Ini Hal yang Harus Diperhatikan Agar Konsumsi Kopi Tak Sebabkan Hipertensi
"Dalam satu penelitian, trennya adalah U-Shape. Jadi kalau kurang sekali kopinya atau kurang dari satu cangkir dalam seminggu atau sehari tidak sampai satu cangkir, risiko terhadap tekanan darah rendah," kata pakar hipertensi dr. Paskariatne Probo Dewi Yamin mengungkapkan beberapa waktu lalu di Jakarta.
Banyak masyarakat yang percaya bahwa konsumsi kopi berhubungan dengan naiknya tekanan darah seseorang. Namun ada sebuah hal yang harus diketahui mengenai konsumsi minuman ini agar tak menyebabkan hipertensi.
"Dalam satu penelitian, trennya adalah U-Shape. Jadi kalau kurang sekali kopinya atau kurang dari satu cangkir dalam seminggu atau sehari tidak sampai satu cangkir, risiko terhadap tekanan darah rendah," kata pakar hipertensi dr. Paskariatne Probo Dewi Yamin mengungkapkan beberapa waktu lalu di Jakarta.
-
Bagaimana kopi bisa menurunkan risiko kematian? Kopi mengandung senyawa seperti kafein dan polifenol yang dikenal memiliki sifat anti-inflamasi. Selain itu, menurut penelitian, mengkonsumsi kopi dapat menurunkan risiko permasalahan metabolisme yang dapat memperburuk peradangan.
-
Kapan kopi berlebihan bisa memicu sakit kepala? Kafein dalam dosis yang terlalu tinggi bisa memicu sakit kepala. Konsumsi berlebihan kopi, terutama lebih dari lima gelas, bisa menyebabkan rasa pusing.
-
Apa kaitan antara kopi dan penyakit jantung? "Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsumsi kopi dan risiko serangan jantung. Namun, hal ini semakin diperkuat oleh kebiasaan masyarakat Indonesia yang sering menambahkan gula dalam kopi mereka. Ini yang berpotensi menyebabkan masalah jantung, bukan kopinya, melainkan tingginya kadar gula," jelas Rita dalam sebuah konferensi pers daring bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
-
Apa yang membuat kopi dikaitkan dengan sakit kepala? Mitos kopi yang pertama dikaitkan dengan risiko sakit kepala. Mitos bahwa mengonsumsi kopi dapat menyebabkan sakit kepala sebenarnya tidak benar.
-
Bagaimana cara mengatasi hipertensi? Pengobatan hipertensi sendiri biasanya akan disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan pasien. Namun, ada beberapa hal yang penting diperhatikan setiap pasien jika ingin menurunkan tekanan darah, yakni:1. Kurangi asupan garam2. Tidak merokok3. Lakukan latihan fisik secara teratur4. Hindari stres5. Hindari konsumsi alkohol6. Terapkan pola makan yang seimbang7. Jaga berat badan8. Minum obat penurun tekanan darah sesuai resep dokter
-
Apa saja gejala hipertensi yang dirasakan? Dilansir dari Halodoc, seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul, antara lain:1. Sakit kepala2. Mimisan3. Masalah penglihatan4. Nyeri dada5. Telinga berdengung6. Sesak napas7. Aritmia
Namun, ketika kamu mengonsumsi satu cangkir dalam sehari, risiko tekanan darah malah tinggi. Hal lain yang banyak menjadi bahan perdebatan adalah adanya kepercayaan jika seseorang meminum kopi lebih dari satu cangkir dalam sehari, risikonya kembali menurun.
"Setelah diteliti, kopi selain mengandung kafein juga mengandung zat-zat aktif lainnya sebagai antioksidan. Jadi sebenarnya dalam penelitian ini, kalau mereka yang minum lebih dari dua cangkir mengapa dia menurunkan efek hipertensi, karena ada zat-zat lain yang justru bermanfaat," kata Paska.
"Dalam dosis tinggi, ada zat di kopi yang membalikkan efek kafeinnya. Jadi sebenarnya yang menyebabkan tekanan darah tinggi pada kopi adalah kafeinnya," sambungnya.
Paska mengatakan, American Heart Association di 2017 merekomendasikan konsumsi kopi dalam sehari adalah tidak lebih dari 330 miligram. Angka ini setara dengan tiga cangkir.
Namun, jenis produk kopi yang disarankan untuk diminum adalah kopi yang murni. Paska mengatakan, dalam produk-produk kopi saat ini, banyak yang mencampurnya dengan bahan-bahan lain. Misalnya susu atau gula. Paska mengatakan, campuran-campuran semacam inilah yang sebenarnya tidak baik untuk tubuh.
"Apalagi susu tidak rendah lemak, terutama gula. Ini yang menjadi berbahaya jadi harus hati-hati," kata Paska menuturkan.
Dia menambahkan, untuk mengurangi risiko hipertensi sesungguhnya adalah dengan mengubah gaya hidup. Beberapa di antaranya adalah dengan memperbanyak aktivitas fisik, mengurangi konsumsi garam, dan juga menghindari makanan cepat saji yang mengandung monosodium glutamat atau MSG.
Reporter: Giovani Dio Prasasti
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Manajemen Waktu Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Munculnya Hipertensi
Hipertensi Bisa Jadi Biang Kerok Dari Munculnya Segala Macam Penyakit
Emosi dan Stres Ketika Bekerja Bisa Buat Seseorang Rentan Terkena Hipertensi
Konsumsi Garam Terlalu Banyak Bisa Buat Orang Rawan Hipertensi
Gaya Hidup Buat Anak Muda Saat Ini Lebih Banyak Terkena Hipertensi
Penderita Parkinson Sekaligus Hipertensi Perlu Sering Periksa Tekanan Darah