Profil Steven Kandouw, Cagub Sulut yang Siap Mundur dari Pencalonan demi Melindungi Gereja
Steven Kandouw, Calon Gubernur Sulawesi Utara pada Pilkada 2024 punya perjalanan karier yang mengesankan.
Drs. Steven Octavianus Estefanus Kandouw, yang lahir pada tanggal 5 September 1969, merupakan figur yang sangat berpengaruh dalam sejarah politik di Sulawesi Utara. Sejak 12 Februari 2016, ia menjabat sebagai Wakil Gubernur dan telah memberikan kontribusi signifikan bagi daerah ini.
Sebelum itu, Steven memulai karir politiknya sebagai Anggota DPRD Sulawesi Utara pada periode 2004 hingga 2015, di mana ia menunjukkan komitmen yang tinggi untuk memajukan wilayahnya. Dalam perjalanan karirnya, ia telah mengemban berbagai tanggung jawab yang membentuknya menjadi pemimpin yang dihormati oleh masyarakat.
-
Kenapa Ereveld Candi dibangun? Awalnya, tujuan Pembangunan Evereld Candi adalah untuk semua prajurit yang tewas selama Perang Kemerdekaan di Jawa Tengah. Akhirnya di sana dimakamkan juga prajurit yang telah tewas selama Perang Dunia II dari berbagai daerah di tanah air.
-
Mengapa Candi Kayen penting? Dari penelitian yang dilakukan selama bertahun-tahun itu, terungkaplah bahwa candi tersebut punya nilai arkeologi dan sejarah yang cukup tinggi.
-
Kapan Candi Kethek ditemukan? Dalam laman Kebudayaan Kementerian Pendidikan, disebutkan bahwa Candi Kethek ditemukan pada tahun 2005.
-
Kapan Dosma Hazenbosch lahir? Memulai Karier Pada Tahun 2018 Dilahirkan di Bali pada tanggal 13 April 2003, dara yang kini berusia 21 tahun ini awalnya merupakan seorang model yang kemudian juga membintangi banyak sinetron.
-
Kapan Ereveld Candi dibangun? Ereveld Candi dibangun oleh perwira dari Brigader T ketika mendarat pada 12 Maret 1946.
-
Siapa saja yang dimakamkan di Ereveld Candi? Di kompleks pemakaman pahlawan Ereveld Candi adalah sebuah makam bersama yang diambil dari Kaliceret, sebuah daerah di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Di makam bersama itu, dimakamkan beberapa tentara KNIL yang dieksekusi mati oleh tentara Jepang pada tahun 1942 di daerah Kaliceret.
Dengan pengalaman dan dedikasi yang dimilikinya, Steven kini mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Sulawesi Utara untuk Pilkada yang akan berlangsung pada bulan November 2024 mendatang. Sosok Steven Kandouw dikenal luas karena kepemimpinannya yang visioner dan kemampuannya untuk menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan.
Ia bertekad untuk terus berkontribusi bagi kemajuan Sulawesi Utara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mari kita lihat lebih dalam tentang sosok Steven Kandouw ini dan apa yang membuatnya menjadi pilihan yang tepat untuk memimpin daerah ini ke depan, seperti dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber, Kamis (31/10).
Berawal dari Kursi DPRD
Selama masa jabatannya di DPRD, Steven berhasil mendapatkan kepercayaan masyarakat dengan menjabat sebagai Ketua Komisi II yang bertanggung jawab dalam bidang Ekonomi dan Keuangan selama sepuluh tahun. Pada pemilihan legislatif 2014, ia terpilih sebagai Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Utara setelah memperoleh suara terbanyak, yaitu 33.649 suara.
"Pengabdian saya untuk masyarakat adalah yang utama," ujar Steven, menegaskan komitmennya untuk memberikan yang terbaik bagi daerah yang ia cintai.
Setelah meraih berbagai prestasi di DPRD, Steven mengambil langkah lebih jauh dengan mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Utara. Pada tahun 2015, PDI Perjuangan memilihnya untuk berpasangan dengan Olly Dondokambey, dan pasangan ini berhasil meraih suara terbanyak dalam Pilkada serentak yang dilaksanakan pada 9 Desember 2015. Mereka dilantik di Istana Negara pada 12 Februari 2016, dan resmi menjabat untuk periode 2016 hingga 2021.
- Calon Gubernur Steven Kandouw Menang Telak di TPS Tempatnya Mencoblos
- Hari Sumpah Pemuda, Steven Kandouw Ajak Influencer & Pemuda Sulut Dorong Pembangunan Daerah
- Steven Kandouw Dinilai Figur Paling Ideal Memimpin Sulut
- Jaga Ketahanan Pangan, Steven Kandouw-Denny Tuejeh Beri Perhatian Khusus ke Peternak Ikan Nila
Langkah Menuju Pilkada 2015 dan Pelantikan
Proses pencalonan Steven Kandouw sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Utara dimulai pada tahun 2015 ketika PDI Perjuangan mengusungnya untuk mendampingi Olly Dondokambey dalam kontestasi politik yang sangat kompetitif. Dalam Pilkada serentak pertama di Indonesia tersebut, pasangan Olly dan Steven sukses meraih 647.252 suara, mengalahkan pasangan lainnya, Benny Mamoto--David Bobihoe yang mendapatkan 389.463 suara serta Maya Rumantir--Glenny Kairupan dengan 222.233 suara.
"Keberhasilan ini bukan hanya milik kami, tetapi juga milik seluruh masyarakat Sulawesi Utara yang percaya dan mendukung visi kami," ungkap Steven, menekankan betapa pentingnya dukungan rakyat dalam perjalanan politiknya.
Kemenangan ini membuka kesempatan bagi mereka untuk dilantik secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 12 Februari 2016. Dalam acara pelantikan tersebut, mereka berkomitmen untuk bekerja keras dalam memajukan Sulawesi Utara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kontribusi sebagai Wakil Gubernur
Dalam kapasitasnya sebagai Wakil Gubernur, Steven Kandouw memikul tanggung jawab yang signifikan dalam pemerintahan bersama Gubernur Olly Dondokambey. Steven terlibat secara aktif dalam berbagai program pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Sulawesi Utara.
Ia menempatkan sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan sebagai fokus utama selama masa jabatannya, berusaha untuk menciptakan perubahan yang positif. Selain itu, Steven juga dikenal aktif di berbagai organisasi, termasuk sebagai Wakil Ketua DPD PDIP Sulawesi Utara dan Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Utara.
Dengan dedikasi dan komitmennya, Steven berupaya untuk memastikan bahwa program-program yang dijalankan dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat.
Rela Mundur demi Melindungi GMIM
Dalam sebuah pernyataan yang penuh emosi, Pnt. Steven Octavianus Estefanus Kandouw menyatakan kesiapannya untuk menarik diri dari pencalonan gubernur jika hal itu diperbolehkan oleh aturan, demi melindungi Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM). Ia berpendapat bahwa adanya upaya intervensi dapat merusak kehormatan dan kedamaian gereja.
Kandouw, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Sinode GMIM Bidang Sumber Daya dan Dana, mengungkapkan keprihatinannya bahwa GMIM, khususnya Badan Pekerja Majelis Sinode, sedang menghadapi tekanan hukum terkait pengelolaan keuangan gereja. Ia menilai bahwa dalam situasi yang sulit ini, gereja justru menjadi "korban" dari ambisi politik yang ada.
Keputusan Berani
Dalam sorotan publik yang intens, ia menekankan bahwa jika ambisinya untuk menjadi Gubernur Sulawesi Utara dapat berdampak negatif pada keberadaan GMIM, ia akan dengan senang hati mengesampingkan keinginannya tersebut.
"Saya bersedia kalau perlu berikan kursi gubernur itu pada orang lain yang menginginkannya. Lebih penting bagi saya, biarkan GMIM tetap berdiri mulia, membesarkan nama Tuhan," ungkapnya, yang disambut dengan tepuk tangan meriah dari ribuan jemaat yang hadir di Gereja Bukit Moria Rike.
Kandouw mengajak jemaat serta seluruh masyarakat untuk bersatu dalam doa, agar Badan Pekerja Majelis Sinode dan GMIM tetap kokoh dan terhindar dari pengaruh yang merugikan.
Sikap berani yang ditunjukkan Steven Kandouw ini mencerminkan komitmennya dalam menjaga integritas gereja, yang merupakan bagian penting dalam kehidupannya. Dengan demikian, ia menunjukkan bahwa nilai-nilai spiritual dan keberadaan gereja lebih diutamakan dibandingkan dengan ambisi politik pribadi.