TKN Prabowo-Gibran Tegaskan Data Pertahanan Rahasia Negara: Data Nasabah dan Pasien Saja Rahasia
TKN Prabowo-Gibran mengatakan bahwa data pertahanan adalah bersifat rahasia.
TKN Prabowo-Gibran mengatakan bahwa data pertahanan adalah bersifat rahasia.
- Cara BTN Jaga Kerahasiaan Data Nasabah, Bentuk Unit Khusus Hingga Gandeng Kejagung
- Menko Hadi Minta Kementerian ATR Perkuat Pengamanan Data: Karena Simpan Dokumen Milik Rakyat
- Data Nasional Dibobol, DPR Sentil Menkominfo dan Kepala BSSN: Ini Kecelakaan atau Kebodohan Nasional
- Ganjar dan Anies Minta Prabowo Buka Data Pertahanan, TKN: Jelas Tidak Mau, Pertahanan Perlu Kerahasiaan
TKN Prabowo-Gibran Tegaskan Data Pertahanan Rahasia Negara: Data Nasabah dan Pasien Saja Rahasia
Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta Prabowo-Gibran Arief Rosyid Hasan setuju dengan sikap Prabowo Subianto yang tidak membongkar data pertahanan di dalam debat capres. Arief mengatakan bahwa data pertahanan adalah bersifat rahasia.
"Soal data pertahanan ini kan rahasia negara ya tidak bisa dibongkar di publik, apalagi di forum terbuka seperti debat Pilpres ini. Mohon izin, silakan dicek negara-negara seperti Amerika, Rusia, dan lain-lain, saya yakin tidak ada pejabat yang mau buka rahasia negara di hadapan publik, kecuali blunder," kata Arief melalui keterangan tertulis, Selasa (9/1)
Arief menilai dua capres lain yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo hanya fokus menyerang pribadi Prabowo.
Padahal menurut Arief, Prabowo mengatakan bahwa waktu yang singkat dalam debat itu tidak cukup untuk menjelaskan berbagai hal yang kompleks di negara ini.
Eks Wakil Direktur Milenial TKN Jokowi-Ma'ruf itu menjelaskan, dalam melihat satu persoalan tak bisa dari satu perspektif. Sebab, ada kepentingan lain yang juga mesti dipikirkan.
"Itulah yang membedakan seorang negarawan yang bicara gagasan, bicara hal-hal yang kompleks dengan orang lain yang sekedar bicara hal-hal yang teknis dan hanya omong, omong, omong," ucap Arief.
Arief cerita saat dipercaya menjadi Komisaris Independen PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau Bank BSI. Arief menyoroti sensitivitas data dan perlindungan data yang seharusnya dipahami Ganjar maupun Anies.
Begitu juga di bidang medis. Menurut Arief, data pasien atau nasabah harus dijaga kerahasiaannya. Tidak bisa sembarang dibuka ke publik. Aturan itu tertuang dalam perlindungan data pribadi. Terlebih data pertahanan nasional tidak bisa dibuka sembarang ke publik.
"Sekali lagi, hanya orang blunder yang meminta data sesensitif itu digelar di forum publik yang disiarkan di televisi nasional. Sama saja membuka pintu rumah untuk maling masuk. Kami bangga Pak Prabowo bijak dan tidak terpancing ego sama sekali," kata Arief.
Sebelumnya dalam salah satu segmen debat ketiga Pilpres 2024 digelar KPU di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu (7/1) malam, calon presiden Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo meminta Prabowo Subianto membuka data tentang pertahanan.
Tema debat ketiga itu mengenai Pertahanan dan Keamanan, Hubungan Luar Negeri dan Geopolitik.
Anies meminta Prabowo membuka data soal pertahanan tentang belanja alat utama sistem pertahanan (alutsista).
Prabowo lantas mengajak Anies untuk bertemu di lain kesempatan jika ingin mengetahui data yang dimaksud.
Prabowo mengatakan, butuh waktu lebih panjang untuk melihat data lengkap.
Sementara itu, Ganjar juga mempertanyakan kepada Prabowo mengapa sejumlah data menunjukkan Indeks pertahanan Indonesia menurun. Ganjar kemudian meminta Prabowo memberikan solusi terkait permasalahan tersebut.
Prabowo membantah tidak bersedia menyanggah data yang disampaikan Ganjar. Namun, menurut Prabowo, waktu yang disediakan tidak cukup.