Kebiasaan merokok bikin wanita cepat gemuk
Kebiasaan merokok menurunkan kemampuan wanita untuk mengenali lemak dan gula, hingga akhirnya memicu obesitas.
Selama ini banyak orang yang percaya bahwa kebiasaan merokok membantu mereka menurunkan berat badan. Rokok dipercaya akan membantu menekan selera makan mereka. Namun sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa itu hanya mitos belaka. Kebiasaan merokok justru membuat wanita lebih cepat gemuk.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan merokok akan melemahkan kemampuan seseorang untuk merasakan lemak dan gula. Wanita yang mengalami kelebihan berat badan tak akan bisa mengukur seberapa banyak lemak dan gula yang mereka konsumsi sehingga mereka akan makan lebih banyak kalori tanpa sadar.
Hasil ini diketahui peneliti setelah melakukan pengamatan terhadap beberapa kelompok wanita. Mereka diminta merasakan puding vanilla yang mengandung jumlah lemak dan gula yang berbeda. Wanita tersebut kemudian diminta untuk menilai puding vanilla tersebut.
Wanita berusia 21 sampai 41 tahun itu dibedakan menjadi empat kelompok, antara lain kelompok wanita obesitas perokok, obesitas non-perokok, wanita yang memiliki berat badan ideal namun perokok, dan wanita dengan berat badan ideal yang bukan perokok.
"Dibandingkan dengan tiga kelompok lainnya, perokok yang obesitas lebih sulit merasakan manis dan lemak dalam makanan. Mereka juga merasa kurang puas dengan merasakan puding tersebut," ungkap Dr Yanina Pepino dari Washington University School of Medicine, seperti dilansir oleh Daily Mail (04/04).
Penelitian ini menemukan bahwa kebiasaan merokok akan membuat indera perasa wanita yang obesitas menjadi semakin menurun. Hasilnya, mereka tak bisa merasakan gula dan lemak dalam makanan dan berakhir mengonsumsi lebih banyak kalori.
Penelitian sebelumnya juga mengaitkan kebiasaan merokok dengan konsumsi makanan yang lebih banyak, termasuk makanan berlemak. Hal ini bahkan berlaku pada perokok yang tidak mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
Baca juga:
Ternyata, perokok tidak mampu merasakan rasa pahit!
Ternyata, bau asbak mampu memicu kanker!
Ini alasan kenapa orang sulit berhenti merokok!
Peneliti ungkap alasan baru orang susah berhenti merokok!
Masih banyak PNS langgar peraturan rokok di kantor Jokowi
-
Apa saja bahaya obesitas pada anak? Berikut adalah beberapa bahaya obesitas pada anak yang perlu diwaspadai. Kolesterol Tinggi dan Tekanan Darah Tinggi Anak dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular. Pola makan yang buruk, seperti konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans, dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang mengakibatkan aterosklerosis. Aterosklerosis dapat mempersempit dan mengeras arteri, sehingga membatasi aliran darah ke organ vital dan meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke di kemudian hari.
-
Mengapa obesitas banyak terjadi di wilayah penyangga ibu kota? “Ini mungkin dipicu oleh pendapatan yang makin meningkat, terutama angka obesitas ini banyak dari daerah penyangga, yang lebih tinggi dari Jakarta," katanya
-
Apa perbedaan utama antara overweight dan obesitas? Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan yang penting. Overweight merujuk pada kelebihan berat badan yang disebabkan oleh tingkat lemak tubuh yang lebih tinggi dari yang dianggap sehat untuk tinggi badan seseorang. Sementara itu, obesitas adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelebihan lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
-
Apa saja dampak buruk obesitas bagi bayi? Obesitas pada bayi merupakan masalah serius yang dapat membawa dampak buruk, baik dalam jangka pendek maupun panjang, terhadap kesehatan dan perkembangan mereka.
-
Berapa berat Bumi? Menurut NASA, Massa Bumi berkisar 5,9722×1024 kilogram atau sekitar 13,1 septiliun pon.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas akibat makanan? Cara mengatasinya adalah dengan mengatur pola makan yang seimbang, mengurangi porsi makan, dan memilih makanan yang kaya serat, protein, dan vitamin.