Benarkah es batu ampuh untuk mengobati cedera?
Menempelkan es batu memang bermanfaat untuk mengurangi peradangan karena cedera. Namun proses peradangan yang terhambat juga bisa membuat proses penyembuhan luka melambat.
Tentu kamu pasti sering melihat bahwa saat seseorang mengalami cedera, maka cara termudah untuk meredakan nyeri yang terjadi adalah dengan menempelkan es batu di atasnya. Kamu pasti bertanya-tanya bagaimana cara es batu bekerja.
Well, menurut penelitian yang dilansir dari boldsky.com, suhu dingin es bekerja membatasi sirkulasi darah ke area yang sakit sehingga dapat mengurangi peradangan dan pembengkakan yang terjadi. Suhu dinginnya juga mampu mematikan rasa nyeri untuk beberapa waktu.
Meski memiliki manfaat tersebut, mengobati cedera dengan es batu nyatanya tak baik untuk penyembuhan luka, lho.
"Peradangan yang terjadi saat cedera dianggap sebagai hal yang buruk karena rasa sakit dan kulit yang membiru. Nyatanya, peradangan adalah langkah awal dari proses penyembuhan luka yang sedang berlangsung. Untuk memperbaiki jaringan, peradangan perlu untuk dilakukan. Nah, jika peradangan berhenti, maka proses penyembuhan luka juga berhenti," terang penelitian ini.
"Selain dampak tersebut, es juga dikatakan bisa mengganggu aliran cairan limfatik yang bermanfaat untuk menyembuhkan luka. Es pun akan mengurangi koordinasi, kecepatan, serta kekuatan otot tertentu. Akibatnya terjadi perlambatan gerakan."
"Maka, meski kamu mengalami peradangan dan bengkak saat cedera, maka hal tersebut normal terjadi. Peradangan akan membuat sel-sel aktif kembali untuk menyembuhkan luka. Gunakan es batu hanya dalam situasi darurat. Jika kamu tidak menemukannya, maka hal tersebut tidaklah mengapa."
Baca juga:
Penyebab munculnya sensasi terbakar di area anus
9 Anggota tubuh manusia yang ternyata bisa didonorkan, apa saja?
6 bahaya kesehatan saat kamu tinggal di tempat berisik
Satu lagi gejala kanker payudara yang sering diabaikan wanita
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.