8 Senjata Rahasia yang Bisa Dilakukan untuk Menghentikan Penyebaran Mpox
Demi mencegah penyebaran Mpox, terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan di Indonesia.
Dengan ancaman serius yang ditimbulkan oleh Mpox, Indonesia harus bersiap untuk mencegah penyebaran yang lebih luas. Penyakit yang dahulu hanya terbatas di wilayah Afrika ini kini telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk negara tetangga seperti Thailand. Dalam menghadapi situasi ini, langkah-langkah strategis harus segera diambil untuk melindungi masyarakat Indonesia dari wabah yang berpotensi mengancam ini.
Menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, terdapat delapan langkah kunci yang harus dilakukan untuk mengatasi penyebaran Mpox di Indonesia. Langkah-langkah ini, jika diterapkan dengan baik, dapat menjadi senjata rahasia yang ampuh dalam menghentikan penyebaran penyakit ini.
-
Apa itu Mpox? Vaksinasi menjadi salah satu langkah utama dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit, termasuk Mpox, yang belakangan ini menjadi perhatian global.
-
Apa itu penyakit cacar monyet? Penyakit cacar monyet merupakan infeksi virus yang ditandai dengan munculnya bintil bernanah di kulit. Penyakit ini disebabkan oleh virus, tepatnya adalah virus monkeypox.
-
Apa saja gejala utama Mpox? Gejala utama Mpox serupa dengan cacar pada umumnya, yaitu demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan munculnya ruam pada kulit. Ruam ini biasanya mulai muncul di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki. Selain itu, penyakit ini juga bisa menimbulkan komplikasi serius seperti pneumonia bahkan, dalam kasus yang parah, kematian.
-
Apa yang menjadi penyebab utama dari cacar monyet? Cacar monyet merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox dan termasuk ke dalam kelompok “zoonosis” atau bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Namun dalam perkembangannya, penyakit itu bisa menular dari manusia ke manusia.
-
Bagaimana cara penularan cacar monyet? Cacar monyet adalah penyakit yang bisa menular. Beberapa cara penularan cacar monyet, yaitu:Kontak dengan cairan tubuh, seperti darah atau air mani, dari orang atau hewan yang terinfeksi.Kontak dengan lesi cacar monyet di kulit mereka (termasuk di dalam hidung dan mulut).Tetesan pernapasan yang terhirup dari orang yang terinfeksi.Kontak dengan benda yang terkontaminasi, seperti pakaian atau alat makan, dari orang atau hewan yang terinfeksi.Gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, atau penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi.
1. Penguatan Surveilans
Langkah pertama yang krusial adalah memperkuat sistem surveilans atau pemantauan kesehatan. Prof. Tjandra menekankan pentingnya deteksi dini terhadap setiap kasus yang dicurigai, terutama di daerah-daerah terpencil. Dengan luasnya wilayah Indonesia, surveilans harus dilakukan secara ekstensif dan menyeluruh untuk memastikan tidak ada satu pun kasus yang terlewat. “Setiap potensi kasus harus segera terdeteksi untuk mencegah penyebaran yang lebih luas,” ujar Prof. Tjandra.
2. Penyediaan Alat Diagnostik yang Akurat
Setelah mendeteksi kasus, langkah selanjutnya adalah menyediakan alat tes diagnostik yang akurat. Alat seperti PCR dan pemeriksaan biomolekuler harus tersedia di berbagai lokasi strategis agar diagnosis dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. “Akses yang mudah terhadap alat diagnostik adalah kunci untuk respons yang efektif,” tambahnya.
3. Penelusuran Kontak
Langkah ketiga adalah penelusuran kontak, yang mirip dengan apa yang dilakukan saat pandemi COVID-19. Jika ada kasus positif yang terdeteksi, segera lakukan penelusuran kontak untuk mengetahui siapa saja yang mungkin telah terpapar. Ini sangat penting untuk mencegah rantai penularan lebih lanjut.
4. Penyediaan Fasilitas Pengobatan
Bagi mereka yang sudah terinfeksi, terutama oleh Clade 1b yang lebih berbahaya, diperlukan fasilitas pengobatan yang memadai. Ini termasuk tenaga kesehatan yang terlatih, ruang isolasi yang sesuai, serta obat-obatan seperti tecovirimat (TPOXX, ST-246). Masa isolasi dan karantina bagi kasus suspek juga harus ditetapkan dengan jelas.
5. Vaksinasi
Vaksinasi adalah langkah pencegahan yang tidak boleh diabaikan. Ada dua jenis vaksin yang diperlukan: PEPV (Post Exposure Prevention Vaccine) untuk mereka yang telah terpapar atau memiliki kontak erat, dan PPV (Primary Prevention Vaccine) untuk kelompok berisiko tinggi. “Vaksinasi menjadi salah satu senjata paling efektif dalam melawan penyebaran Mpox,” kata Prof. Tjandra.
6. Pengetatan di Pintu Masuk Negara
Pengetatan pemeriksaan di pintu masuk negara sangat penting untuk mencegah masuknya kasus baru dari luar negeri. Namun, langkah ini harus disertai dengan penguatan sistem kesehatan dalam negeri, karena karantina saja tidak cukup untuk mencegah kasus yang lolos, terutama jika pendatang belum menunjukkan gejala.
7. Edukasi dan Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat perlu diberikan edukasi yang tepat tentang cara penularan dan pencegahan Mpox. Menurut Prof. Tjandra, penyuluhan kesehatan harus dilakukan secara luas agar setiap individu tahu bagaimana cara melindungi diri dan keluarganya dari penyakit ini.
8. Koordinasi dengan Organisasi Internasional
Karena Mpox adalah masalah kesehatan global, Indonesia perlu terus berkoordinasi dengan organisasi internasional seperti WHO. Selain itu, pembentukan CDC ASEAN juga perlu dipertimbangkan untuk memperkuat koordinasi di kawasan Asia Tenggara dalam menghadapi ancaman wabah ini.
Dengan menerapkan delapan langkah ini secara menyeluruh dan tepat sasaran, Indonesia dapat menghadapi ancaman Mpox dengan lebih siap dan efektif, menjaga kesehatan masyarakat serta mencegah penyebaran penyakit yang lebih luas.