Ketahui Perbedaan antara Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang Jadi Penyebab DBD
Memahami perbedaan antara dua jenis nyamuk demam berdarah merupakan langkah penting dalam pencegahan.
Memahami perbedaan antara dua jenis nyamuk demam berdarah merupakan langkah penting dalam pencegahan.
-
Kenapa nyamuk menghisap darah? Jawaban: Karena tidak punya uang untuk menghisap rokok.
-
Apa yang dimaksud dengan DBD? Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi karena sudah kebal terhadap virus dengue.
-
Mengapa nyamuk begitu mematikan? Nyamuk berperan sebagai vektor bagi berbagai penyakit yang berpotensi fatal bagi manusia, seperti malaria, demam berdarah, serta virus West Nile dan Zika.
-
Kapan kasus DBD biasanya meningkat? Tren peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu terjadi di musim hujan, dan penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
-
Di mana DBD menjadi masalah utama? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
Ketahui Perbedaan antara Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang Jadi Penyebab DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Memahami perbedaan antara kedua jenis nyamuk ini sangat penting untuk upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran DBD.
Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Octoviana Carolina, M.KM, mengungkapkan perbedaan utama antara nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang menjadi penyebab DBD, terutama terkait dengan habitat dan kebiasaan mereka.
"Aedes aegypti itu lebih suka air bersih di dalam ruangan atau yang tidak terkena paparan matahari langsung, sedangkan Aedes albopictus lebih sering ditemukan di luar ruangan di air bersih," kata Octoviana beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Nyamuk Aedes aegypti diketahui senang dengan tempat yang lembab untuk bersarang dan bertelur. Mereka sering ditemukan di dalam rumah, terutama di tempat-tempat seperti bak mandi, talang air, dan vas bunga. Selain itu, nyamuk ini juga dapat bersembunyi di kolong tempat tidur atau ruangan lain yang minim cahaya.
Sebaliknya, Aedes albopictus lebih menyukai lingkungan luar ruangan. Nyamuk ini sering ditemukan di area kebun atau pinggir hutan, dekat dengan tempat mencari makan. Ketika berada dalam tahap telur, larva, dan pupa, Aedes albopictus hidup di air yang tidak terkena sinar matahari langsung.
Kedua jenis nyamuk ini memiliki kemampuan yang sama untuk menularkan virus dengue kepada manusia melalui gigitan mereka. Oleh karena itu, pencegahan infeksi memerlukan langkah-langkah untuk menghindari gigitan nyamuk dan mengurangi populasi nyamuk melalui pemberantasan sarang.
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) biasa disebut dengan 3M Plus, dengan menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk yang membawa virus DBD pada manusia.
Selain 3M, terdapat pula poin Plus yang bisa mereduksi penyebaran nyamuk DBD antara lain, menanam tanaman pengusir nyamuk (bunga geranium, jeruk, dan lain-lain), membersihkan tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air secara rutin, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk.
Mengenali gejala DBD sangat penting untuk mendapatkan penanganan medis segera. Dr. Octoviana menjelaskan bahwa gejala utama DBD meliputi demam tinggi, sakit kepala, dan pusing. Selain itu, gejala lain yang perlu diwaspadai adalah pendarahan seperti mimisan dan munculnya bercak-bercak pada lengan.
Apabila merasakan atau menemukan orang di sekitar kita mengalami gejala tersebut, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk bisa mendapatkan diagnosa dan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan.