Senior Demokrat Tak Setuju Usulan Presiden Dipilih MPR: Kedaulatan Rakyat Pilih Langsung Pemimpin
Senior Demokrat tak setuju dengan usulan amandemen UUD 1945 untuk mengubah Pemilihan Presiden Kembali lewat MPR.
Syarief merespons usulan Amien Rais yang setuju sistem pemilihan presiden dikembalikan oleh MPR lewat amendemen UUD 1945.
- Demokrat Usung Mantan Panglima GAM Muzakir Manaf di Pilgub Aceh
- Demokrat Belum Tentukan Sikap soal Wacana Amandemen UUD 1945: Masih Dikaji
- Amien Rais Dukung Presiden Kembali Dipilih MPR: Kalau Sekarang Ketua MPR Enggak Digubris
- Hormati Putusan Mahfud Mengundurkan Diri Sebagai Menko Polhukam, Anies: Etika Harus Dijunjung Tinggi
Senior Demokrat Tak Setuju Usulan Presiden Dipilih MPR: Kedaulatan Rakyat Pilih Langsung Pemimpin
Penasihat Fraksi Partai Demokrat DPR RI Syarifuddin Hasan tak setuju dengan usulan amandemen UUD 1945 untuk mengubah Pemilihan Presiden Kembali lewat MPR. Menurut dia, Presiden dipilih langsung oleh rakyat merupakan hak demokrasi dan kedaulatan rakyat.
"Presiden dipilih langsung oleh rakyat merupakan hak demokrasi dan kedaulatan rakyat untuk memilih langsung pemimpinnya," kata Syarifuddin Hasan saat dihubungi, Jumat (7/6).
Senior Demokrat yang biasa disapa Syarief Hasan ini menilai, hal yang perlu dievaluasi adalah batasan Presidential Threshold dan Parliamentary Threshold hingga aturan soal Pilkada.
"Yang perlu di evaluasi adalah batasan President threshold dan evaluasi sistem Pileg terbuka atau tertutup dan juga Pilkada," pungkasnya.
Syarief merespons usulan Amien Rais yang setuju sistem pemilihan presiden dikembalikan oleh MPR lewat amendemen UUD 1945.
merdeka.com
"Jadi sekarang kalau mau dikembalikan dipilih MPR, mengapa tidak? MPR kan orangnya berpikir, punya pertimbangan," kata Amien.
Amien menjelaskan, alasan dulu saat dirinya menjadi Ketua MPR mengubah aturan pemilu presiden yang mulanya dipegang MPR jadi secara langsung.
Menurut dia, konsep pemilu langsung itu akan jauh dari praktik politik uang. Namun, ternyata itu meleset.
"Dulu kita mengatakan kalau dipilih langsung, one man one vote mana mungkin ada orang mau menyogok 127 juta pemilih, mana mungkin, perlu ratusan triliun, ternyata mungkin," ucap dia.