Ini tes yang dapat mendeteksi seluruh virus yang diidap seseorang
Peneliti di Amerika telah menemukan sebuah tes yang mampu mengenali semua virus yang dimiliki oleh seseorang.
Demi dapat menangani pasien secara tepat, identifikasi terhadap penyakit yang diderita adalah hal yang paling utama. Kesalahan dalam identifikasi penyakit dapat berakibat pada penanganan yang tidak tepat. Penemuan terbaru ini dapat membantu untuk mendeteksi penyakit yang diderita seseorang secara tepat.
Dilansir dari Popular Science, sebuah penelitian dari Washington University si St. Louis berhasil menemukan sebuah tes diagnostik yang mampu mendeteksi bermacam virus yang menginfeksi baik manusia maupun hewan. Hasil penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Genome Research dan diberi nama ViroCap.
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
-
Bagaimana peran pemetaan virus di lautan dalam penelitian? Ketika para peneliti memperoleh pemetaan virus di lautan, hal ini sangat mempermudah penelitian mereka. Peta virus di lautan memainkan peran penting karena memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi dan mempelajari jenis virus yang ada.
-
Mengapa para ilmuwan menghidupkan kembali virus-virus kuno tersebut? Alasan tim peneliti menghidupkan virus adalah untuk menilai dampaknya terhadap kesehatan masyarakat mengingat setelah permafrost mencair, maka air dari permaforst mampu melepaskan berton-ton bahan kimia dan mikroba yang terperangkap dalamnya.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
-
Kenapa ilmuwan meneliti virus purba di Himalaya? Penelitian itu memberi gambaran singkat tentang bagaimana virus beradaptasi dengan perubahan iklim selama ribuan tahun.
-
Siapa yang memimpin penelitian tentang virus purba dalam DNA Amoebidium? Penelitian ini dilakukan tim ilmuwan dari Universitas Queen Mary London yang dipimpin ahli biologi evolusioner Alex de Mendoza Soler.
Demi mengembangkan tes ini, peneliti mengumpulkan berbagai macam pola unik DNA dan RNA dari setiap jenis virus yang menjangkit manusia dan hewan. Sejauh ini telah terdapat dua juta rangkaian unik yang berasal dari genetis. pola unik DNA dan RNA itu dicocokkan dengan den yang terdapat pada pasien yang menderita penyakit tertentu tersebut. Hasil dari hal ini dimanfaatkan untuk membuat diagnosis penyakit.
Peneliti berharap bahwa teknik terbaru ini dapat membantu untuk mendeteksi lebih cepat berbagai virus berbahaya seperti Ebola, Marburg, dan SARS. Berdasar hasil percobaan, teknologi terbaru ini dapat berhasil menemukan kandungan virus pada tubuh pasien 52 persen lebih banyak dibanding menggunakan metode tradisional. Selain itu tes ini juga dapat untuk mendeteksi perbedaan variasi genetik yang sangat kecil.
Akan tetapi tes ini masih belum dapat digunakan untuk membantu pengobatan klinis hingga beberapa tahun ke depan. Masih perlu terdapat perbaikan serta penambahan variasi pola genetis dan virus dalam data untuk tes ini. Selanjutnya diharap tes ini juga dapat mengenali penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.
Baca juga:
Menggelikan! 5 Mitos seks aneh ini benar-benar ada
Awas, ancaman diabetes mengintai mereka yang sering begadang!
Terlihat menyehatkan, air lemon justru bisa bikin tubuh sakit
Benarkah tato bikin orang lebih agresif?
Obat hipertensi jauh lebih efektif dikonsumsi malam hari