4 Kesalahan yang Kerap Dilakukan Orangtua dalam Pengasuhan dan Bisa Berdampak pada Anak
Sejumlah gaya parenting atau pengasuhan bisa memberi dampak negatif pada perkembangan anak.
4 Kesalahan yang Kerap Dilakukan Orangtua dalam Pengasuhan dan Bisa Berdampak pada Anak
Orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak-anak. Pengalaman awal dalam kehidupan sangat memengaruhi bagaimana anak-anak tumbuh dan berkembang.
Pengasuhan yang diterapkan oleh orangtua bisa berdampak besar pada perkembangan anak. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami perilaku pengasuhan yang dapat berdampak baik atau buruk pada anak-anak.Dilansir dari Psychology Today, Ronald E. Riggio, Ph.D., profesor bidang psikologi organisasi dan kepemimpinan dari Claremont McKenna College menjelaskan berbagai kesalahan yang rentan dilakukan orangtua. Berikut adalah empat kesalahan yang kerap dilakukan oleh orangtua dalam pengasuhan dan dapat berdampak negatif pada anak-anak:
Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter ditandai dengan penerapan aturan yang sangat ketat dan pengendalian yang berlebihan terhadap anak-anak. Namun, yang paling merugikan adalah penggunaan hukuman dalam pola asuh ini.
-
Siapa yang biasanya melakukan kesalahan parenting? Sayangnya, upaya orangtua untuk membesarkan anak ini kadang tak berjalan lancar.
-
Apa kesalahan parenting yang bisa menghambat perkembangan anak? Melibatkan Anak pada Terlalu Banyak Kegiatan Meski kegiatan-kegiatan ini baik untuk perkembangan anak, terlalu banyak aktivitas bisa mengganggu pola tidur anak dan kesehatan mental mereka.
-
Bagaimana orang tua bisa hindari kesalahan parenting? Fokuslah pada minat dan kegiatan yang diminati oleh anak Anda, meskipun tidak selalu Anda pahami sepenuhnya. Ini bisa membuka jalur komunikasi baru dan memperkuat hubungan antara orang tua dan anak.
-
Apa kesalahan parenting yang memperburuk agresivitas anak? Hukuman yang keras dapat membuat anak merasa takut, cemas, dan semakin marah, sehingga mendorong mereka untuk berperilaku lebih agresif.
-
Apa kesalahan parenting yang bisa turunkan kecerdasan anak? Sikap yang Terlalu Keras dan Kasar Orangtua yang kerap marah atau bersikap otoriter terhadap anak-anak mereka sering kali menciptakan suasana yang tidak mendukung bagi perkembangan si kecil.
-
Bagaimana orang tua membantu anak belajar dari kesalahan? Orangtua dapat membantu anak-anak dalam mencari cara yang konstruktif untuk mendekati kesalahan mereka dengan memodelkan perilaku ini.
Mereka justru belajar "menghindari perilaku buruk" dan ini dapat menghasilkan kemarahan dan perasaan benci. Penting untuk diingat bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua otoriter seringkali menjadi orang tua yang otoriter pula di kemudian hari, sehingga pola negatif ini dapat berlanjut ke generasi berikutnya.
Pola Asuh "Helikopter"
Orang tua yang disebut melakukan "helicopter parenting" sangat memantau perilaku anak-anak mereka dan selalu ada untuk mengambil keputusan atas nama mereka. Mereka terlalu protektif dan cenderung "terlalu mendampingi" anak-anak, sehingga anak-anak tidak memiliki kesempatan untuk membuat keputusan dan bertindak mandiri.
Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh "helikopter" dapat merugikan potensi kepemimpinan anak-anak dan menyebabkan harga diri rendah serta kecenderungan untuk menghambat inisiatif mereka dan bergantung pada orang tua untuk arahan.
Pola Asuh yang Tidak Tegas
Orang tua yang menerapkan pola asuh "segalanya boleh" dapat berkisar dari orang tua yang acuh hingga yang terlalu memanjakan anak-anak mereka.
Orang tua yang acuh mungkin membiarkan permainan video dan TV menggantikan peran pengasuh, yang berujung pada anak-anak yang sulit mengikuti aturan karena tidak ada aturan yang jelas. Di sisi lain, anak-anak yang dimanjakan oleh orang tua yang tidak pernah mengatakan "tidak" seringkali mengembangkan kurangnya kontrol diri dan rasa berhak. Saat mereka dewasa, hubungan mereka dengan orang lain cenderung menjadi tidak seimbang, di mana mereka hanya mengambil tanpa memberikan.
Pola Asuh yang Tidak Konsisten
Orang tua yang tidak konsisten dalam pola asuh mereka mengirimkan sinyal ganda pada anak-anak mereka. Kadang mereka responsif dan hangat, tetapi kadang dingin dan tidak peka.
Hal ini dapat menyebabkan perasaan tidak aman dan kecemasan yang berlebihan pada anak-anak, yang mungkin berlanjut hingga mereka dewasa. Anak-anak dari orang tua yang tidak konsisten seringkali menunjukkan pola yang sama dalam hubungan interpersonal mereka saat dewasa, di mana mereka bersikap hangat dan dingin secara bergantian.
Pola Asuh Apa yang Terbaik?
Pola asuh yang dianggap sebagai yang terbaik adalah "pola asuh otoritatif." Orang tua otoritatif mendorong kemandirian anak-anak tetapi juga menetapkan batasan yang jelas.
Mereka memberlakukan disiplin, tetapi dengan cara yang mendukung dan bukan bersifat punitif. Seiring berjalannya waktu, orang tua otoritatif memberikan otonomi yang semakin besar kepada anak-anak mereka, yang akhirnya menghasilkan kontrol diri, rasa mandiri, dan keterampilan sosial yang sehat.