Anak pertama ternyata lebih rentan mengalami rabun dekat
Ternyata anak pertama memiliki risiko lebih besar untuk menderita rabun dekat.
Bagi Anda yang anak pertama berhati-hatilah, ternyata hasil penelitian menyatakan bahwa anak pertama memiliki risiko lebih besar menjadi rabun dekat dibanding anak selanjutnya.
Dilansir dari Live Science, penelitian yang dilakukan oleh Cardiff University itu melibatkan 89.000 dengan usia antara 40 hingga 69. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa anak pertama memiliki peluang 20 persen lebih tinggi untuk memperoleh rabun dekat dibanding anak yang lahir belakangan.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Bagaimana petugas kesehatan dapat meningkatkan keselamatan pasien? Petugas kesehatan dapat meningkatkan keselamatan pasien dengan menerapkan beberapa praktik aman dalam memberikan pelayanan.
-
Siapa yang memimpin penelitian tentang mumi perempuan yang menjerit? Pemeriksaan menunjukkan perempuan itu berusia sekitar 48 tahun saat meninggal. Dia menderita radang sendi ringan di tulang belakang, dan kehilangan beberapa gigi, kata profesor radiologi Universitas Kairo Sahar Saleem, yang memimpin penelitian ini.
Menurut Jeremy A. Guggenheim sebagai peneliti, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang didapat anak pertama. Faktor pendidikan memiliki andil sebesar 25 persen dari masalah ini. Banyak orang tua, lebih memberikan perhatian ekstra untuk anak pertama mereka. Dampak yang muncul adalah anak menjadi lebih banyak membaca dan belajar, sehingga penglihatan mereka lebih mudah memburuk dibanding saudara mereka yang lahir belakangan.
Saat ini diperkirakan ada 30 persen dari penduduk bumi yang mengalami rabun dekat. Jumlah ini meningkat terus pada generasi muda dan merupakan masalah kesehatan yang sangat penting. Faktor penyebab munculnya rabun dekat ini karena beberapa hal seperti genetis, kegiatan-kegiatan seperti membaca buku dan kurangnya waktu untuk kegiatan luar.
Meningkatnya jumlah rabun dekat yang bersamaan dengan tingginya partisipasi sekolah ini seharusnya mampu membuat institusi pendidikan memikirkan cara lain pembelajaran yang lebih sehat bagi mata. Bagi orang tua, sebaiknya jangan terlalu menekan anak Anda terutama anak pertama untuk lebih berprestasi akademik. Kesehatan matanya juga adalah hal yang harus diperhatikan.
Baca juga:
Menilik 4 sisi gelap dari lensa kontak
Cegah rabun jauh? Biarkan anak main di luar rumah!
Tes ketajaman mata anda lewat cara mudah di sini
Dapatkan mata indah dan sehat dengan konsumsi 7 makanan ini
Bahaya pemakaian lensa kontak, dari infeksi hingga kebutaan