Kembang kol bisa mencegah 5 jenis kanker!
Kembang kol ternyata tak hanya menyimpan vitamin dan antioksidan, namun juga bisa mencegah kanker!
Kembang kol adalah salah satu sayuran yang tak asing bagi masyarakat Indonesia. Seperti halnya sayuran lain, kembang kol juga mengandung banyak vitamin dan antioksidan yang baik untuk kesehatan. Namun tak banyak yang mengetahui bahwa kembang kol juga memiliki kemampuan untuk mencegah kanker.
Antioksidan dan vitamin B yang ada dalam kembang kol diketahui bisa mencegah penyakit kardiovaskular dan kanker. Tak tanggung-tanggung, ada lima jenis kanker yang bisa dicegah dengan mengonsumsi kembang kol. Kanker apa saja? Ini dia daftarnya, seperti dilansir oleh Health Me Up (19/03).
1. Kanker usus
Kembang kol adalah sumber serat yang baik. Serat di dalamnya akan membantu melancarkan dan menyehatkan pencernaan karena di dalamnya terdapat glucoraphin. Glucoraphin akan melindungi lapisan perut dan menurunkan risiko kanker, serta berbagai macam penyakit lambung dan usus.
2. Kanker prostat
Kembang kol membantu mengurangi dan mencegah peradangan serta melancarkan aliran darah, terutama di bagian prostat. Kembang kol juga kaya antioksidan yang bisa mencegah radikal bebas penyebab kanker.
3. Kanker payudara
Kembang kol mengandung zat kimia alami seperti sulforaphane dan indole-3-carbinol. Zat tersebut sangat penting untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, terutama pada sel kanker payudara.
4. Kanker serviks
Kembang kol bisa menurunkan risiko kanker serviks dengan kombinasi zat kimia alami, antioksidan, serta vitamin C yang ada di dalamnya. Kembang kol juga terbukti merupakan sayuran yang menyehatkan untuk wanita, terutama untuk mencegah kanker.
5. Kanker ovarium
Kanker ovarium biasanya tak menunjukkan gejala yang jelas di awalnya. Namun kanker jenis tersebut bisa dicegah dengan mengonsumsi kembang kol. Kanker ovarium biasanya lebih tinggi pada wanita yang tak memiliki anak, memiliki kanker usus dan kanker payudara, menggunakan pil KB, atau terapi hormon.
Itulah beberapa jenis kanker yang bisa dicegah dengan mengonsumsi kembang kol. Jangan ragu lagi untuk menambahkan kembang kol dalam masakan Anda dan lindungi tubuh dari kanker!
Baca juga:
7 Alasan untuk lebih rajin makan kubis
Ketahui 6 fakta menarik yang tersimpan di dalam wortel
Ketahui 5 hal ini sebelum menjadi pecinta jus!
Doyan makan kangkung? Ini 7 manfaat kesehatan di dalamnya
Sembuhkan tubuh dengan kombinasi 7 jus sayuran unik ini
Jaga nutrisi sayuran dengan 4 cara memasak sehat ini
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, menghindari rokok dan minuman beralkohol, melakukan deteksi dini, melakukan vaksinasi, dan mengurangi paparan sinar matahari.
-
Bagaimana cara mencegah kanker pankreas? Perlu diketahui, kanker pankreas merupakan salah satu jenis kanker yang memiliki tingkat kematian yang tinggi. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah risiko terkena kanker pankreas, yaitu sebagai berikut:• Makan makanan yang mengandung serat dan antioksidan. Serat dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan, mengurangi peradangan, dan memperlambat pertumbuhan sel kanker. Antioksidan, seperti vitamin C dan E, dapat melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel pankreas.• Hindari makanan tinggi kolesterol. Kolesterol yang tinggi dalam tubuh dapat meningkatkan risiko terkena kanker pankreas. Makanan yang tinggi kolesterol biasanya adalah makanan berlemak, seperti makanan cepat saji, makanan olahan, serta makanan berminyak. • Mengurangi atau berhenti minuman beralkohol. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan sel-sel pankreas dan meningkatkan risiko terkena kanker. • Menghindari kebiasaan merokok. Merokok diketahui merupakan salah satu penyebab utama kanker pankreas. Oleh karena itu, berhenti merokok sangat penting dalam mencegah kanker pankreas.• Olahraga Olahraga secara teratur dapat membantu menjaga berat badan ideal, mengurangi peradangan, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
-
Bagaimana cara mengobati kanker sarkoma? Pengobatan untuk sarkoma jaringan lunak dapat meliputi kemoterapi, terapi radiasi, terapi target, dan pembedahan.
-
Bagaimana cara mencegah kanker usus? Cara mencegah kanker usus adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan melakukan pemeriksaan usus secara berkala. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kanker usus: Perbanyak konsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Makanan-makanan ini kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang bisa membantu melindungi usus dari kerusakan sel dan peradangan. Serat juga bisa membantu membersihkan usus dari sisa makanan yang bisa menjadi sumber toksin.Batasi konsumsi daging merah, daging olahan, dan makanan yang dibakar. Makanan-makanan ini mengandung zat karsinogenik, yaitu zat yang bisa merusak DNA sel dan menyebabkan kanker. Daging merah juga bisa meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh, yang bisa merangsang pertumbuhan sel kanker. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol. Rokok dan alkohol juga mengandung zat karsinogenik yang bisa meningkatkan risiko kanker usus. Alkohol juga bisa mengganggu penyerapan folat, yaitu vitamin yang penting untuk menjaga kesehatan sel.Berolahraga secara rutin. Olahraga bisa membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan metabolisme, dan mengurangi peradangan di usus. Olahraga juga bisa merangsang gerakan usus, sehingga mencegah penumpukan sisa makanan di usus. Jalani skrining kanker usus secara berkala. Skrining kanker usus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya polip atau tumor di usus besar.Polip adalah benjolan yang bisa menjadi kanker jika tidak diangkat. Skrining kanker usus bisa dilakukan dengan kolonoskopi, sigmoidoskopi, tes darah samar, atau tes DNA tinja.
-
Sayuran apa saja yang dapat membantu mencegah kanker? Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi beberapa jenis sayuran untuk mencegah kanker yang perlu Anda konsumsi rutin.
-
Apa manfaat utama kemoterapi bagi pasien kanker? Kemoterapi memberikan manfaat yang signifikan bagi banyak pasien kanker. Setelah menjalani kemoterapi, mayoritas pasien menunjukkan respons positif. Ada yang merespons penuh dengan hilangnya tumor sepenuhnya, sementara yang lain merespons secara parsial, di mana diameter tumor berkurang lebih dari 30 persen.