Surya Paloh Kaget Tom Lembong Jadi Tersangka Korupsi Impor Gula: Nggak Ada Angin, Nggak Ada Hujan
Paloh menilai, kasus yang melibatkan Tom Lembong adalah kasus lama.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh sangat prihatin mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong menjadi tersangka kasus dugaan korupsi komoditas gula. Paloh terkejut dengan penetapan tersangka Lembong di kasus itu.
"Saya pikir bagaimanapun juga tentu itu suasana yang amat memprihatinkan bagi saya sebagai Ketum Partai NasDem," kata Paloh di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (1/11).
- Tom Lembong jadi Tersangka, Rieke 'Oneng' Kenang Momen Tolak Impor Gula Tahun 2015 Bikin Sakit Hati 'Masa Cuma Orang Itu Doang'
- Tom Lembong Jadi Tersangka Korupsi Impor Gula, Ini Rekam Jejaknya Saat Jadi Mendag-Kepala BKPM
- Duduk Perkara Kasus Korupsi Impor Gula yang Bikin Tom Lembong Jadi Tersangka
- Senyum Lebar, Ini Penampakan Tom Lembong Pakai Rompi Tahanan Kejagung usai jadi Tersangka Korupsi
Padahal, Paloh menilai, kasus yang diusut itu adalah kasus lama. Menurutnya, banyak masalah hukum aktual yang perlu diselesaikan.
"Kalau kita masih melihat upaya penegakan hukum ini pada sebuah kasus yang jangka waktunya barangkali kita udah lupa," ujarnya.
"Saya pikir begitu banyak masalah yang harus kita selesaikan, prioritas utama tentu kita harapkan kasus-kasus yang cukup aktual yang memang perlu kita apresiasi," sambungnya.
Paloh mencontohkan kasus lain seperti penggerebekan penemuan sejumlah dana yang cukup besar hampir Rp1 triliun. Kemudian, penangkapan dua tiga hakim yang diangggap berkonspirasi meloloskan suatu perkara.
"Saya pikir kita apresiasi itu, tapi nggak ada angin, nggak ada hujan, tiba-tiba ada Tom Lembong, kita juga terkejut itu," ujarnya.
Bagi Paloh, jika mencari masalah-masalah yang sudah berlalu adalah bentuk pesimisme.
"Kita mau membesarkan hati kita semua, ini pemerintahan kita, kita confidence dong harusnya, membangun confidensi itu penting bukan membangun pesimisme, kalau cari masalah masa lalu, itu barangkali lebih ke pesmisme bukan optimisme," pungkasnya.