Mengenang Sosok Buya Syakur, Ulama Kharismatik Indramayu yang Wafat di Usia 75 Tahun
Pengajiannya diikuti berbagai kalangan dan mudah diakses siapapun di kanal YouTube-nya
Pengajiannya diikuti berbagai kalangan dan mudah diakses siapapun di kanal YouTube-nya
Mengenang Sosok Buya Syakur, Ulama Kharismatik Indramayu yang Wafat di Usia 75 Tahun
Pada Rabu (17/1) dini hari pukul 02.00, KH Syakur Yasin atau akrab disapa Buya Yasin wafat di usia 75 tahun. Almarhum merupakan pimpinan Pondok Pesantren Candanginggan Indramayu.
-
Kapan Kyai Makmur meninggal? Pada 14 Oktober 1947 ia ditembak mati oleh Belanda pada Agresi Militer I karena tidak mau diajak bekerja sama.
-
Kapan Buya Hamka meninggal? Tepat hari ini, 24 Juli pada 1981 lalu, Buya Hamka meninggal dunia.
-
Kapan KH Hasyim Asy'ari wafat? KH Hasyim Asy'ari wafat pada tanggal 25 Juli 1947 M atau 7 Ramadan 1366 H.
-
Apa gelar KH Hasyim Asy'ari? KH Hasyim Asy'ari juga dikenal sebagai seorang pahlawan nasional, yang berjasa dalam gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau juga memiliki julukan Hadratussyaikh yang berarti Maha Guru, dan gelar Syaikhu al-Masyayikh atau Gurunya Para Guru.
-
Kapan Buya Hamka meninggal dunia? Selain foto bersama tokoh Indonesia lainnya, ada pula beberapa foto Buya Hamka saat masih kanak-kanak hingga foto usai dirinya meninggal dunia pada tahun 1981.
-
Kapan Yusof Ishak meninggal? Pria keturunan Minangkabau ini menjabat sebagai presiden Negeri Singa sejak 9 Agustus 1965 hingga ajal menjemputnya pada 23 November 1970.
Buya Syakur sendiri merupakan seorang ulama kharismatik asal Indramayu. Ia lahir di Desa Tulungagung, Kecamatan Sukagumiwang, pada tahun 1948.
Dikutip dari Wikipedia, Buya Syakur menghabiskan masa kecil hingga dewasa dengan menimba ilmu di pondok pesantren. Ia secara intensif belajar di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon.
Pengalamannya belajar di pesantren membuatnya mahir berbahasa Arab. Kemahiran inilah yang membuatnya aktif menerjemahkan kitab-kitab berbahasa Arab ke Bahasa Indonesia.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Babakan pada tahun 1971, Buya Syakur kemudian melanjutkan pendidikan di Kairo, Mesir. Di sana, ia pernah diangkat menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI).
Ia menyelesaikan pendidikan di Kairo dengan skripsi sarjananya yang berjudul “Kritik Sastra Objektif Terhadap Karya Novel-Novel Yusuf As-Siba’i.
Pada tahun 1977, Buya Syakur menyelesaikan pendidikan Ilmu Al-Qur’an di Libya. Pada tahun 1979, ia menyelesaikan studi Sastra Arab.
Pada tahun 1981, ia menyelesaikan pendidikan magister dalam bidang sastra linguistik di Tunisia. Ia pernah diangkat menjadi staf ahli Kedutaan Besar Tunisia.
Pada tingkat doktoral, Buya Syakur mengambil kuliah di London dengan konsentrasi dialog teater. Ia lulus pada tahun 1985.
Pada tahun 1991, Buya Syakur pulang ke Indonesia. Sejak saat itu ia fokus berdakwah di kampung halamannya di Indramayu. Pada tahun 2000, ia mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Cadangpinggan, serta pondok pesantrennya pada tahun 2006.
Sejak pulang ke tanah air, Buya Syakur aktif mengisi pengajian di berbagai tempat. Pengajiannya kerap diikuti masyarakat lintas kalangan, baik secara tatap muka langsung di pesantren asuhannya maupun secara online di kanal YouTube-nya.