Kelamaan duduk dan nonton TV sebabkan bahaya ini
Tanpa disadari, kebiasaan ini bisa menurunkan kemampuan mobilitasmu.
Berapa jam lamanya kamu menghabiskan waktu untuk duduk dan menonton TV dalam sehari? Jika durasinya hanya berkisar 1-2 jam, maka hal tersebut tak terlalu membahayakan. Namun jika lebih dari 5 jam, maka kesehatanmu bisa terancam.
Menurut penelitian yang dilansir dari boldsky.com, menghabiskan waktu untuk duduk dan menonton Tv dalam waktu lama bisa mengakibatkan masalah kesehatan yang berhubungan dengan mobilitas di kemudian hari. Salah satunya adalah kesulitan untuk berjalan.
Penelitian yang dilakukan di George Washington University ini melibatkan sekelompok manusia paruh baya sehat berusia sekitar 50 hingga 71 tahun. Hasil penelitian menemukan bahwa mereka yang menonton TV 5 jam atau lebih memiliki risiko 65% lebih tinggi untuk mendapatkan cacat mobilitas di kemudian hari dibandingkan dengan mereka yang menonton TV kurang dari 2 jam per hari.
"Duduk dan menonton TV dalam waktu yang lama menjadi salah satu gangguan kesehatan yang paling berbahaya. Sayangnya tak banyak orang yang menyadarinya. Kebiasaan ini cenderung membuat orang malas untuk menggerakkan tubuhnya," ungkap Profesor Loretta DiPietro, peneliti dari universitas ini.
"Seiring bertambahnya usia, saat kamu semakin sedikit menggunakan otot kaki, maka akan semakin buruk ukuran dan kualitasnya. Akibatnya gerak tubuh pun bisa menurun. Apalagi jika kamu cenderung menambahi dengan melakukan pola hidup tak sehat seperti kurang olahraga dan banyak konsumsi makanan cepat saji."
Baca juga:
Makanan dan minuman yang sebaiknya tidak dikonsumsi saat sedang haus
Saat warna-warni lidah tunjukkan keadaan kesehatanmu yang sebenarnya
6 Gangguan kesehatan ini umum didera mereka yang jadi pekerja kantoran
5 Alasan untuk tidak menganggap enteng dari munculnya uban di usia dini
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.