Ketakutan Tak Berdasar pada MSG dan Manfaat Sebenarnya dari Serbuk Micin Ini
MSG atau micin kerap dituding sebagai biang kerok dari sejumlah masalah kesehatan. Namun, fakta sebenarnya tidak semenakutkan itu.
Monosodium glutamat (MSG) atau dikenal juga sebagai micin di Indonesia, sering kali mendapat stigma buruk dari masyarakat. Banyak orang yang percaya bahwa MSG bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari sakit kepala hingga kerusakan otak. Namun, banyak penelitian terbaru yang justru menyanggah ketakutan ini dan menunjukkan bahwa konsumsi MSG dalam batas wajar sebenarnya aman, bahkan bisa memberikan manfaat bagi pengalaman makan kita.
Ketakutan terhadap MSG dimulai pada akhir tahun 1960-an, ketika sebuah surat kepada The New England Journal of Medicine mencatat fenomena "Chinese Restaurant Syndrome" (sindrom restoran Cina). Penulis surat tersebut melaporkan gejala seperti sakit kepala, leher tegang, dan rasa panas setelah mengonsumsi makanan dari restoran Cina yang menggunakan MSG (Kwok, 1968). Kasus ini memicu reaksi global dan membuat MSG disalahkan sebagai penyebab berbagai gangguan kesehatan.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Mentilin? Mentilin memiliki tubuh yang mungil, panjangnya hanya 12 sampai 15 cm dengan berat 128 gram untuk jantan, sedangkan betina memiliki bobot lebih ringan yakni 117 gram saja. Selain memiliki tubuh yang mungil, Mentilin juga memiliki keunikan yaitu panjang ekornya yang melebih panjang tubuhnya sendiri. Ya, ukurannya bisa 18 sampai 22 cm. Bagian kakinya pun juga lebih panjang dari tubuhnya. Pada bagian jarinya memiliki kuku, akan tetapi bagian jari kedua dan ketiga biasa digunakan untuk merawat tubuhnya yang mungil. Mentilin memiliki bulu berwarna coklat dan juga kekuningan.
-
Mengapa Ketamin sering disalahgunakan? Karena efek psikoaktifnya, ketamin seringkali disalahgunakan sebagai obat rekreasi, yang dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental pengguna.
-
Apa yang dimaksud dengan vaksinasi untuk kucing? Vaksinasi adalah salah satu cara untuk melindungi kucing dari berbagai penyakit menular.
-
Vaksin apa saja yang melindungi kucing dari penyakit berbahaya? Vaksin pada kucing biasanya diberikan melalui suntikan di bawah kulit, dan beberapa juga ada yang diberikan sebagai tetes ke mata atau hidung. Vaksin kucing diberikan untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit menular melalui stimulasi respon imun jika nantinya kucing Anda terkena infeksi.
-
Apa yang dilakukan Mentan untuk membantu petani? Nana menyebutkan petani saat ini menghadapi tantangan yang besar, seperti dampak perubahan iklim. “Kami berikan applause pada beliau (Amran.red) ini. Pada tahun 2023 kemarin, kita menghadapi kekeringan yang cukup lama. Sekarang Pak Menteri bergerak cepat meningkatkan indeks pertanaman dengan program brigade alsintan. Ini merupakan salah satu solusi cepat atas permasalahan yang dihadapi petani.”
-
Bagaimana makanan asin bisa memicu rasa haus? Ketika tubuh mengonsumsi makanan asin, kadar sodium dalam darah meningkat, sehingga menyebabkan rasa haus.
Namun, setelah investigasi yang lebih mendalam, ditemukan bahwa bukti-bukti tersebut sangat lemah. Sebuah laporan dari FDA (Food and Drug Administration) menyatakan bahwa MSG dianggap aman bagi kebanyakan orang bila digunakan sesuai dengan standar (FDA, 1995). Penelitian lebih lanjut juga menemukan bahwa reaksi negatif terhadap MSG, yang kemudian dikenal sebagai "MSG Symptom Complex," hanya dialami oleh sebagian kecil populasi yang sangat sensitif, dan gejalanya pun ringan dan sementara (Walker & Lupien, 2000).
Apa Itu MSG?
MSG merupakan garam dari asam glutamat, yaitu salah satu asam amino yang terdapat secara alami dalam berbagai makanan seperti daging, ikan, susu, tomat, dan keju. Asam glutamat juga diproduksi oleh tubuh manusia, berperan penting dalam fungsi otak sebagai neurotransmiter. MSG ditemukan oleh ilmuwan Jepang, Kikunae Ikeda pada tahun 1908, yang mengisolasi glutamat dari rumput laut kombu dan menyadari bahwa ia memiliki rasa umami, salah satu dari lima rasa dasar (selain manis, asin, asam, dan pahit).
Penggunaan MSG sebagai penyedap rasa sangat umum dalam industri makanan karena mampu meningkatkan cita rasa makanan dengan memberikan sensasi umami. Menariknya, rasa umami yang diberikan MSG juga hadir secara alami dalam makanan yang sering dianggap sehat, seperti tomat dan keju parmesan.
Bukti Ilmiah tentang Keamanan MSG
Seiring dengan meningkatnya kekhawatiran publik tentang MSG, banyak studi ilmiah yang mencoba membuktikan kaitannya dengan kesehatan. Namun, hasil dari penelitian ini secara konsisten menunjukkan bahwa konsumsi MSG dalam jumlah wajar aman.
Dalam sebuah tinjauan penelitian yang dilakukan oleh EFSA (European Food Safety Authority) pada tahun 2017, dinyatakan bahwa MSG aman untuk dikonsumsi, dengan catatan konsumsi tidak boleh melebihi batas harian yang direkomendasikan, yaitu 30 mg per kilogram berat badan. EFSA juga mencatat bahwa tidak ada bukti kuat yang mendukung kaitan MSG dengan penyakit kronis seperti kanker atau gangguan saraf (EFSA, 2017).
Bahkan, WHO (World Health Organization) dan JECFA (Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives) juga telah mengkategorikan MSG sebagai aditif makanan yang aman, dengan catatan bahwa sebagian kecil individu mungkin lebih sensitif terhadapnya, namun ini jarang terjadi.
Manfaat MSG dalam Makanan
MSG tidak hanya aman, tetapi juga memiliki manfaat dalam dunia kuliner. Penambahan MSG dapat membantu meningkatkan rasa makanan tanpa harus menambah jumlah garam yang digunakan. Ini penting mengingat banyak masyarakat modern mengonsumsi terlalu banyak natrium (garam), yang berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi dan masalah kardiovaskular.
Penelitian yang dilakukan oleh He & MacGregor (2009) menunjukkan bahwa penggunaan MSG sebagai pengganti sebagian garam bisa mengurangi konsumsi natrium harian secara signifikan tanpa mengorbankan rasa. Mengingat tingginya angka penyakit kardiovaskular di berbagai negara, termasuk Indonesia, ini bisa menjadi langkah penting dalam upaya kesehatan masyarakat.
Selain itu, MSG juga dapat meningkatkan selera makan bagi kelompok tertentu, seperti orang tua yang mungkin mengalami penurunan selera makan karena faktor usia atau penyakit. Dalam konteks ini, MSG bisa membantu memperkaya rasa makanan tanpa harus menambah beban natrium yang tidak perlu (Bellisle, 1998).
Mengatasi Stigma Terhadap MSG
Meski berbagai penelitian telah membuktikan keamanan MSG, stigma terhadap zat ini masih tetap ada di masyarakat. Banyak restoran dan produsen makanan yang mulai menghindari penggunaan MSG atau secara terang-terangan mencantumkan label "No MSG" untuk menarik konsumen yang masih takut akan dampak negatifnya. Hal ini mungkin terkait dengan kurangnya pemahaman dan penyebaran informasi yang salah.
Untuk mengatasi stigma ini, penting untuk mengedukasi masyarakat mengenai fakta ilmiah tentang MSG. Edukasi tentang keamanan MSG serta manfaatnya dalam mengurangi konsumsi garam bisa membantu masyarakat membuat keputusan yang lebih sehat dan rasional terkait pola makan mereka.