Rapat dengan DPR, Menag Fachrul Razi Diprotes Sering Komentar Bikin Gaduh
"Banyak sekali ulama-ulama yang menghubungi kami, termasuk keluarga saya yang banyak penghafal Quran pak, jadi saya tersinggung sekali pak. Seolah-olah menarasikan orang yang hafidz Quran itu radikal, orang yang pandai berbahasa Arab itu radikal, celananya cingkrang itu radikal, di tempat mana yang radikal dan siapa?"
Komisi VIII DPR RI menggelar rapat kerja dengan Menteri Agama Fachrul Razi. Dalam rapat kali ini, Ketua Komisi VIII, Yandri Susanto meminta kepada Menag Fachrul Razi supaya mengklarifikasi pernyataan-pernyataan yang dinilai negatif di masyarakat.
"Komisi VIII DPR RI menyayangkan pernyataan pak Menteri Agama yang sering menimbulkan kontroversi di publik, tidak transitif dan produktif dan sering menimbulkan kegaduhan," kata Yandri saat membuka Raker, Selasa (8/9).
-
Kapan Faisal Basri meninggal? Namun takdir berkata lain, Ramdan mengaku kalau sekira pukul 04.30 WIB atau waktu Subuh tadi, Faisal telah menghembuskan nafas terakhirnya, setelah melalui masa kritis pada dua hari lalu.
-
Kapan Mahalini Raharja dan Rizky Febian bertunangan? Tidak main-main, pada 7 Mei 2023 lalu keduanya mantap melanjutkan hubungan yang lebih serius dengan menggelar acara lamaran yang dihadiri dua keluarga dan kerabat dekat.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Kapan KM Rezki tenggelam? Peristiwa tenggelamnya KM Rezki diperkirakan terjadi sekira pukul 13.25 WITA, Sabtu, 2 Desember 2023.
-
Kapan Fairuz A Rafiq mengalami kejadian ini? Ini terjadi ketika Fairuz A Rafiq belum resmi menjadi istri Sonny Septian.
-
Kapan Bagindo Aziz Chan meninggal? Pada sore hari tanggal 19 Juli 1945, Aziz Chan bersama keluarga sedang dalam perjalanan menuju Padang Panjang.
Dia pun mengungkit pernyataan Menag yang kerap kali menuai kritik dan kegaduhan di masyarakat seperti, larangan pemakaian celana cingkrang dan cadar bagi PNS. Hingga soal institusi pemerintah yang banyak berpeluang disusupi paham radikal.
Termasuk, Yandri sangat menyayangkan pernyataan Menag Fachrul Rozi terkait paham radikalisme yang disusupi melalui anak good looking, serta pandai bahasa arab dan Alquran, dinilai sangat tidak bijak. Di kesempatan itu, Potikus PAN menyampaikan protes dari berbagai pihak secara langsung terhadap ucapan-ucapan tersebut.
"Banyak sekali ulama-ulama yang menghubungi kami, termasuk keluarga saya yang banyak penghafal Quran pak, jadi saya tersinggung sekali pak. Seolah-olah menarasikan orang yang hafidz Quran itu radikal, orang yang pandai berbahasa Arab itu radikal, celananya cingkrang itu radikal, di tempat mana yang radikal dan siapa? Datanya bagaimana?” ujarnya.
"Saya kira ini kegelisahan sekali bagi umat Islam yang menarasikan orang yang hafidz Quran, good looking, kemudian pandai bahasa Arab itu sumber utama radikalisme," tambah Yandri.
Oleh sebab itu, pada kesempatan Raker tersebut, ia pun meminta klarifikasi dari Menag Fachrul Rozi dan meminta agar fokus pembahasan terlebih dahulu, terkait pernyataan yang kontroversi tersebut. Termasuk soal rencana program penceramah bersertifikat.
"Yang berikan gelar Ustaz, Kiai, Buya, itu masyarakat pak bukan pemerintah. Oleh karena itu, hal seperti ini penting Pak, karena kalau tidak kita bereskan pasti makin timbulkan kegaduhan. Maka dalam rapat kerja ini penting kita klarifikasi ini," tuturnya.
Radikalisme Lewat Anak Good Looking
Seperti diketahui, setelah kontroversi celana cingkrang dan penggunaan cadar buat ASN, Fachrul Razi kembali bikin gaduh karena mengungkap cara penyebaran paham radikalisme di lingkungan Kementerian dan BUMN.
Fachrul menuturkan, salah satu polanya melalui orang berpenampilan menarik. Beradaptasi hingga menjadi pengurus masjid.
"Cara masuk mereka gampang, pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan bahasa Arab bagus, hafiz, mulai masuk, ikut-ikut jadi imam, lama-orang orang situ bersimpati, diangkat jadi pengurus masjid. Kemudian mulai masuk temannya dan lain sebagainya, mulai masuk ide-ide yang tadi kita takutkan," kata Fachrul dilihat dari YouTube Kemen PAN-RB, Jumat (4/9).
Fachrul mengatakan, pemerintah mewaspadai rumah ibadah di institusi pemerintahan. Salah satunya, dengan melarang non pegawai menjadi pengurus di tempat ibadah tersebut.
"Sehingga memang kami, dan saya kira kami sepakat dengan Bapak Menteri juga untuk mewaspadai sekali, bahwa semua rumah-rumah ibadah di institusi pemerintah, pengurusnya harus pegawai tidak boleh ada masyarakat yang ikut jadi pengurus," kata dia.
Fachrul menyebut, banyak tempat yang harus diwaspadai untuk mencegah terpapar paham radikal. Dia minta di lingkungan ASN menyeleksi dengan baik saat seseorang mendaftar menjadi abdi negara.
"Kalau kita bicara tentang radikalisme ASN, maka banyak tempat yang perlu kita waspadai, tempat pertama adalah pada saat dia masuk, kalau tidak kita seleksi dengan baik, khawatir kita benih-benih atau pemikiran-pemikiran radikal itu akan masuk ke pemikiran ASN," kata Fachrul.