Ribuan TPS Garut di Bawah Bayang-Bayang Ancaman Bencana
Untuk ancaman bencana longsor, disebutnya mengancam 22 kecamatan.
Setidaknya ada dua ancaman bencana yang mengancam wilayah 42 kecamatan, yaitu banjir dan gempabumi sehingga bisa mengganggu proses pemilihan Rabu (14/2).
- Tampang Tahanan yang Kabur dari Rutan Makassar Usai Rusak Besi
- Ribuan Warga Tuban Dievakuasi Gegara Pipa Terminal BBM Pertamina Bocor
- Tolak Tanda Tangan Hasil Pleno di Jatim, Saksi Anies-Muhaimin Ungkap Ada Kecurangan ASN dan Perangkat Desa
- Terungkap, Ini Alasan Gaji Anggota KPPS 2024 Naik Hingga Rp650.000
Ribuan TPS Garut di Bawah Bayang-Bayang Ancaman Bencana
Ribuan tempat pemungutan suara (TPS) di Garut, Jawa Barat rupayanya ada dalam bayang-bayang bencana yang bisa terjadi kapan saja.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Garut Dian Hasanudin mengatakan bahwa berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, seluruh wilayah ada dalam ancaman bencana alam.
“Dari data yang kami terima, 42 kecamatan memiliki ancaman banjir yang tinggi dan gempa bumi menengah-tinggi. Untuk becana lainnya seperti longsor, tsunami, hingga gunung api mengancam beberapa wilayah kecamatan saja,” kata Dian.
Untuk ancaman bencana longsor, disebutnya mengancam 22 kecamatan. Untuk gunung api mengancam 6 kecamatan yaitu Cikajang, Cisurupan, Leles, Tarogong Kaler, Samarang, dan Pamulihan.
“Untuk ancaman tsunami mengancam 7 wilayah kecamatan yaitu Pameungpeuk, Pakenjeng, Mekarmukti, Cikelet, Cibalong, Caringin, dan Bungbulang,” ucapnya.
Dengan adanya acaman bencana itu, Dian mengaku sudah berkoordinasi dengan para pihak agar kemudian proses pemilihan tidak terganggu dan bisa tetap berjalan dengan baik.
Sementara itu, Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky Dilatha mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pemetaan wilayah yang betul-betul rawan bencana alam. Untuk wilayah yang sangat diantisipasinya adalah kawasan selatan Garut.
“Di wilayah selatan kita sudah petakan memang, khususnya di wilayah selatan untuk yang rawan bencana khususnya pada saat ini yaitu longsor. Yang kita betul-betul antisipasinya ini adalah kemungkinan longsor akses jalan menuju tempat pemungutan suara (TPS),” kata Rohman.
Rohman mengaku pihaknya sudah melakukan survey ke kawasan selatan dalam proses pemetaan tersebut. Dalam prosesnya, beberapa kali memang terjadi longsor atau pergerakan tanah di sana yang bisa mengancam dan menutup akses warga.
Dengan adanya kemungkinan ancaman itu, Roham mengaku sudah melakukan antisipasi dengan menyebar anggota di TPS dan bersiaga bersama TNI dan Pemerintah Daerah manakala bencana terjadi.
“Apabila ada bencana akan langsung menangani, dan alat berat dari PUPR juga kita siagakan di titik-titik yang kita perkirakan rawan longsor tersebut, sehingga bisa ditangani dengan cepat agar tidak terganggu arus dan perjalanan dari masyarakat khususnya nanti pada saat tanggal 14 Februari atau hari pencoblosan,” jelasnya.
Dalam pemilu tahun ini, Roham mengatakan bahwa setidaknya ada 8000 TPS yang tersebar di lebih dari 400 desa dan 42 kecamatan. Beberapa lokasi TPS pun diakuinya memang ada yang berada di lokasi-lokasi rawan terjadi bencana alam.
Untuk menangani sejumlah persoalan itu, Rohman menyebut bahwa pihaknya menyebar 800 personel di seluruh TPS dibantu TNI dan juga Brimob Polda Jabar. “Kami mengantisipasi semuanya, apakah keamanan dari sisi ancaman bencana alam maupun dari sisi sosial lainnya,” sebutnya.