Kebiasaan Makan Nasi dalam Porsi Berlebih Jadi Penyebab Muncul dan Kambuhnya Diabetes
Konsumsi nasi bagi masyarakat Indonesia dan Asia merupakan salah satu pemicu tingginya angka diabetes.
Diabetes adalah penyakit metabolik yang semakin banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Salah satu faktor penyebab utama adalah pola makan, khususnya kebiasaan mengonsumsi nasi dalam porsi berlebihan.
Dalam Juncto Lite Podcast, dr. Richard Suwandi, Sp.D dari RS EMC Pekayon menjelaskan hubungan antara nasi dan diabetes serta bagaimana kebiasaan makan nasi dapat mempengaruhi kesehatan seseorang.
-
Kapan nanas sebaiknya dihindari oleh penderita diabetes? Untuk konsumsi nanas dalam bentuk jus perlu untuk dihindari bagi pengidap diabetes.
-
Kenapa pasien diabetes sebaiknya menghindari nasi putih? Bagi pasien diabetes, pilihan yang lebih baik adalah mengonsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi merah dan roti gandum karena memiliki indeks glikemik yang lebih rendah.
-
Siapa yang memberikan tips untuk pasien diabetes makan nasi putih? Menurut dr. Cindy J. Pudjiadi, Sp.GK, dokter spesialis gizi klinik, ada tips yang dapat membantu pasien diabetes dalam mengonsumsi nasi putih tanpa mengganggu kadar gula darah.
-
Bagaimana cara pasien diabetes agar bisa makan nasi putih dengan aman? Jadi di nasi merah itu kan ada vitamin, mineral, dan serat. Nah kita bikin nasi putih itu ada tambahan vitamin, mineral dan serat. Caranya tambahkan sayur yang banyak. Adanya sayur yang banyak itu akan mendapatkan serat, vitamin, dan mineral di situ. Jadi jangan hanya makan nasi putih saja tanpa adanya tambahan teman-temannya tersebut," paparnya.
-
Apa yang menjadi sumber masalah bagi penderita diabetes dalam mengonsumsi nasi putih? Nasi putih merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun, bagi penderita diabetes, nasi putih dapat menjadi sumber masalah karena mengandung karbohidrat yang tinggi dan indeks glikemik yang tinggi.
-
Mengapa nasi merah lebih baik untuk penderita diabetes dibandingkan nasi putih? Selain itu, nasi putih juga dapat diganti dengan nasi merah, yang memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dan kandungan serat yang lebih tinggi. Serat dapat membantu menurunkan penyerapan gula darah dan meningkatkan rasa kenyang.
Nasi dan Diabetes: Mitos atau Fakta?
Nasi adalah makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, tetapi apakah nasi dapat menyebabkan diabetes? Menurut dr. Richard, jawabannya tidak sepenuhnya sederhana.
"Jawabannya tergantung apakah kita makan nasinya sesuai dengan kebutuhan kita, tidak berlebihan, dan apakah nasi yang kita makan digunakan sebagai sumber energi di badan kita," jelasnya.
Nasi sebagai sumber karbohidrat pada dasarnya tidak salah, tetapi porsi yang berlebihan dan penggunaan energi yang tidak sesuai dapat menyebabkan masalah.
Dr. Richard menekankan bahwa karbohidrat, termasuk gula, adalah sumber energi penting bagi tubuh. "Prinsipnya, karbohidrat itu bukan makanan yang jahat. Sebenarnya itu termasuk sumber energi. Gula karbohidrat itu adalah sumber energi. Ketika dia masuk ke dalam badan kita, kita gunakan, no problem," ujarnya.
Namun, masalah muncul ketika asupan gula dan karbohidrat berlebihan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup untuk membakarnya.
- Pasien Diabetes Tak Perlu Cemas, Begini Cara Gampang Menjadikan Nasi Putih Lebih Ramah Gula Darah
- 9 Makanan yang Menyebabkan Diabetes, Wajib Batasi Porsinya
- Kebiasaan Makan Nasi dalam Porsi Berlebih Jadi Penyebab Muncul dan Kambuhnya Diabetes
- Penderita Diabetes Tidak Perlu Hindari Nasi Asal Terapkan Sejumlah Hal Ini
Pola Makan yang Tidak Sehat
Masalah utama di masa sekarang adalah tren konsumsi makanan yang semakin manis dan porsi nasi yang semakin besar.
"Makanan cenderung makin lama makin manis. Buah-buahan saja makin lama makin manis. Kalau enggak manis, makanan asin-asinnya porsinya nasinya makin lama makin besar," ungkap dr. Richard. Kebiasaan makan dengan porsi berlebihan ini semakin diperparah dengan gaya hidup yang kurang aktif.
Dr. Richard juga mengkritisi tren dalam industri makanan yang tidak lagi mengukur kadar gula dalam produknya. Akibatnya, asupan gula dan karbohidrat masyarakat semakin meningkat.
"Sayangnya gula itu sangat adiktif efeknya. Gula itu punya efek membuat orang enjoy, bahagia, jadi memang makin banyak gulanya, biasanya makin laku makanannya," jelasnya.
Tantangan dalam Mengubah Pola Makan
Masyarakat Indonesia cenderung makan dalam porsi berlebihan, sehingga mengonsumsi makanan sehat sekalipun dalam jumlah banyak tetap berisiko menyebabkan diabetes. Peredaran karbohidrat sederhana yang meluas di masyarakat membuat sulit bagi penderita diabetes untuk menemukan makanan yang sehat.
"Susah buat nyari makanan yang sehat dan kadang-kadang yang bertepung-tepung itu justru enak," kata dr. Richard.
Dr. Richard memberikan gambaran tentang porsi nasi yang ideal.
"Normalnya seseorang dengan berat badan 50-60 kilogram, rata-rata berat badan orang Indonesia, butuh asupan nasi paling banyak 200 sampai 300 gram sehari. Itu satu mangkok nasi kecil mangkok Jepangnya, 200 gram itu. Satu hari normalnya segitu, bukan pagi, siang, sore, bukan!" jelasnya.
Namun, kenyataannya, kebiasaan makan nasi tiga kali sehari sudah menjadi pola yang melekat dalam budaya makan masyarakat.
Kombinasi Pola Makan dan Aktivitas Fisik
Pola makan nasi dalam porsi besar memang sudah menjadi kebiasaan turun-temurun. "Sudah dari turun-temurun memang sudah salah," kata dr. Richard. Nasi sebagai makanan pokok memang tidak salah pada zamannya ketika nenek moyang kita bekerja keras di sawah dan ladang. Namun, dengan gaya hidup modern yang lebih banyak duduk dan kurang bergerak, pola makan ini menjadi tidak sehat.
"Zaman dulu itu tidak masalah karena nenek moyang kita pekerja keras habis makan nasi banyak, mereka pergi ke sawah, mereka bertani dan segala macam. Kita enggak, kita tidur rebahan, duduk rebahan, main handphone, tidur," jelas dr. Richard.
Kombinasi pola makan yang salah dan gaya hidup yang tidak aktif inilah yang menyebabkan tingginya angka penderita diabetes di Asia, termasuk Indonesia.