Menakjubkan, Semut Bisa Obati Cedera Kaki Sesama Mereka seperti Manusia, Begini Caranya
Semut melakukan prosedur untuk menyelamatkan nyawa sesama semutnya yang terluka atau cedera.
Semut melakukan prosedur untuk menyelamatkan nyawa sesama semutnya yang terluka atau cedera.
-
Apa yang ditemukan peneliti tentang semut? Para peneliti menemukan bahwa semut tukang kayu Florida (Camponotus floridanus) mengidentifikasi luka anggota badan pada teman sarangnya, lalu mengobatinya dengan pembersihan atau amputasi.
-
Bagaimana semut melakukan operasi amputasi? Dalam percobaannya, mereka mengamati bahwa semut mengobati luka pada tulang paha anggota sarangnya dengan cara membersihkan luka tersebut menggunakan mulutnya sebelum mengamputasi kaki tersebut dengan cara menggigitnya berulang kali.
-
Apa yang dilakukan semut Matabele untuk menyembuhkan luka? Ketika pekerja yang terluka dibawa kembali ke sarang, sesama pekerja aktif menjilati dan merawat luka selama tiga jam pertama setelah cedera.
-
Bagaimana semut Matabele menyembuhkan diri dari luka? Para peneliti menemukan bahwa semut ini secara aktif menggunakan senyawa antimikroba dan protein yang disekresikan dari kelenjar metapleural mereka untuk merawat luka yang terinfeksi.
-
Apa yang dilakukan semut pengumpul yang terluka? Menurut New Scientist, di dalam koloni semut Matabele (Megaponera analis), kelompok semut pengumpul yang terluka, biasanya oleh rayap, dibantu untuk kembali ke koloni dan dirawat oleh semut lain agar mereka pulih.
-
Bagaimana semut menjaga anggota yang sudah meninggal? Mereka memiliki semut pengukur yang khusus bertugas mengeluarkan jenazah semut yang sudah mati dari koloni untuk mencegah penyebaran patogen kepada semut lain. Bahkan semut pengumpul memiliki sistem penumpukan yang kompleks untuk semut yang sudah mati.
Menakjubkan, Semut Bisa Obati Cedera Kaki Sesama Mereka seperti Manusia, Begini Caranya
Para peneliti baru-baru ini menemukan hal menakjubkan tentang semut. Berdasarkan hasil penelitian mereka terhadap semut di Florida, Amerika Serikat, hewan kecil tersebut melakukan prosedur penyelamatan nyawa jika ada sesama semut mereka yang terluka, sama seperti manusia.
Para peneliti mengamati, semut tukang kayu Florida dapat mengenali ketika salah satu teman satu sarangnya mengalami cedera anggota tubuh. Mereka merespons dengan membersihkan luka atau bahkan mengamputasi anggota tubuh yang rusak. Temuan ini baru-baru ini dipublikasikan di jurnal Current Biology oleh tim peneliti.
“Ketika kita berbicara tentang perilaku amputasi, ini adalah satu-satunya kasus di mana amputasi yang canggih dan sistematis terhadap suatu individu oleh anggota spesies lain terjadi di dunia hewan,” jelas Erik Frank, penulis utama studi tersebut dan seorang ahli ekologi perilaku di Universitas Würzburg di Jerman, dikutip dari Greek Reporter, Rabu (17/7).
Pada 2023, tim Erik Frank juga membuat penemuan penting yang melibatkan spesies semut Afrika, semut Metabele (Megaponera analis). Mereka menemukan, semut ini dapat menyembuhkan luka yang terinfeksi di anggota koloninya menggunakan zat antimikroba dari kelenjarnya. Berbeda dengan semut Metabele, semut tukang kayu Florida tidak memiliki kelenjar seperti itu.
Oleh karena itu, para peneliti bertujuan untuk memahami bagaimana semut ini menangani luka di antara anggota koloni, dengan fokus khusus pada cedera pada tulang paha (paha) dan tibia bagian bawah, tulang antara lutut dan pergelangan kaki.
Selama percobaan, para peneliti mengamati bahwa semut tukang kayu Florida menangani cedera tulang paha rekan satu sarangnya dengan terlebih dahulu membersihkan luka tersebut menggunakan mulutnya.
Selanjutnya, mereka melakukan amputasi dengan cara menggigit berulang kali pada kaki yang terkena. Sebaliknya, pada luka tibia, semut hanya membersihkan luka tersebut tanpa harus diamputasi, seperti dilansir Live Science.
Operasi yang dilakukan oleh semut menghasilkan peningkatan luar biasa dalam tingkat kelangsungan hidup semut yang terluka. Untuk cedera tulang paha, tingkat kelangsungan hidup meningkat dari kurang dari 40 persen menjadi antara 90 dan 95 persen ketika amputasi dilakukan. Demikian pula, tingkat kelangsungan hidup akibat cedera tibia meningkat dari 15 menjadi 75 persen setelah luka dibersihkan.
Peneliti menduga, semut hanya memilih untuk mengamputasi kaki yang mengalami cedera tulang paha karena keterbatasan waktu. Proses amputasi sendiri membutuhkan waktu minimal 40 menit bagi semut untuk menyelesaikannya.
Setelah menganalisis mikro-CT scan semut, para peneliti berhipotesis bahwa kerusakan pada otot yang bertanggung jawab untuk memompa darah di tulang paha memperlambat sirkulasi. Penundaan ini berpotensi menghalangi darah yang mengandung bakteri memasuki tubuh dengan cepat, sehingga memberikan waktu yang cukup bagi semut untuk melakukan amputasi yang diperlukan.
Sebaliknya, tibia semut memiliki jaringan otot yang relatif lebih sedikit, sehingga memungkinkan infeksi menyebar lebih cepat. Akibatnya, amputasi memerlukan terlalu banyak waktu bagi semut untuk menghentikan penyebaran bakteri berbahaya secara efektif. Oleh karena itu, mereka memprioritaskan pembersihan luka sebagai metode pengobatan utama, seperti dilansir Live Science.