Anak yang Belajar Puasa Tidak Disarankan Berbuka dan Sahur dengan Junk Food
Bagi anak yang belajar berpuasa, konsumsi makanan bernutrisi sangat penting dilakukan saat sahur dan berbuka.
Bagi anak yang belajar berpuasa, konsumsi makanan bernutrisi sangat penting dilakukan saat sahur dan berbuka.
-
Apa pengertian dari parenting? Parenting adalah proses untuk mendidik dan menyelaraskan anak-anak dengan nilai-nilai sosial yang diterima di masyarakat.
-
Kenapa parenting penting bagi perkembangan anak? Parenting adalah cara orang tua dalam mendidik anak. Sebagai fondasi dari perkembangan anak, peran orang tua dalam membimbing, mendidik, dan merawat anak-anak mereka memiliki dampak yang signifikan pada pertumbuhan dan kesejahteraan anak-anak.
-
Bagaimana cara orang tua menerapkan parenting yang baik? Parenting juga dapat membantu menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak untuk berkembang. Proses ini melibatkan penekanan pada komunikasi, disiplin, dan pendidikan yang tepat.
-
Bagaimana peran orang tua dalam parenting meliputi pemenuhan kebutuhan anak? Parenting meliputi pemenuhan kebutuhan fisik yaitu makanan dan minuman, dan kebutuhan psikologi seperti kasih sayang, rasa aman, serta sosialisasi dengan masyarakat sekitar agar anak bisa beradaptasi dengan lingkungannya.
-
Kapan peran orang tua dalam parenting menjadi sangat penting? Orang tua adalah pembimbing dan pendidik pertama bagi anak.
-
Bagaimana cara menjaga keutuhan keluarga? Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga keutuhan keluarga. Memberi perhatian kecil, saling menghormati keputusan satu sama lain dalam keluarga dan sebagainya. Lebih jauh, kata mutiara keluarga bisa membuatmu menyadari bahwa keluarga begitu bermakna.
Anak yang Belajar Puasa Tidak Disarankan Berbuka dan Sahur dengan Junk Food
Puasa Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang menjaga kesehatan tubuh, terutama bagi anak-anak yang sedang belajar untuk berpuasa. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso, menekankan pentingnya asupan nutrisi yang baik selama sahur dan berbuka bagi anak-anak yang sedang belajar puasa.
“Anak itu sedang masa pertumbuhan, jangan sampai ada malnutrisi,” kata Piprim beberapa waktu lalu.
Menurut Piprim, menu yang baik untuk anak saat berbuka dan sahur adalah menu yang kaya nutrisi. Hal ini penting karena anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan, dan malnutrisi dapat mengganggu perkembangan mereka. Piprim juga menekankan bahwa stunting, masalah pertumbuhan pada anak, sering kali disebabkan oleh kekurangan nutrisi, terutama protein hewani.
Terkait dengan puasa Ramadan, Piprim menyoroti masalah makanan junk food yang sering kali menjadi pilihan anak-anak. Junk food kaya akan kalori tetapi rendah nutrisi, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes. Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari makanan junk food dan menggantinya dengan makanan yang kaya nutrisi.
“Sayangnya, banyak yang membombardir anak dengan makanan junk food. Junk food itu kan tinggi kalori tapi miskin nutrisi nanti larinya ke diabetes. Jadi usahakan makanan kaya nutrisi supaya anak tidak mengalami malnutrisi,” papar Piprim.
Piprim juga menegaskan bahwa anak tidak akan mengalami malnutrisi selama berpuasa jika asupan nutrisinya tercukupi dengan baik saat berbuka dan sahur. Untuk itu, orang tua perlu memperhatikan menu yang disajikan agar anak mendapatkan nutrisi yang cukup.
Contoh Menu Buka dan Sahur yang Sehat Menurut Piprim:
Nasi Telur
Ayam Goreng
Ikan Goreng
Opor
Menu-menu sederhana ini mengandung protein hewani yang cukup, yang penting untuk pertumbuhan anak.
Meskipun banyak anak yang ingin belajar puasa pada usia yang relatif muda, Piprim menekankan bahwa anak-anak sebenarnya belum wajib berpuasa. Oleh karena itu, mereka tidak boleh dipaksa untuk berpuasa penuh. Anak-anak boleh berlatih berpuasa sebagai bentuk persiapan, tetapi harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
“Untuk anak-anak enggak boleh dipaksa puasa, dia bolehnya latihan berpuasa,” kata Piprim.
Terkait dengan kematangan psikologis anak, Piprim menegaskan bahwa setiap anak memiliki kematangan yang berbeda. Beberapa anak mungkin sudah siap untuk berpuasa pada usia yang relatif muda, sementara yang lain mungkin memerlukan lebih banyak waktu. Orang tua perlu memahami dan menghormati perbedaan ini, dan tidak membanding-bandingkan anak-anak mereka dengan yang lain.
“Nah ini terkait dengan kematangan usia psikologisnya. Itu beda-beda ada anak enam tahun yang sudah kuat. Kalau secara fisik, anak itu sudah kuat puasa tapi secara psikologisnya, kematangannya beda-beda.”
“Ada yang enam tahun sudah kuat sampai magrib, ada yang sudah 10 tahun pun belum kuat jadi memang enggak boleh dipaksakan,” jelas Piprim.
Dengan memperhatikan asupan nutrisi yang baik dan memberikan dukungan yang tepat, anak-anak dapat belajar puasa dengan lancar dan tanpa mengganggu kesehatan mereka.