4 Tanda Adanya Masalah Asam Lambung di Tubuh Kita yang Kerap Terabaikan
Penting bagi kita untuk mengenali sejumlah gejala masalah asam lambung yang kerap terlewat dan tidak kita sadari.
Penting bagi kita untuk mengenali sejumlah gejala masalah asam lambung yang kerap terlewat dan tidak kita sadari.
-
Kapan asam lambung biasanya kambuh? Salah satu waktu yang umum bagi banyak orang untuk mengalami asam lambung naik adalah di malam hari.
-
Apa saja makanan yang bisa memicu asam lambung naik? Jenis makanan dan minuman tertentu dapat memicu asam lambung naik, seperti makanan berlemak, bersantan, pedas, dan asam.
-
Mengapa semangka bisa membantu meredakan asam lambung? Air yang melimpah dalam semangka bermanfaat untuk mengimbangi kadar asam lambung, mengurangi gejala naiknya asam lambung, dan menjaga kecukupan cairan tubuh. Buah berwarna merah ini juga mengandung antioksidan yang berlimpah yang dapat memelihara kesehatan sistem pencernaan. Tambahan pula, kandungan likopen dalam semangka berperan penting dalam mencegah kerusakan sel tubuh.
-
Apa aja manfaat daun pepaya buat asam lambung? Manfaat enzim papain dalam daun pepaya mencakup kemampuannya dalam mengurangi keasaman lambung serta mengatasi gejala asam lambung yang meningkat. Khasiat anti-inflamasi dari daun pepaya membantu meredakan gejala asam lambung seperti sensasi terbakar dan rasa mulas. Meningkatkan produksi getah lambung berdampak pada perbaikan proses pencernaan, keseimbangan pH lambung, dan pengurangan gejala asam lambung yang meningkat.
-
Kapan asam lambung lebih mudah naik? Ini dapat terjadi karena kafein membuat cincin otot kerongkongan rileks pada bagian bawah. Akibatnya, asam lambung lebih mudah naik dan mengakibatkan kerongkongan dan dada terasa lebih panas serta kurang nyaman.
-
Bagaimana cara mencegah asam lambung naik? Berikut 4 cara mencegah asam lambung naik yang efektif dan gampang untuk diterapkan.
4 Tanda Adanya Masalah Asam Lambung di Tubuh Kita yang Kerap Terabaikan
Asam lambung sering kali dianggap sebagai penyebab gejala-gejala yang sudah umum dikenal seperti sakit maag atau sensasi terbakar di tenggorokan. Namun, banyak dari kita mungkin tidak menyadari bahwa ada tanda-tanda lain yang kurang diketahui tentang masalah ini.
Dilansir dari Huffpost, data menunjukkan bahwa sebanyak 783,95 juta orang di seluruh dunia menderita penyakit refluks gastroesofageal (GERD) pada tahun 2019. Meskipun demikian, ada beberapa gejala yang mungkin tidak langsung dihubungkan dengan asam lambung, menurut para ahli gastroenterologi.
Sejumlah gejala ini kerap terlewat kita sadari hingga akhirnya masalah kesehatan ini semakin memburuk. Penting untuk mengenali sejumlah gejala ini setepat mungkin untuk mencegah masalah di masa mendatang.
Tekanan di Telinga
Sering kali, gejala yang terkait dengan masalah asam lambung tidak terbatas hanya pada rasa terbakar di tenggorokan atau sakit maag. Salah satu tanda yang kerap terabaikan adalah tekanan di telinga.
Ketika bahan refluks dari kerongkongan berkumpul di bagian atas tenggorokan, itu dapat menyebabkan peradangan yang meningkatkan tekanan pada tabung-tubung yang menghubungkan nasofaring dengan setiap telinga.
Dr. Mark Tanchel, seorang ahli gastroenterologi bersertifikat, menjelaskan bahwa kondisi ini dapat menghasilkan rasa penuh atau penyumbatan di telinga. Gejala lain yang sering terkait dengan hal ini termasuk nyeri telinga, berdengung di telinga, dan hilangnya pendengaran.
Ini adalah tanda yang mungkin tidak langsung dihubungkan dengan asam lambung, namun sangat penting untuk diperhatikan karena bisa menjadi indikator adanya masalah pencernaan yang mendasar.
Kesulitan Bernapas
Asam lambung tidak hanya mempengaruhi saluran pencernaan, tetapi juga bisa berdampak pada saluran pernapasan. Ketika asam mencapai saluran udara, ini bisa menyebabkan infeksi atau peradangan yang mengakibatkan sesak napas.
Dr. Ali A. Khan, seorang ahli gastroenterologi bersertifikat, menjelaskan bahwa kedekatan kerongkongan dan sistem pernapasan adalah alasan mengapa asam lambung kadang-kadang bisa menyebabkan kesulitan bernapas.
Selain itu, asma sering kali terkait dengan masalah asam lambung. Penderita asma mungkin mengalami batuk kronis, nyeri dada, dan kesulitan bernapas. Pengobatan yang tepat dapat membantu mengurangi gejala asma yang disebabkan oleh asam lambung, seperti anti-asam, dan penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala ini.
Masalah Gigi dan Mulut
Kesehatan mulut yang buruk juga bisa menjadi indikator adanya masalah asam lambung. Asam lambung yang langsung bersentuhan dengan rongga mulut dapat menyebabkan sensitivitas dan korosi gigi, rasa asam, dan bau napas yang tidak sedap.
Dr. Tanchel menjelaskan bahwa saliva secara alami melindungi gigi dengan menetralkan asam dan memberikan bahan yang diperlukan untuk remineralisasi gigi. Namun, asam lambung memiliki kemampuan untuk mengatasi pertahanan ini, yang dapat mengakibatkan kerusakan pada gigi dan mulut. Gejala ini sering kali terabaikan atau diabaikan, namun dapat menjadi tanda penting adanya gangguan pencernaan yang lebih serius.
Nyeri Dada
Nyeri dada sering kali dianggap sebagai gejala yang tidak terkait dengan asam lambung, padahal GERD bisa menjadi penyebabnya. Nyeri dada yang disebabkan oleh GERD mungkin juga dirasakan hingga ke leher, tenggorokan, dan rahang.
Penting untuk memahami bahwa nyeri dada memiliki berbagai penyebab, namun ketika sudah dikesampingkan penyebab yang berbahaya seperti serangan jantung, perhatian harus diarahkan pada kemungkinan adanya masalah pencernaan. GERD dapat menjadi penyebab nyeri dada, dan lebih dari setengah kasus nyeri dada non-kardiak dapat diatribusikan pada kondisi ini.
Identifikasi dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk menghindari komplikasi lebih lanjut. Pentingnya mengenali tanda-tanda ini adalah agar kita dapat mengambil langkah-langkah preventif atau mengobati masalah asam lambung dengan tepat.
Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala tersebut, terutama jika frekuensi atau intensitasnya meningkat, atau jika terdapat gejala spesifik seperti nyeri dada, kesulitan menelan, atau penurunan berat badan yang tidak dijelaskan. Jangan mengabaikan gejala ini, karena pengobatan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko komplikasi yang lebih serius.