4 Cara Minimalisasi Karsinogen Penyebab Kanker pada Hidangan Sate Kambing
Memasak daging dengan cara dibakar ini perlu diwaspadai karena bisa memunculkan karsinogen yang memicu kanker. Hal ini disampaikan dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi dan onkologi medik Eka Hospital Cibubur, Andhika Rachman.
Pada masa hari raya Iduladha ini, salah satu makanan yang paling sering dibuat adalah sate. Memasak sate bisa menjadi cara mudah dan cepat dalam memasak daging kambing yang sudah diperoleh.
- Walau begitu, memasak daging dengan cara dibakar ini perlu diwaspadai karena bisa memunculkan karsinogen yang memicu kanker. Hal ini disampaikan dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi dan onkologi medik Eka Hospital Cibubur, Andhika Rachman.
- “Karsinogen merupakan zat kimia yang terbentuk melalui proses pembakaran. Zat karsinogen terbentuk saat daging dipanggang dan dipengaruhi oleh temperatur tinggi dalam waktu panggang yang lama,” kata Andhika beberapa waktu lalu.
- Namun, jika masyarakat terpaksa membuat sate atau memang sangat menginginkannya, maka ada beberapa cara untuk meminimalisasi timbulnya zat karsinogen.
- Cara-cara tersebut yakni:
- Rendam bumbu atau daging sebelum dimasak guna mengurangi kemungkinan makanan yang dibakar gosong.
- Sebaiknya lemak pada daging dibuang saja. Jika ingin konsumsi sate ayam atau sate kambing, disarankan untuk jangan menggunakan lemak. Karena jika lemak terbakar, maka akan meneteskan minyak yang akan menimbulkan asap dan mengasapi daging.
- Hindari meratakan tingkat kematangan pada daging. Jangan membalikkan daging menggunakan garpu, tapi gunakanlah penjepit, sebab jika terkena arang, ini akan dapat menimbulkan zat kimia yang mengasapi daging.
- Hindari meletakkan daging terlalu dekat dengan arang atau api. Jika memungkinkan, bisa diletakkan sejauh mungkin dari api secara langsung.
“Walaupun konsumsi sate atau steak dapat meningkatkan kanker, terdapat langkah untuk meminimalisasinya, seperti saat memanggang sate atau steak usahakan jangan terlalu lama atau bahkan sampai menghitam (gosong). Karena hal inilah yang menjadi pemicu utama meningkatkan terjadinya kanker,” jelas Andhika.
-
Siapa yang biasanya membuat sate kambing untuk Idul Adha? Resep Makanan Idul Adha Sate Kambing
-
Apa yang dimaksud dengan sidang isbat Idul Adha? Sidang isbat Idul Adha adalah proses menentukan atau menetapkan awal bulan Zulhijah dalam kalender Hijriyah.
-
Apa makanan pendamping ketupat di hari raya Idul Fitri? Yup, makanan ini sering banget menggantikan nasi putih biasa sebagai teman pendamping aneka menu khas Lebaran, seperti opor ayam, rendang, sambal kentang ati, dan banyak lagi yang lainnya.
-
Kapan Idul Adha tahun ini menurut NU? Dalam menentukan tanggal Idul Adha hitung mundur, pemerintah yang melakukan sidang isbat terlebih dahulu. Sidang isbat dilakukan pada Minggu, 18 Juni 2023 lalu. Dalam hal ini, organisasi Islam Nahdatul Ulama (NU) biasanya menunggu hasil sidang isbat yang dilakukan pemerintah. Kemudian pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) yang menetapkan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah jatuh pada Kamis, 29 Juni.
-
Apa yang dilakukan saat Idul Adha? Idul Adha termasuk salah satu hari raya besar yang diperingati oleh masyarakat Muslim di seluruh dunia. Ini disebut juga dengan hari raya haji atau hari raya kurban. Sebab, Idul Adha bertepatan dengan momentum ibadah haji dan ritual penyembelihan kurban yang dilakukan umat Muslim.
-
Kenapa sidang isbat Idul Adha penting? Dengan begitu, umat Muslim akan mengetahui kapan jatuhnya awal bulan Zulhijah dan Hari Raya Idul Adha.
Selain itu, lanjut Andhika, guna menekan risiko kanker hingga 25 persen, masyarakat dapat menambahkan konsumsi sayur dan buah saat silaturahmi Idul Adha bersama kerabat dan sahabat.
Lebih Baik Daging Kambing Dikukus atau Direbus
Meski ada beberapa cara yang bisa dilakukan guna meminimalisasi karsinogen, tapi pengolahan yang lebih baik tetap dikukus atau direbus, ketimbang digoreng atau dibakar.
“Hal ini akan membuat berkurangnya zat karsinogen pada daging tersebut,” ucap Andhika.
Pengolahan daging yang baik menjadi perhatian Andhika lantaran bila zat karsinogen sudah masuk ke dalam tubuh, maka risiko kanker usus besar dapat terjadi. Pada sate atau steak, asam amino, gula, dan creatine dalam daging merah akan bereaksi pada suhu tinggi, yang membentuk heterocyclic amines (HCAs) dan berakhir pada terbentuknya karsinogen.
Daging merah jika dimasak dengan suhu terlalu panas akan berubah jadi karsinogen, seperti sate atau steak yang dibakar dengan arang membuat kandungan zat karsinogen menjadi lebih meningkat.
“Jika ingin mengkonsumsi daging merah, disarankan memilih daging merah yang masih segar, yang kemudian masak daging itu dengan cara yang sehat. Hal ini akan lebih baik daripada mengkonsumsi daging olahan pabrik,” tandas Andhika.
Reporter: Ade Nasihudin Al Ansori
Sumber: Liputan6.com