Herjunot Ali.
-
Siapa Muhammad Fajri? Pasien 26 tahun bernama Muhammad Fajri itu sebelumnya ditangani tim medis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
-
Siapa Sayyid Abdullah Mliwang? Mengutip buku Tuban Bumi Wali dan Tarikh Wali Tuban karya M. Nawawi, Sayyid Abdullah adalah anak dari Amir Abdul Malik. Pada sebuah masa, Sayyid Abdullah menjadi menteri di kerajaan Narasabad India. Ia bertugas sebagai delegasi penyebaran Islam di negeri-negeri timur, Cina dan wilayah Asia Tenggara.
Minta Dakwah Diisi Kesejukan
Kasus ujaran kebencian yang dilakukan Bahar bin Smith tengah ditangani pihak kepolisian. Berkaca pada kasus tersebut, Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Buya Syafii Maarif berharap jika materi dakwah bisa memberikan kesejukan dan membangun.
Isi dakwah yang disampaikan oleh para penceramah jangan sampai mengandung muatan penghinaan apalagi disertai dengan informasi bohong. "Ya, isi dakwah itu yang sejuk dong, yang damai yang membangun kesadaran manusia. Jangan menghina dengan berbagai hoaks, pakai ujaran kebencian dan segala macam. Itu menurut saya tidak beradab," kata Buya Syafii.
Muhammadiyah Jangan Dibawa Untuk Kepentingan Politik
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Buya Syafii Maarif, memberikan beberapa nasihat buat organisasi Muhammadiyah termasuk Pemuda Muhammadiyah di tahun politik ini. Buya meminta agar organisasi tersebut bersifat netral dalam pemilihan legislatif (Pileg) maupun pemilihan presiden (Pilpres). Sikap netral ini harus dipegang organisasi Muhammadiyah sesuai dengan arahan dari PP Muhammadiyah.
Selain itu, dia juga meminta agar jangan sampai organisasi-organisasi di Muhammadiyah diajak untuk mendukung atau pro pada salah satu pihak dalam Pilpres 2019 mendatang. "Jangan diajak lagi organisasi (Muhammadiyah) itu untuk pro ini pro itu lah. Menurut saya no lah. Tidak sehat. Apalagi Muhammadiyah itu masyarakat sipil yang menopang keberadaan bangsa dan negara ini sejak ratusan tahun yang lalu. Jangan dirusak untuk kepentingan politik sesaat," katanya.
Persatuan dan Keutuhan Bangsa Mesti Dijaga
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Buya Syafii Maarif akhir pekan lalu dikunjungi oleh cawapres Sandiaga Uno. Pada kesempatan itu, keduanya berbincang tentang kondisi negara saat ini. Dia menyebut jika kondisi pemilu damai sangat bergantung pada elite politiknya. Jika elit politik kerap mengompori masyarakat maka kondisi itu tidak sehat.
Oleh karena itu Buya berharap Sandi menjaga persatuan dan keutuhan bangsa mesti dijaga. Jangan sampai perpecahan terjadi di Indonesia. "Merajut kembali persatuan dan keutuhan bangsa, jangan sampai terkoyak-koyak. Bersatu belum tentu berhasil, apalagi terpecah belah," katanya.
(mdk/has)