Kenali Perbedaan antara Psikopat dan Sosiopat yang Bisa Diidap Seseorang
Psikopat dan sosiopat merupakan gangguan pribadi yang bisa dialami seseorang dan perlu diperhatikan perbedaannya.
Kenali Perbedaan antara Psikopat dan Sosiopat yang Bisa Diidap Seseorang
Seringkali kita mendengar istilah "psikopat" atau "sosiopat" digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mungkin memiliki perilaku antisosial. Tetapi apa sebenarnya perbedaan antara keduanya?
Walau sering digunakan, namun seperti dilansir dari Web MD, pada dasarnya kedua hal ini tidak digunakan oleh dokter sebagai suatu diagnosis kesehatan. Secara medis, istilah yang digunakan untuk menjelaskan masalah ini adalah gangguan kepribadian antisosial.Pakar kejiwaan percaya bahwa psikopat dan sosiopat memiliki hal dan sifat yang serupa. Keduanya sama-sama bisa membuat seseorang kesulitan membedakan antara yang baik dan buruk. Mereka juga kesulitan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain.
Walau memiliki sejumlah kesamaan, namun tetap terdapat perbedaan dari kedua hal ini. Salah satu hal utama yang membedakan keduanya adalah terkait ada tidaknya kesadaran ketika melakukan suatu perbuatan.
Perbedaan Sosiopat dan Psikopat
Salah satu hal penting yang membedakan antara psikopat dan sosiopat adalah terkait adalah kesadaran yang dimiliki. L. Michael Tompkins, EdD psikolog dari Sacramento County Mental Health Treatment Center mengungkap bahwa hal ini merupakan rasa yang muncul dan mengingatkan dari dalam diri ketika seseorang melakukan hal yang salah.
-
Mengapa mental health penting? Kesehatan mental sangat penting karena memengaruhi cara seseorang menangani stres, hubungan interpersonal, dan pengambilan keputusan. Pentingnya kesehatan mental tidak bisa diabaikan karena berdampak langsung pada kualitas hidup seseorang.
-
Apa itu mental health? Mental health adalah istilah bahasa Inggris yang berarti kesehatan mental. Ini merujuk kepada kondisi kesehatan mental atau pikiran yang dimiliki seseorang. Layaknya fisik, kesehatan mental juga perlu dijaga untuk meningkatkan kualitas hidup.
-
Bagaimana caranya untuk menjaga kesehatan mental? Mari kita berjanji pada diri sendiri bahwa kita tidak akan pernah menganggap enteng kesehatan mental.
-
Gimana cara menjaga kesehatan mental? Untuk menjaga kesehatan mental sehari-hari, dibutuhkan komitmen untuk menerapkan kebiasaan baik dalam hidup. Mulai dari olahraga, konsumsi makanan sehat, kelola kebutuhan tidur, hingga praktikkan rasa syukur.
-
Mengapa kesehatan mental sangat penting? Sebab, kesehatan mental merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan pada setiap manusia. Sejatinya, kesehatan mental sama pentingnya dengan kondisi jasmani seseorang.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan mental? Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga mental health adalah sebagai berikut. Pertama, olahraga secara teratur dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan mood. Selain itu, konsumsi makanan sehat juga sangat penting untuk kesehatan mental. Mengonsumsi makanan bergizi dapat mendukung kesehatan otak dan mood yang stabil. Manajemen tidur juga perlu diperhatikan, dengan mencoba untuk tidur yang cukup setiap malam. Praktik syukur juga dapat membantu menjaga kesehatan mental, dengan menghargai hal-hal positif dalam hidup. Aktivitas santai seperti meditasi atau yoga juga sangat berguna, karena dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan ketenangan batin. Terakhir, tetap terhubung dengan teman atau keluarga juga sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Interaksi sosial dapat memberikan dukungan emosional dan mengurangi rasa kesepian.
Sedangkan pada sosiopat, kesadaran ini masih ada di dalam diri mereka walau sangat lemah. Ketika melakukan hal buruk, dia tahu bahwa hal yang dilakukannya itu salah namun hal tersebut tak menghentikan perbuatannya.
Baik psikopat maupun sosiopat sama-sama tidak memiliki empati. Namun, Aaron Kipnis, PhD mengungkap bahwa psikopat memiliki rasa empati yang lebih rendah dibanding orang lain. Seseorang dengan kondisi ini cenderung melihat orang lain hanya sebagai obyek untuk mendapat keuntungan bagi dirinya sendiri.
Psikopat dan Sosiopat Tak Selalu Berhubungan dengan Kejahatan
Selama ini, karena sejumlah cerita baik di TV atau buku, psikopat atau sosiopat selalu dihubungkan dengan orang jahat berdarah dingin ketika melakukannya. Walau seseorang dengan kepribadian antisosial bisa berbuat kasar, namun pada kenyatannya sebagian besar tidak.
Mereka hanya melakukan manipulasi serta berperilaku buruk untuk mendapatkan hal yang diinginkan.
"Pada kasus terburuk, mereka bisa jadi pembunuh perhitungan dan berdarah dingin," terang Kipnis.
Namun pada beberapa orang, kondisi ini tidak berujung pada kejahatan. Kipnis menjelaskan bahwa hal ini bisa membantu seseorang meraih posisi dan jabatan tinggi walau harus menyakiti orang lain untuk memperolehnya.
Psikopat Cenderung Dingin, Sosiopat Cederung Pemarah
Seorang psikopat bakal sangat sulit untuk diidentifikasi. Mereka cenderung cerdas, mempesona, dan pintar menirukan emosi. Bisa saja mereka tampak peduli dan tertarik pada orang lain walau kenyataannya tidak.
Sementara itu, sosiopat tidak bisa berpura-pura dengan emosi mereka. Dalam kondisi ini, seseorang bakal menunjukkan ketika mereka tidak tertarik dengan orang lain. Mereka bahkan akan menyalahkan orang lain dan beralasan terkait kepribadian mereka ini.
Beberapa pakar menyebut sosiopat berkepala panas dan pemarah karena bertindak tanpa memikirkan perasaan orang lain. Sedangkan psikopat cenderung dingin dan penuh perhitungan dengan hasil yang mereka inginkan.
Perbedaan di Dalam Otak
Sebuah penelitian mengungkap bahwa otak seorang psikopat berbeda dari orang lain. Terdapat perbedaan fisik di dalam otak yang membuatnya sulit untuk memahami perasaan dan masalah orang lain.
- Penjelasan Pemkab soal Penyebab Patahnya Tangan pada Patung Tugu Kartini di Jepara
- Ibu di Garut Tuduh Sejumlah Siswa SMP Cabuli Putrinya, Pelaku Ternyata Suami Sendiri
- Ngeri, Prajurit Kowal TNI Ucapkan Selamat Naik Pangkat ke Perwira & Tamtama dari Ketinggian 4 Ribu Kaki
- Sebelum Mendaftar, Ketahui Perbedaan Gaji PNS dan PPPK
Kipnis mengatakan bahwa hal ini bisa membuat seorang psikopat tidak merasa ketakutan dan melakukan perilaku yang membahayakan.
"Mereka tak takut dengan konsekuensi dari perbuatan mereka," terangnya.
Kedua gangguan kepribadian antisosial, baik psikopat maupun sosiopat, tidak selalu dapat didiagnosis dengan mudah. Diagnosis yang tepat memerlukan evaluasi oleh seorang profesional kesehatan mental yang berpengalaman. Terlepas dari diagnosis, perawatan mungkin melibatkan terapi kognitif perilaku, terapi bicara, atau terapi obat-obatan.