Ini Penyebab Kita Menjadi Tidak Tahan Makanan Pedas ketika Bertambah Tua
Secara umum, ketika mengonsumsi makanan pedas, rasa ini tidak hanya dirasakan bibir, lidah, dan mulut saja. Bagian perut juga memiliki sejumlah reseptor yang bisa mengenali capsaicin, bahan kimia pada cabe, paprika, merica, serta sejumlah makanan dengan rasa pedas lainnya.
Makanan pedas merupakan salah satu kegemaran bagi banyak orang Asia tak terkecuali orang Indonesia. Baik dalam bentuk sambal atau dalam berbagai makan lain, rasa pedas merupakan salah satu hal yang menjadi favorit bagi banyak orang.
Namun seiring bertambahnya usia, pernahkah kamu sadari bahwa semakin tua kita semakin tidak tahan dengan makanan pedas? Hal ini bukan hanya terjadi pada lidah namun juga pada perut yang tidak tahan ketika mengonsumsi makanan pedas.
Secara umum, ketika mengonsumsi makanan pedas, rasa ini tidak hanya dirasakan bibir, lidah, dan mulut saja. Bagian perut juga memiliki sejumlah reseptor yang bisa mengenali capsaicin, bahan kimia pada cabe, paprika, merica, serta sejumlah makanan dengan rasa pedas lainnya.
-
Apa yang dimaksud dengan makan sehat? Menurut Davis pada dasarnya, makan sehat adalah mengisi tubuh dengan makanan bergizi dan utuh.
-
Apa saja contoh yel-yel kesehatan lucu yang membahas tentang makan sehat? Berikut sepuluh contoh yel-yel kesehatan lucu tentang makan sehat: 1. "Buah segar setiap hari, bikin tubuh jadi happy! Makan apel, pisang, jeruk, sehat selalu, nggak akan murung!"2. "Sayur hijau enak sekali, bikin badan jadi kuat! Bayam, brokoli, kangkung juga, makan sehat, nggak ada ruginya!"3. "Sarapan bergizi, ayo jangan lupa! Bubur ayam, sereal, tambah susu, kita sehat, cerdas selalu!":4. “Makan warna-warni, tubuh jadi happy! Wortel, tomat, paprika merah, kita sehat, nggak gampang lelah!"5. "Minum susu setiap hari, tulang kuat, badan sehat! Cokelat, vanila, stroberi, pilih rasa yang kamu suka!" 6. "Junk food no, makanan sehat yes! Salad, yoghurt, dan granola, bikin badan sehat semua!"7. “Protein sehat setiap hari, ayam, ikan, dan kacang-kacangan! Tubuh kuat, otot kencang, siap beraksi setiap pagi!"8. “Kurangi gula, jangan berlebih, biar tubuh tetap fit! Buah manis, lebih asik, badan sehat, kita asyik!"9. “Minyak sehat, jangan goreng terus, biar jantung tetap sehat! Olive oil, alpukat, sehat terus, tanpa lemak jahat!"10. “Snack sehat, ayo kita pilih, buah kering, kacang, atau yoghurt! Energi penuh, semangat bangkit, badan sehat, hati senang!"
-
Makanan apa yang baik buat menjaga kesehatan usus? Makanan fermentasi mengandung probiotik, yaitu bakteri baik yang memang dibutuhkan di dalam saluran cerna untuk membantu proses mencerna makanan. Jika ingin menjaga kesehatan pencernaan, jangan lupa juga untuk selalu mengonsumsi makanan tinggi serat. Bukan rahasia lagi kalau jenis makanan yang satu ini sangat penting untuk membantu kelancaran sistem pencernaan manusia.
-
Apa saja makanan yang baik untuk menjaga kesehatan mata? Makanan tinggi vitamin A, C, E, lutein, zeaxanthin, dan zinc dapat membantu menjaga kesehatan mata Anda.
-
Kenapa mengunyah makanan dengan benar penting untuk kesehatan? Orang yang tidak mengunyah makanan dengan baik sebelum menelan sering kali mengalami masalah pencernaan dan berisiko lebih tinggi untuk tersedak, aspirasi, malnutrisi, dan dehidrasi.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
Dilansir dari Channel News Asia, Dr Andrew Ong, dari departemen gastroentrologi dan hepatologi Singapore General Hospital mengatakan bahwa adanya reseptor ini menjadi penyebab munculnya efek di perut setelah konsumsi makanan pedas. Hal ini bisa berupa sakit perut, diare, serta rasa panas di perut.
Keberadaan reseptor pedas ini juga tidak hanya sebatas di perut saja. Hal ini bahkan ada di anus kita sehingga memunculkan rasa panas terbakar yang kadang muncul pada saat kita buang air besar.
Reseptor pendeteksi capsaicin juga ditemui pada usus kecil serta usus besar dan bisa memunculkan rasa panas ini. Sebagai mekanisme perlindungan, bagian ini bakal bekerja untuk mengeluarkan makanan ini secara cepat.
Karena pergerakan makanan yang sangat cepat, akhirnya tubuh tak bisa menyerap cukup cairan dari sisa makanan. Hal ini yang kadang menyebabkan diare setelah mengonsumsi makanan pedas.
Mengapa Hal Ini Terjadi ketika Usia Bertambah?
Salah satu penyebab dari hal ini adalah karena pada usia paruh baya, banyak orang mulai menjalani perawatan untuk penyakit kronis seperti kolesterol atau tekanan darah tinggi.
"Sejumlah efek samping dari pengobatan ini bisa mengiritasi saluran pencernaan sehingga pasien lebih sensitif pada makanan pedas," jelas dr. Ong.
Kedua, jika kamu termasuk Sandwich Generation yang harus menyokong kehidupan anak serta orangtua, kamu juga cenderung lebih sering mengalami stres. Hal ini bisa membuat perutmu lebih rentan mengalami masalah ketika mengonsumsi makanan pedas.
"Penelitian menunjukkan bahwa stres menurunkan daya tahan terhadap rasa sakit pada saluran pencernaan. Hal ini membuat pasien yang berada dalam kondisi stres cenderung mengalami masalah ini," terang dr. Ong.
Selain dua hal tersebut, terdapat satu lagi penyebab terjadinya masalah ini. Hal ini adalah karena perubahan pola makan yang terjadi.
"Karena orang Asia telah mengubah pola makan mereka termasuk menjadi lebih kebarat-baratan, kita semakin jarang mengonsumsi makanan pedas sehingga menurunkan toleransi kita dalam mengonsumsinya," jelas dr. Ong.
Cara Mengatasinya
Cara penanganan terbaik adalah dengan mengonsumsi lebih sedikit makanan pedas terutama jika kamu mengalami masalah ini secara parah. Jika daya tahan yang kamu miliki terhadap makanan pedas lemah, sebaiknya beri waktu untuk membiasakannya kembali.
"Kamu mungkin dapat membiasakan dirimu dengan mengonsumsi makanan pedas secara rutin," saran dr. Ong.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengonsumsi antasida untuk menenangkan lambung. Sebaiknya konsumsi obat ini sebelum mengonsumsi makanan pedas dan bukan setelahnya.
(mdk/RWP)