Kenali Gaya Parenting yang Paling Menonjol terhadap Masing-masing Generasi, mana yang Paling Ideal?
Masing-masing generasi memiliki ciri khas tersendiri termasuk dalam gaya parenting atau pengasuhan anak.
Setiap generasi orang tua membawa pengaruh yang signifikan terhadap cara mereka membesarkan anak-anaknya. Dari generasi Baby Boomers hingga Generasi Z, pola asuh yang berkembang sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi, dan budaya pada masa mereka dibesarkan. Meskipun setiap orang tua tentu berusaha untuk memperbaiki cara mereka dibandingkan dengan orang tua mereka sendiri, gaya parenting tetap dipengaruhi oleh tren zaman.
Dilansir dari Parents, dari gaya otoriter hingga lebih terbuka dan empatik, berikut adalah bagaimana pola asuh setiap generasi terlihat, dan bagaimana hal ini berdampak pada anak-anak mereka.
-
Apa pengertian dari parenting? Parenting adalah proses untuk mendidik dan menyelaraskan anak-anak dengan nilai-nilai sosial yang diterima di masyarakat.
-
Bagaimana cara orang tua menerapkan parenting yang baik? Parenting juga dapat membantu menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak untuk berkembang. Proses ini melibatkan penekanan pada komunikasi, disiplin, dan pendidikan yang tepat.
-
Bagaimana cara menjaga keutuhan keluarga? Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga keutuhan keluarga. Memberi perhatian kecil, saling menghormati keputusan satu sama lain dalam keluarga dan sebagainya. Lebih jauh, kata mutiara keluarga bisa membuatmu menyadari bahwa keluarga begitu bermakna.
-
Siapa yang berperan penting dalam menerapkan parenting? Parenting meliputi pemenuhan kebutuhan fisik yaitu makanan dan minuman, dan kebutuhan psikologi seperti kasih sayang, rasa aman, serta sosialisasi dengan masyarakat sekitar agar anak bisa beradaptasi dengan lingkungannya.
-
Kenapa parenting penting bagi perkembangan anak? Parenting adalah cara orang tua dalam mendidik anak. Sebagai fondasi dari perkembangan anak, peran orang tua dalam membimbing, mendidik, dan merawat anak-anak mereka memiliki dampak yang signifikan pada pertumbuhan dan kesejahteraan anak-anak.
-
Apa saja tips parenting yang bisa diterapkan orang tua untuk membesarkan anak laki-laki yang baik? Anak laki-laki bisa dibesarkan dengan baik tanpa terjebak toxic masculinity. Begini tips parenting yang bisa diterapkan orangtua.
Generasi X (Lahir antara 1965 hingga 1980): Kecenderungan Pengasuhan “Helikopter”
Generasi X, yang dibesarkan pada era 70-an dan 80-an, cenderung memiliki pengalaman sebagai anak yang kurang mendapat perhatian orang tua. Banyak dari mereka, yang dikenal dengan sebutan "latchkey kids" (anak-anak yang pulang ke rumah tanpa pengawasan orang tua), merasakan kurangnya pengawasan dan dukungan. Sebagai respons terhadap pengalaman tersebut, mereka berusaha untuk lebih terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. “Gen X dikenal dengan gaya pengasuhan helikopter, yaitu orang tua yang sangat protektif dan ingin terlibat dalam setiap aspek kehidupan anak mereka,” ungkap Holly Schiff, PsyD, seorang psikolog klinis berlisensi.
Mereka seringkali berusaha lebih keras untuk melibatkan diri dalam perkembangan anak-anak mereka, terutama dalam pendidikan dan kegiatan sosial. Namun, gaya pengasuhan ini bukan tanpa konsekuensi. “Meskipun mereka mendukung individualitas anak-anak mereka dan mendorong kebebasan memilih, anak-anak dari orang tua Gen X sering kali kekurangan kemandirian dan ketahanan emosional,” kata Schiff. Ketergantungan yang berlebihan pada pengawasan dapat mempengaruhi kemampuan anak-anak untuk menghadapi tantangan hidup secara mandiri.
Generasi Millenial (Lahir antara 1981 hingga 1996): Pendekatan Empatik dan Fleksibel
Berbeda dengan generasi sebelumnya, orang tua Millenial cenderung mengadopsi pendekatan yang lebih terbuka dan empatik dalam mengasuh anak. Mereka lebih menyadari pentingnya perkembangan emosional anak dan cenderung mendorong pertanyaan-pertanyaan seputar kecerdasan emosional dan pembelajaran diri. "Orang tua Millenial lebih cenderung untuk tidak terikat pada gaya pengasuhan yang kaku dan lebih menghargai pengasuhan positif daripada disiplin otoriter," ujar Dr. Amelia Kelley, seorang terapis dan penulis.
Dampak dari kemajuan teknologi dan media sosial juga sangat berpengaruh pada cara orang tua Millenial membesarkan anak-anak mereka. Mereka cenderung menggunakan teknologi sebagai alat bantu dalam pengasuhan, meskipun mereka berusaha untuk tidak menjadikan anak-anak mereka terlalu tergantung pada layar. "Millenial berusaha menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, yang membuat mereka lebih fleksibel dalam pengasuhan," tambah Schiff. Namun, ini membawa tantangan tersendiri, karena anak-anak di bawah pengasuhan mereka cenderung lebih rentan terhadap kecanduan digital.
Pola asuh Millenial menekankan pada pentingnya membangun harga diri dan identitas anak. “Fokus pada pengembangan diri dan etos kerja menciptakan anak-anak yang sangat sadar akan diri mereka, tetapi untuk beberapa anak, ini bisa menyebabkan kelelahan keputusan dan kebingungan tentang langkah hidup berikutnya,” jelas Dr. Kelley. Generasi ini memiliki lebih banyak kegiatan ekstrakurikuler, dan sering kali mendorong anak-anak mereka untuk berkompetisi dalam dunia yang semakin penuh tekanan.
- 4 Gaya Parenting yang Umum hingga Kontroversial, Ketahui Dampaknya Pada Anak
- 4 Gaya Parenting yang Biasa Diterapkan Orangtua, Ketahui Ciri dan Dampaknya pada Anak
- Mengapa Sindiran ke Anak Bisa Jadi Kesalahan Parenting yang Berdampak Buruk bagi Perkembangan
- 6 Perbedaan Gaya Parenting Milenial dibanding Generasi Terdahulu
Generasi Z (Lahir antara 1997 hingga 2013): Gaya Pengasuhan yang Lebih Lembut dan Fokus pada Kesehatan Mental
Orang tua Generasi Z lebih cenderung mengutamakan kesejahteraan mental dan emosional anak-anak mereka. Menurut Schiff, orang tua Gen Z, yang besar dalam era media sosial, sering kali merasa tertekan untuk mencapai kesempurnaan dalam pengasuhan. “Mereka tumbuh dalam dunia di mana setiap gerakan mereka dikritik dan disorot, sehingga mereka merasa memiliki tekanan besar untuk menjadi orang tua yang sempurna,” jelas Schiff.
Namun, meskipun mereka berusaha menjadi orang tua yang ideal, Generasi Z cenderung lebih peduli pada perkembangan identitas anak dan memberikan kebebasan dalam mengeksplorasi diri. Dr. Kelley menjelaskan bahwa orang tua Gen Z lebih memilih metode pengasuhan yang fleksibel, seperti pendidikan Montessori dan lingkungan belajar yang lebih eksperimental, daripada mengikuti metode pendidikan tradisional yang lebih kaku. Ini menunjukkan pergeseran dari fokus pada etos kerja yang ditekankan oleh orang tua Millenial.
Yang membedakan Generasi Z dari generasi sebelumnya adalah fokus mereka pada kesehatan mental anak-anak. “Orang tua Gen Z sangat memperhatikan kesehatan mental anak-anak mereka dan berusaha untuk menciptakan ruang yang mendukung bagi ekspresi pribadi,” kata Schiff. Sebagai hasilnya, anak-anak dari orang tua Gen Z mungkin memiliki kesejahteraan psikologis yang lebih baik karena mereka dibesarkan dengan pemahaman yang lebih baik tentang perasaan dan emosi mereka.
Meskipun setiap generasi membawa pendekatan yang berbeda dalam pengasuhan, satu hal yang tetap sama adalah keinginan untuk menciptakan anak-anak yang bahagia, sehat, dan sukses. Seiring berjalannya waktu, gaya pengasuhan yang berkembang ini menunjukkan betapa pentingnya adaptasi terhadap tantangan zaman yang terus berubah.