4 Gaya Parenting yang Umum hingga Kontroversial, Ketahui Dampaknya Pada Anak
Pengasuhan yang baik berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan anak, termasuk kepercayaan diri dan prestasi akademis yang mereka capai.
Parenting memainkan peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan anak, seperti perkembangan rasa percaya diri dan prestasi akademis mereka. Oleh karena itu, sangat krusial untuk memastikan bahwa gaya parenting yang diterapkan mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak dengan cara yang sehat. Interaksi dan disiplin diterapkan orangtua memiliki dampak jangka panjang yang akan memengaruhi kehidupan anak. Banyak orang tua yang ingin memahami jenis parenting yang mereka lakukan dan mencari tahu metode mana paling efektif. Meskipun tidak ada satu cara yang benar untuk menjadi orangtua, sejumlah gaya parenting yang umum direkomendasikan oleh para ahli, termasuk American Academy of Pediatrics (AAP), seperti yang diungkapkan dalam parents.com.
Dari yang umum hingga yang kontroversial, terdapat empat jenis gaya parenting yang berpengaruh terhadap anak, beserta dampaknya. Berikut informasi selengkapnya, Selasa (29/10).
-
Apa itu parenting? Parenting adalah proses untuk mendidik dan menyelaraskan anak-anak dengan nilai-nilai sosial yang diterima di masyarakat.
-
Bagaimana overparenting mempengaruhi anak? Meskipun niatnya positif, tindakan ini dapat menghalangi anak untuk belajar mandiri dan mengembangkan keterampilan penting yang diperlukan di masa depan.
-
Apa dampak gaya pengasuhan permisif pada anak? Orangtua yang permisif umumnya tidak mendisiplinkan, menegakkan aturan, menetapkan batasan, atau mengendalikan perilaku anak-anak mereka. Orangtua permisif adalah orangtua yang lunak. Mereka sering hanya turun tangan ketika ada masalah serius. Salah satu mantra yang kerap didengungkan orangtua permisif adalah “Tidak apa-apa, kan masih anak-anak,“. Orangtua permisif juga biasanya tidak konsisten dalam mendisiplinkan anak mereka.
-
Bagaimana pengaruh Strict Parents ke anak? Apabila gaya pengasuhan yang ketat dan responsif atau otoritatif akan menghasilkan kualitas anak yang baik, strict parents dengan gaya penuh tekanan dan tidak responsif atau otoriter justru akan membentuk karakter anak yang rendah diri dan mengalami berbagai masalah dalam mental dan perilakunya.
-
Dimana parenting diterapkan? Parenting meliputi pemenuhan kebutuhan fisik yaitu makanan dan minuman, dan kebutuhan psikologi seperti kasih sayang, rasa aman, serta sosialisasi dengan masyarakat sekitar agar anak bisa beradaptasi dengan lingkungannya.
-
Apa arti "parenting" itu? Parenting adalah Keterampilan Orang Tua Mengasuh Anak, Kenali Dampak dan Tantangannya Orang tua adalah pembimbing dan pendidik pertama bagi anak. Itulah pentingnya ilmu parenting bagi ayah dan ibu.
Gaya Pengasuhan
1. Gaya Parenting Permisif
Orangtua yang menerapkan gaya permisif biasanya bersikap toleran dan hanya terlibat saat ada masalah serius yang muncul. Mereka cenderung lebih memaafkan dan beranggapan bahwa "anak-anak adalah anak-anak". Dalam banyak kasus, orangtua jenis ini lebih berperan sebagai teman dibandingkan sebagai sosok otoritas. Mereka memenuhi kebutuhan anak-anak tanpa banyak menerapkan disiplin. Ketika konsekuensi diterapkan, sering kali hal itu dilakukan secara tidak konsisten. Anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua permisif, karena sering kali memiliki kekuasaan lebih di rumah, terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Akibatnya, mereka mungkin menunjukkan masalah perilaku yang lebih banyak karena kurangnya penghormatan terhadap otoritas dan aturan yang ada. Anak-anak ini cenderung kurang mandiri dan bertanggung jawab, serta menunjukkan sifat impulsif dan agresif, serta mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan.
2. Gaya Parenting Otoritatif
Orangtua yang menggunakan pendekatan otoritatif memberikan anak-anak mereka aturan dan batasan, tetapi juga memberikan kebebasan untuk membuat keputusan sendiri. Dalam gaya pengasuhan ini, orangtua mengakui perasaan anak-anak sambil tetap menegaskan bahwa kontrol ada di tangan orang dewasa. Mereka menggunakan strategi disiplin yang positif, seperti memberikan pujian dan penghargaan, untuk memperkuat perilaku baik. Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya otoritatif cenderung lebih bahagia, percaya diri, dan berhasil dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka lebih mungkin untuk membuat keputusan yang tepat dan mampu menilai risiko dengan baik. Gaya pengasuhan ini sering dikaitkan dengan prestasi akademik yang baik, peningkatan kepercayaan diri, serta ketahanan mental yang lebih baik.
3. Gaya Parenting Lalai
Orangtua yang memiliki gaya pengasuhan lalai cenderung mengabaikan anak-anak mereka, memberikan sedikit bimbingan, perhatian, dan pengasuhan. Mereka tidak menetapkan aturan atau harapan yang jelas, dan sering kali tidak mengetahui aktivitas yang dilakukan anak-anak mereka. Orangtua yang tidak terlibat ini mengharapkan anak-anak untuk mengurus diri sendiri, tanpa banyak menghabiskan waktu dan usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua lalai mengalami dampak negatif yang signifikan, menjadi lebih rentan terhadap perilaku nakal, pemberontakan, serta memiliki kesejahteraan emosional yang rendah.
4. Gaya Parenting Otoriter
Gaya parenting otoriter menekankan pada penerapan aturan yang ketat, kepatuhan, dan disiplin yang tinggi. Orangtua dengan gaya ini memiliki harapan yang sangat tinggi dan tidak ragu untuk memberikan hukuman jika anak-anak mereka melanggar aturan yang telah ditetapkan. Mereka cenderung mengambil alih keputusan dan jarang melibatkan anak-anak dalam proses pengambilan keputusan. Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya otoriter sering kali menunjukkan perilaku baik di rumah, tetapi mungkin memberontak saat bersama teman-teman. Mereka juga sering mengalami kesulitan seperti kurangnya keterampilan sosial, kesulitan berpikir mandiri, rendahnya rasa percaya diri, serta masalah dalam mengelola kemarahan dan kebencian.
Gaya Pengasuhan Kontroversi
Selain pendekatan pengasuhan yang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics (AAP), terdapat berbagai metode lain yang mungkin terdengar aneh atau kuno, namun terbukti efektif bagi beberapa keluarga. Mengutip dari The Herald Times, berikut ini adalah delapan gaya pengasuhan yang dapat Anda pertimbangkan.
1. Menjalani Kehidupan Dewasa
Dalam pendekatan ini, anak-anak diperlakukan seolah-olah mereka adalah orang dewasa. Barang-barang yang berhubungan dengan bayi, seperti stroller dan mainan, dianggap terlalu kekanak-kanakan dan dapat memicu perilaku yang tidak dewasa. Metode ini bertujuan untuk membantu anak-anak menjadi lebih bertanggung jawab dan cerdas dalam mengambil keputusan.
2. Menghadapi Kehidupan yang Menantang
Gaya pengasuhan ini menekankan pada disiplin yang kuat. Orangtua yang menerapkan gaya ini percaya akan pentingnya memberikan hukuman dengan kasih sayang, menetapkan batas waktu tidur yang ketat, dan menerapkan sistem penghargaan. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk memotivasi anak agar bekerja keras, sambil tetap memberikan struktur dalam hidup mereka.
3. Kehidupan yang Selalu Dekat
Anak-anak yang dibesarkan dengan metode ini cenderung memiliki kedekatan yang erat dengan orangtua mereka. Orangtua yang mengadopsi gaya ini percaya pada praktik seperti tidur bersama, menyusui dalam jangka waktu lama, dan menghabiskan waktu berkualitas bersama. Dengan pendekatan ini, anak-anak diberi kebebasan untuk menentukan kapan mereka merasa tidak ingin lagi tidur bersama atau menyusu, meskipun beberapa orangtua mungkin kehilangan sebagian kontrol terhadap kepatuhan anak mereka.
4. Menambahkan Bumbu Kehidupan
Gaya pengasuhan ini dikenal dengan istilah 'mencuci mulut dengan sabun'. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa orangtua menggunakan saus pedas sebagai cara untuk mendidik anak-anak mereka. Meskipun banyak yang menolak metode ini, ada juga yang berpendapat bahwa cara ini efektif untuk menghentikan perilaku negatif seperti amukan, kata-kata kasar, atau pertengkaran.
Gaya Pengasuhan Kontroversi
5. Kehidupan yang Ramping
Gaya hidup ini berfokus pada kesehatan dan kebugaran tubuh. Dalam hal ini, orangtua berperan sebagai ahli gizi yang memberikan pola makan kepada anak-anak yang minim karbohidrat dan gula. Selain itu, anak-anak diharuskan untuk rutin berolahraga dan menghabiskan waktu di luar rumah setiap hari. Keluarga yang aktif secara fisik sering kali melakukan kegiatan bersepeda bersama atau saling memberi dukungan saat berolahraga di lapangan.
6. Hidup tanpa Popok
Gaya hidup ini dikenal dengan istilah 'komunikasi eliminasi', yang mengedepankan pemahaman akan sinyal tubuh anak. Dalam pendekatan ini, orangtua memilih untuk tidak menggunakan popok dan mulai mengenalkan toilet kepada bayi sejak dini. Dengan memahami sinyal dari tubuh bayi, orangtua dapat membantu mengurangi dampak limbah terhadap lingkungan. Namun, tidak semua orangtua memiliki waktu atau kesabaran untuk selalu berada di dekat toilet saat bayi mereka menangis.
7. Gaya Pengumpan Burung
Metode pengasuhan ini terkait erat dengan cara burung memberi makan anak-anaknya. Beberapa orangtua mengonsumsi makanan biasa dan mengunyahnya hingga halus sebelum memberikannya kepada anak. Jika bayi terbiasa dengan cara ini sejak kecil, mereka akan lebih peka saat orangtua memasukkan makanan ke mulutnya. Namun, metode ini mungkin kurang praktis untuk diterapkan di tempat umum.
8. Gaya hHdup Model
Orangtua yang mengadopsi gaya hidup ini biasanya berusaha keras untuk mendapatkan foto yang sempurna. Banyak ibu atau penata gaya yang memanfaatkan bayi mereka sebagai objek foto. Mereka rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendandani bayi, mengambil foto, dan berusaha agar hasilnya terlihat alami dan sempurna.