Anak suka sayuran yang tidak terlalu mentah atau matang
Susah sekali rasanya membujuk anak untuk makan sayuran. Namun jika Anda tahu rahasianya, sebenarnya mudah.
Susah sekali rasanya membujuk anak untuk makan sayuran. Namun jika Anda tahu rahasianya, sebenarnya mudah. Anak sebenarnya suka sayuran yang dimasak tidak terlalu mentah atau matang, demikian menurut penelitian terbaru dari Australia.
Di dalam penelitian, ada 82 anak perempuan dan laki-laki berusia 5-6 tahun yang dilibatkan. Merek mengaku suka rasa brokoli dan kembang kol yang dimasak seperlunya (sekitar 6-8 menit) daripada lebih cepat atau lebih lama dari waktu tersebut.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Anak-anak tersebut juga mengaku lebih suka brokoli yang dikukus daripada direbus. Untuk kembang kol, tidak ada metode memasak khusus.
Brokoli yang dikukus terlalu lama memang rasanya bisa menjadi pahit. Mungkin itulah sebab anak-anak tidak begitu menyukai brokoli yang dimasak terlalu matang. Sementara rasa pahit pada kembang kol tidak banyak berubah meskipun dimasak terlalu lama.
Selain itu, anak-anak cenderung pilih-pilih sayuran dalam rasa dan teksturnya. Berdasarkan penelitian, sayuran dengan tekstur yang agak kasar dan dimasak tidak terlalu sebentar atau lama adalah favorit anak.
"Mengukus sayuran memang lebih baik daripada merebusnya, sebab kandungan nutrisi tetap terjaga. Selain itu anak juga lebih menyukainya," tutur peneliti, seperti yang dikutip dari My Health News Daily.
Meskipun demikian, karena penelitian ini dilakukan di dalam laboratorium, para ahli tidak yakin apakah hal serupa berlaku pada anak yang suka pilih-pilih makanan. Penelitian lebih lanjut pun perlu dilakukan.
Penelitian ini dilakukan oleh para ahli dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation. Hasilnya kemudian dilaporkan dalam jurnal Food Quality and Preference.
(mdk/riz)