4 Masalah Kesehatan Mental yang Rentan Dialami Gen Z, Nomor Dua Paling Sering Dialami
Data menunjukkan bahwa banyak dari mereka mengalami gangguan jiwa, dan ini dapat berdampak serius pada masa depan mereka jika tidak ditangani dengan baik.
4 Masalah Kesehatan Mental yang Rentan Dialami Gen Z, Nomor Dua Paling Sering Dialami
Data menunjukkan bahwa banyak dari mereka mengalami gangguan jiwa, dan ini dapat berdampak serius pada masa depan mereka jika tidak ditangani dengan baik.
Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, memiliki potensi besar untuk memimpin Indonesia Emas 2045. Namun, mereka juga menghadapi masalah kesehatan mental yang perlu diperhatikan.
Salah satu masalah utama yang dihadapi Gen Z adalah kecemasan yang intens. Mereka tumbuh di dunia yang terhubung secara digital, yang meskipun membawa manfaat, juga membawa tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka merasa terisolasi dan kesepian, terutama karena tekanan media sosial dan perasaan takut ketinggalan.
-
Kenapa kesehatan mental generasi Z dianggap lebih rentan dibandingkan generasi sebelumnya? Angka ini menunjukkan bahwa kesehatan mental generasi Z (kelahiran 1997-2012) lebih rentan atau rapuh dibandingkan dengan generasi milenial (kelahiran 1981-1996) dan boomers (kelahiran 1946-1964).
-
Bagaimana Gen Z mengekspresikan diri? Mereka mengenal berbagai platform dan aplikasi, seperti TikTok, Instagram, dan Snapchat, yang memungkinkan mereka berkreasi dan mengekspresikan diri mereka dengan cara yang baru dan menghibur.
-
Mengapa Gen Z memiliki pandangan pesimis tentang masa depan? Pesimisme ini dipicu oleh meningkatnya kerusuhan, perang dan gangguan global, krisis keuangan, dan gangguan pendidikan akibat pandemi COVID-19.
-
Apa itu Gen Z? Generasi Z, atau Gen Z, adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kelompok orang yang lahir antara tahun 1996 dan 2012. Mereka adalah generasi yang tumbuh di era digital, di mana teknologi dan media sosial menjadi bagian penting dari kehidupan mereka.
-
Siapa yang disebut Gen Z? Gen Z adalah generasi yang ditemukan pada usia yang sangat muda dengan teknologi, terutama berkat kehadiran internet dan media sosial.
-
Kapan Gen Z lahir? Generasi Z, yang juga dikenal sebagai Gen Z atau i-Gen, adalah kelompok individu yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012.
1. Kecemasan yang Intens
Menurut Dr. Jennifer King, seorang profesor di Center on Trauma and Adversity, stres yang wajar dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan individu. Namun, tekanan yang berlebihan dan tak terduga dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti kecemasan.
Gen Z menghadapi berbagai tekanan yang kompleks dalam hidup mereka. Pandemi COVID-19, ketidakpastian dalam kehidupan sosial, pendidikan, dan pekerjaan, semuanya merupakan faktor yang menyebabkan stres. Mereka merasa khawatir akan virus, pekerjaan, dan kehidupan sosial mereka, yang semuanya merupakan beban yang besar.
2. Mudah Stres
3. Keinginan Bunuh Diri
Tingkat keinginan bunuh diri pada Gen Z meningkat signifikan, dan ini merupakan masalah yang serius. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial berperan dalam meningkatnya tingkat depresi dan percobaan bunuh diri di kalangan remaja. Ini menunjukkan bahwa dampak sosial media dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.
4. Depresi yang Meningkat
Tingkat depresi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, meningkat pesat, terutama pada kelompok usia muda seperti Gen Z.
Faktor-faktor seperti ketidakpastian, isolasi sosial, dan tekanan eksternal semuanya berperan dalam peningkatan ini. Gen Z menghadapi lebih banyak tekanan daripada generasi sebelumnya, yang membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti depresi.
Untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang dihadapi Gen Z, langkah-langkah berikut perlu diterapkan:
Mengatasi Masalah Kesehatan Mental Gen Z
1. Peningkatan Kesadaran
Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah kesehatan mental di kalangan Gen Z dan menghapus stigma yang terkait dengan pencarian bantuan.
2. Akses Layanan Kesehatan Mental
Diperlukan akses yang mudah ke layanan kesehatan mental, termasuk bantuan psikologis, terutama di luar Pulau Jawa.
Sekolah dan keluarga perlu memberikan pendidikan tentang kesehatan mental kepada Gen Z, sehingga mereka dapat mengenali dan mengatasi masalah kesehatan mental dengan lebih baik.
3. Pendidikan Kesehatan Mental
4. Dukungan Sosial
Teman, keluarga, dan masyarakat harus memberikan dukungan sosial kepada Gen Z untuk membantu mereka mengatasi stres dan tekanan dalam hidup mereka.
Gen Z perlu diajarkan tentang penggunaan media sosial yang sehat, seperti mengelola waktu layar dan menghindari perbandingan yang merugikan dengan orang lain di platform tersebut.