Posko Paslon Erji di Surabaya Dirusak Ratusan Orang Tidak Dikenal
Meski tak ada korban jiwa, tak urung insiden tersebut membuat suasana di Surabaya menjadi tegang.
Masa minggu tenang dalam Pemilihan Wali (Pilwali) Kota Surabaya, diciderai dengan insiden perusakan posko salah satu pasangan calon (Paslon). Meski tak ada korban jiwa, tak urung insiden tersebut membuat suasana di Surabaya menjadi tegang.
Informasi dihimpun, perusakan tersebut terjadi di posko Markas Taruna Merah Putih (TMP), organisasi anak muda PDI Perjuangan yang mendukung pasangan calon Eri Cahyadi dan Armudji di Pilkada Surabaya.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Kapan peristiwa penting yang terjadi di Surabaya yang memicu peringatan Hari Pahlawan? 10 November tahun 1945 silam, sebuah peristiwa penting terjadi di tanah Surabaya. Para pemuda rela bertempur menghadapi tentara Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia.
Posko yang terletak di Jalan Raya Darmo itu, tiba-tiba diserang oleh ratusan orang tak dikenal. Mereka menyerang dengan menggunakan kayu dan batu, pada dinihari tadi.
"Kami melaporkan kasus ini ke polisi. Kami berharap polisi mengusut tuntas. Jangan sampai premanisme ini menjadi preseden buruk yang menodai perjalanan demokrasi kita," ujar Ketua TMP Surabaya, Aryo Seno Bagaskoro.
Ia menceritakan, penyerangan tersebut terjadi pada tengah malam. Saat itu ada 10 orang kader TMP Surabaya yang sedang berjaga di posko. Lalu sekitar pukul 01.25 WIB dini hari, tampak ratusan pengendara motor melakukan konvoi di Jalan Raya Darmo, melewati persis depan posko.
"Tiba-tiba, beberapa pengendara motor berhenti di depan posko, membawa bambu dan kayu. Lalu ada orang masuk dan menendang keras pintu sambil membawa bambu dan kayu panjang. Kami tidak tahu siapa mereka karena kejadiannya begitu cepat," ujar Seno.
Hampir seluruh kader TMP yang berjaga lalu geser ke belakang dan atas gedung. Baru kemudian tampak ada lampu mobil polisi dari kejauhan. Para penyerang kemudian putar balik, lalu mengambil secara acak dan melemparkan helm-helm milik para kader TMP ke pintu dan kaca depan gedung.
"Para penyerang pergi dari lokasi kejadian, kader TMP langsung menelepon 112 dan menelepon saya yang sedang berada di rumah," jelas Seno.
"Sebelum kabur, mereka sempat mengacak-acak dan melemparkan helm-helm ke pintu dan kaca depan gedung," tegasnya.
Terpisah, Anas Karno, Wakil Sekretaris DPC PDIP Surabaya, menyebut tindakan tersebut adalah sebuah teror. "Kami tidak mau menduga-duga. Kami hanya ingin agar suasana tetap kondusif, makanya kami laporkan ke pihak yang berwajib bersama PDI perjuangan," ujarnya.
Anas juga berharap agar para kader dan simpatisan PDI perjuangan tidak sampai terprovokasi. Semuanya diserahkan kepada pihak kepolisan.
"Kami percayakan semua pada pihak polisi, dan kami yakin pihak kepolisan bisa mengungkapnya," ujarnya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Oki Ahadian membenarkan adanya laporan kejadian perusakan posko tersebut. Ia pun mengaku, kini pihaknya tengah melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.
"Masih didalami (kasus penyerangan posko). Doakan saja (terungkap)," ujarnya.
Diketahui, Pilkada Surabaya 2020 diikuti oleh dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota. Paslon no 1 Eri Cahyadi - Armuji diusung oleh PDIP dan didukung oleh PSI serta sejumlah partai non parlemen. Sementara Paslon no 2 Machfud Arifin - Mujiaman diusung oleh PKS, PKB, PPP, NasDem, Golkar, Demokrat, Gerindra dan PAN.
Baca juga:
Survei: Elektabilitas Eri-Armuji Unggul dari Machfud-Mujiaman di Pilkada Surabaya
CEK FAKTA: Hoaks Tri Rismaharini Imbau Warga Tak Datang ke TPS karena Alasan Covid-19
Survei Cyrus: Angka Popularitas Dua Paslon Pilkada Surabaya Belum Ideal
Jadi Trending Topic, Netizen Ramai-Ramai Bela Risma
Survei SMRC: Kinerja Risma Pengaruhi Elektabilitas Calon Wali Kota yang Diusung PDIP
Survei Pilkada Surabaya: Paslon Erji Unggul Selisih 11,2% dari Machfud-Mujiaman