Kenali Tahapan Perkembangan Emosi Anak dari Usia Bayi Hingga 12 Tahun
Anggia Hapsari, dokter spesialis kedokteran jiwa konsultan psikiatri anak dan remaja mengatakan bahwa kemampuan anak untuk bereaksi secara emosional, sebenarnya sudah ada sejak dia baru lahir seperti menangis, tersenyum, dan frustasi.
Seorang anak memiliki beragam perasaan dan emosi yang mereka rasakan. Seiring dengan perkembangan anak, mereka bakal memiliki karakteristik sifat dan emosi yang khas.
Anggia Hapsari, dokter spesialis kedokteran jiwa konsultan psikiatri anak dan remaja mengatakan bahwa kemampuan anak untuk bereaksi secara emosional, sebenarnya sudah ada sejak dia baru lahir seperti menangis, tersenyum, dan frustasi.
-
Kenapa penting menjaga kesehatan mental anak sejak dini? Pentingnya menjaga kesehatan mental anak karena kesehatan mental juga berpengaruh pada kesehatan fisik.
-
Kenapa belajar dari kesalahan penting untuk anak muda? Belajar dari kesalahan termasuk proses pendewasaan yang perlu dilakukan setiap orang. Bukan tanpa alasan, belajar dari kesalahan dapat memberikan berbagai manfaat bagi perkembangan diri, yaitu sebagai berikut:• Pengembangan Kemampuan Problem Solving: Kesalahan memberikan peluang untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi. Melalui pengalaman, kita belajar untuk mengatasi kesalahan dan menemukan cara yang lebih baik untuk menangani situasi serupa di masa depan.
-
Mengapa kesehatan mental sangat penting? Sebab, kesehatan mental merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan pada setiap manusia. Sejatinya, kesehatan mental sama pentingnya dengan kondisi jasmani seseorang.
-
Apa masalah kesehatan serius yang banyak dihadapi anak-anak Indonesia? Dokter spesialis anak divisi endokronologi dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 merupakan masalah serius yang paling umum dihadapi anak-anak Indonesia.
-
Bagaimana cara mencegah keterbelakangan mental pada anak? Penyebab tertentu dari keterbelakangan mental dapat dicegah. Penyebab yang paling umum adalah fetal alcohol syndrom. Oleh karena itu, wanita hamil tidak boleh minum alkohol. Mendapatkan perawatan prenatal yang tepat, vitamin prenatal, dan vaksinasi terhadap penyakit menular tertentu juga dapat menurunkan risiko anak lahir dengan keterbelakangan mental.
-
Kenapa banyak anak muda yang mengalami gangguan kesehatan mental? Kondisi kesehatan mental punya dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak muda. Beragam faktor bisa menjadi pemicunya. Mulai dari pengaruh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, persoalan sosial, ekonomi, hingga budaya.
Dia menjelaskan bahwa beberapa peneliti yakin bahwa beberapa pekan setelah dilahirkan, bayi sudah bisa memperlihatkan berbagai macam ekspresi mulai dari semua emosi dasar seperti kebahagiaan, perhatian, heran, takut, marah, sedih, dan bosan sesuai situasinya.
Anggia mengatakan bahwa anak biasanya belum memiliki kosakata untuk mengemukakan perasaan mereka.
"Sehingga mereka mengomunikasikan perasaan mereka dengan cara-cara lain. Terkadang anak-anak dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui perilaku yang tidak tepat dan menimbulkan masalah," kata dokter di Rumah Sakit Pondok Indah-Bintaro Jaya ini.
Melewati Masa Bayi
Menurut Anggia, pada semua usia, kuatnya emosi positif merupakan dasar untuk penyesuaian yang baik.
"Bayi yang mengalami lebih banyak emosi senang meletakkan dasar-dasar untuk penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik, juga untuk pola-pola perilaku yang akan menimbulkan kebahagiaan," ujarnya.
Anggia melanjutkan, kira-kira usia dua hingga enam tahun, anak sudah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan dengan orang lain.
Di sini, anak pra-sekolah sudah bisa merasakan cinta dan memiliki kemampuan untuk menjadi anak yang penuh kasih sayang, merasakan kesedihan pada anak lain, hingga mulai merasa bersimpati dan ingin menolong.
"Anak-anak pra-sekolah baru dapat mengekspresikan satu emosi pada satu waktu dan belum dapat memadukan emosi atau perasaan dari hal-hal yang membingungkan," katanya.
Mencapai Usia 12 Tahun
Di usia sekolah atau enam sampai 12 tahun, kemampuan kognitif anak mulai berkembang. Mereka sudah mampu untuk mengekspresikan emosinya dengan lebih bervariasi.
"Dan terkadang dapat mengekspresikan secara bersamaan dua bentuk emosi yang berbeda, bahkan bertolak belakang," kata Anggia.
Sehingga pada tahap ini, anak mulai tahu kapan harus mengontrol ekspresi emosi, sebagamana mereka menguasai keterampilan regulasi perilaku, yang memungkinkan mereka menyembunyikan emosinya menggunakan cara yang sesuai dengan aturan sosial.
Barulah pada usia 12 tahun ke atas, anak sudah mampu menganalisis dan mengevaluasi cara mereka merasakan atau memikirkan sesuatu.
"Begitu juga terhadap orang lain, anak yang hampir memasuki masa remaja ini sudah dapat merasakan bentuk empati yang lebih dalam," Anggia menjelaskan.
"Perbedaan dalam perkembangan emosi membutuhkan perhatian khusus agar anak memiliki kemampuan dalam meregulasi emosi mereka dengan tepat," tandasnya.
Reporter: Giovani Dio Prasasti
Sumber: Liputan6.com