Tokoh 'hijau tua', partai Islam tak bisa saingi nasionalis
"Kalau mau partai-partai Islam mau naik lagi, mereka harus melahirkan tokoh yang kekuatannya sama dengan Jokowi."
Perolehan dukungan partai-partai Islam, menurut hasil survei, terus mengalami kenaikan. Namun kenaikan dukungan itu terdistribusi dan jumlahnya kecil bila dibandingkan dengan dukungan terhadap partai-partai nasionalis.
Misalnya dalam hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang dirilis kemarin menunjukkan, perolehan partai-partai Islam seperti PKB mencapai 4,6 persen. Kemudian PPP 3,5 persen, PAN dan PKS masing-masing 3,3 persen, dan PBB 0,5 persen.
Bandingkan dalam survei yang sama dengan PDIP yang perolehan dukungan mencapai 17,6 persen. Diikuti oleh Golkar 14,8 persen, Gerindra 8,6 persen, dan Partai Demokrat 7 persen.
Menurut Kepala Departemen Politik dan Hubungan Internasional CSIS Philips Vermonte, minimnya dukungan kepada partai-partai Islam salah satunya karena tidak adanya figur yang dikenal luas dan memiliki sosok yang kuat serta diterima masyarakat luas.
"Apa dalam 2014 nanti ada poros tengah? Itu kalau ada koalisi. Saat ini dukungan yang naik PKB dan PKS . Kalau mau partai-partai Islam mau naik lagi, mereka harus melahirkan tokoh yang kekuatannya sama dengan Jokowi atau Prabowo untuk mendulang suara," kata Philips dalam rilis survei CSIS, di Tanah Abang III, Minggu (1/12).
Philips mengungkapkan, representasi perolehan dukungan yang didapatkan partai Islam saat ini, karena tokoh-tokoh dari kalangan partai-partai Islam belum diterima masyarakat luas. Menurut Philips, dalam kondisi sosial masyarakat saat ini membutuhkan tokoh Islam yang bisa mengayomi semua pihak, modernis, dan tidak konservatif.
"Figur dari partai Islam yang dibutuhkan saat ini adalah sosok yang 'hijau cemerlang, bukan hijau tua'. Dengan kata lain figur yang dibutuhkan adalah yang modern, moderat, dan tidak konservatif," papar Philips.
Ada risiko yang akan ditanggung oleh partai-partai Islam bila tak segera menemukan figur yang sesuai keinginan pemilih banyak. Bila partai Islam hanya menawarkan tokoh-tokoh yang masih berada di tampuk elite partai Islam maka yang akan dilahirkan adalah oligarki partai atau hanya itu-itu saja.
"Bukannya partai-partai Islam tidak ada pimpinan. Tokoh partai ada, tapi sosok yang ada saat ini belum diterima semua kalangan. Sedangkan figur yang ditawarkan saat ini hijau tua, yang tidak selaras dengan pemilih saat ini. Kalau itu-itu saja tawarannya akan terjebak pada oligarki partai politik, tidak ada bedanya dengan partai yang lain, dan ingat itu tidak menarik," ujar Philips.
Survei yang dirilis CSIS itu dilakukan di 33 provinsi dan berlangsung pada 13 sampai 20 November 2013 dengan wawancara tatap muka. Jumlah sampel 1180 responden dengan tingkat kesalahan 2,85 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Pemilihan responden dilakukan secara acak bertingkat dan proporsi kelamin 50:50 persen untuk laki-laki dan perempuan. Proporsi responden untuk desa dan kota juga sama 50:50 persen dengan data BPS 2011.
Baca juga:
Survei CSIS: Dukungan terhadap partai Islam mulai merangkak
Amien Rais pelopori usulan koalisi partai Islam di 2014
PPP heran PAN dan PKB tak mau disebut partai berbasis Islam
Lupakan kasus Luthfi, PKS incar pemilih pemula di Pemilu 2014
-
Siapa saja yang terlibat dalam pengawasan Pemilu? Dari penegak hukum hingga organisasi masyarakat sipil, setiap aktor memiliki tanggung jawabnya sendiri dalam menjaga kelancaran dan keabsahan proses pemilu.
-
Apa itu Pemilu? Pemilihan Umum atau yang biasa disingkat pemilu adalah suatu proses atau mekanisme demokratis yang digunakan untuk menentukan wakil-wakil rakyat atau pemimpin pemerintahan dengan cara memberikan suara kepada calon-calon yang bersaing.
-
Bagaimana Pemilu 2024 diatur? Pelaksanaan Pemilu ini diatur dalam Peraturan KPU (PKPU) Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Tahapan dan Jadwal Pemilu 2024. Regulasi ini diteken KPU RI Hasyim Asyari di Jakarta, 9 Juni 2022.
-
Apa arti Pemilu? Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pemilu atau Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa yang dimaksud dengan Pemilu? Pemilu adalah proses pemilihan umum yang dilakukan secara periodik untuk memilih para pemimpin dan wakil rakyat dalam sistem demokrasi.